Kisah Nabi Yusuf, Bekal Perjalanan Muslimin
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Apakah keistimewaan kisah Nabi Yusuf? Kisah sebagai manusia biasa. Kisah Nabi Yusuf bekal perjalanan Rasulullah saw dan para Sahabatnya yang diceritakan saat di Mekah untuk menghibur, mencerahkan dan meneguhkan. Memahamkan akan seluruh liku-liku kehidupan, juga solusinya yang natural.
Makar persengkokolan untuk membunuh dan menghancurkan karakter Nabi Yusuf terjadi dua tahap. Saat bersama keluarganya dan di istana. Di Palestina, hidup dalam naungan cinta ayahnya. Namun saudaranya iri dan dengki. Terjadi persengkokolan untuk membunuhnya. Terakhir dimasukkan ke sumur. Di Mesir, di istana, para petinggi istana merekayasa perkara agar Nabi Yusuf bisa masuk penjara. Semua persengkokolan tersebut sukses besar tak ada yang bisa menghalanginya. Oligarki Kekuasaan menindas yang lemah.
Bukankah persengkokolan ini pun terjadi pada Rasulullah saw dan sahabatnya? Di Mekah menghadapi persengkokolan penguasa dan petinggi kafir Quraisy. Dari penyiksaan, pengusiran hingga pembunuhan. Di Madinah, menghadapi persengkokolan Yahudi, Musyrikin, dan Munafikin walaupun sudah dinetralisir dengan piagam Madinah. Rasulullah saw dan para Sahabat sudah paham peta perjalanan ini kisah Nabi Yusuf.
Nabi Yusuf dijauhkan dari orang yang mencintainya dan yang dicintainya. Dalam cinta, ada perlindungan dan kenyamanan. Namun hidup bukan untuk menikmati hal ini. Hidup yang menumbuhkan dan membangun karakter juga kesuksesan adalah yang mengarungi liku-liku dan samudera kehidupan. Agar kelak menjadi sosok yang tangguh danb piawai dalam mengarungi samudera kehidupan.
Nabi Yusuf dipisahkan dari ayahnya, Nabi Yakub. Nabi Yusuf dipisahkan dari adik yang dicintainya, Benyamin. Nabi Yusuf juga tak menyangka saudara yang dicintainya justru berupaya membunuhnya. Rasulullah saw dipisahkan dari ayah, ibu, kakek, dan putra-putri nya, kecuali Fatimah. Yang berusaha membunuhnya justru pamannya, Abu Jahal dan Abu Lahab. Sebab kisah Nabi Yusuf, jiwa Rasulullah saw tak terguncang jiwanya, sebab liku-liku perjalanan seorang Nabi memang seperti itu.
Di dalam sumur dan penjara. Nabi Yusuf terkukung dalam gelapnya sumur dan tembok penjara. Di Mekah, Rasulullah saw diblokade secara sosial pergaulan dan ekonomi. Di Madinah, Rasulullah saw dikepung dari semua penjuru, puncaknya saat perang Khandaq. Kegelapan justru awal episode kehidupan baru yang tak terduga. Dari sumur ke istana. Dari penjara menjadi penasihat raja.
Allah menyiapkan bekal terlebih dahulu. Menyiapkan liku-liku di keluarga, kemudian liku-liku di istana. Persengkokolan jahat di keluarga baru persengkokolan istana. Musim panen dulu baru musim paceklik. Mengkisahkan Nabi Yusuf dulu, barulah Rasulullah saw menjalani liku-liku dakwahnya. Inilah rahmat dari Allah.
0 komentar: