Bangsa Arab Mengabaikan Perjuangan Rakyat Palestina?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Abu Hasan An Nadwi dalam Sirah Nabawiyahnya berkata, "Bangsa Arab mencintai persamaan dan merindukan kebebasan. Laki-lakinya, penyabar dan pemberani, jarang bersedih di masyarakatnya., melindungi, teguh pendirian dalam hidupnya, penuh percaya diri dengan apa yang telah ditentukan untuknya, sekalipun itu sebuah kehidupan yang sulit dan keras."
Dedorus, penulis Yunani, menggambarkan karakter bangsa Arab, "Mereka menentang segala kekuatan yang berusaha menperbudak dan merendahkannya. Kebebasan bagi bangsa Arab adalah lambang terbesar, serta keistimewaan yang membedakan mereka dari yang lainnya." Dengan karakter dasar ini, apakah bangsa Arab berdiam diri terhadap kezaliman disekitarnya? Apakah berdiam diri atas penindasan terhadap rakyat Palestina?
Di era Jahiliyah saja, banyak kebaikan bangsa Arab yang dijaga dan dilanjutkan menjadi syariat Islam. Rasulullah pun menyukai satu perjanjian di era sebelum kenabiannya, yang isinya: di Mekkah tidak boleh ada orang yang dizhalimi baik penduduk Mekkah sendiri maupun pendatang kecuali pasti akan dibantu dan kembalikan haknya dari pihak yang menzhalimi. Lalu orang-orang Quraisy menamai perjanjian itu dengan nama Hilful Fudhul, karena disepakati orang para afadhil (orang-orang yang memiliki keutamaan).
Saat Rasulullah saw di boikot oleh Kafir Quraisy, Bani Hasyim dan Abdul Muthalib yang belum tentu seluruhnya muslim berdiri bersama Rasulullah saw. Mereka rela menjadi bagian yang diboikot. Di sisi lain, sejumlah kaum Quraisy, walaupun masih kafir, pun bereaksi terhadap kezaliman ini. Diantara yang menentang adalah Hisyam bin Amr bin Rabiah, karena boikot merupakan tindakan menzalimi dan jiwa mereka bertentangan dengannya. Banyak juga yang melakukan penyelundupan untuk membantu Rasulullah saw.
Zuhair bin Abi Ummayah juga bereaksi atas pemboikotan ini, dia berkata di hadapan pemuka Quraisy dalam sebuah pertemuan mereka, "Wahai penduduk Mekah, apakah kita akan memakan makanan dan memakai pakaian, sedangkan Bani Hasyim dalam keadaan menderita, tidak boleh mengadakan jual beli dengan kita?" Di masa lalu, saat kemusyrikan masih menyelimuti bangsa Arab pun, mereka melawan kezaliman. Apakah setelah menjadi muslim bangsa Arab tidak peduli dengan sesama muslim di Palestina?
Saat peristiwa Nakba 1948. Ketika penjajah Israel, yang didukung Amerika dan Inggris membantai rakyat Palestina. Demonstrasi besar-besaran terjadi di seluruh jazirah Arab. Mereka mengumpulkan dana dan bersiap menjadi relawan tempur. Padahal saat itu, sebagai besar negara Arab masih dijajah. Mereka menyelundupkan diri masuk ke Palestina. Walaupun sekembalinya ke negrinya mereka dipenjara, disiksa dan dibunuh oleh penguasa boneka penjajah.
Perang Afganistan, sokongan dari bangsa Arab cukup tinggi, dari menjadi bagian mujahidin hingga kucuran dana yang cukup besar. Contohnya, Usamah bin Laden yang menjadi mujahidin sekaligus mengorbankan kekayaan yang cukup besar. Dia dan keluarganya merupakan salah satu orang terkaya dari Arab Saudi.
Amerika menjatuhkan sanksi terhadap 10 anggota dan fasilitator keuangan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza dan sedang berperang melawan Israel. Seperti dilansir AFP, Kamis (19/10/2023), Departemen Keuangan AS dalam pernyataannya menyebut sanksi-sanksi terbaru ini menargetkan individu-individu yang berbasis di Gaza dan beberapa lokasi lainnya, seperti Sudan, Turki, Aljazair dan Qatar.
Penyelidikan keuangan Hamas yang dilakukan Israel menyebut sumbangan kepada badan-badan amal yang terkait dengan kelompok asal Palestina itu telah mengalami peningkatan signifikan selama serangan sejak 7 Oktober.
"Kami melihat peningkatan sebesar 70% dalam dana yang diberikan kepada badan amal yang terkait dengan Hamas," kata Uzi Shaya, mantan perwira tinggi di Mossad, badan intelijen Israel, seperti dikutip CNBC International. Dana ini bersumber dari sejumlah negara.
Senator AS Ted Cruz (R-Texas), pada 30 Oktober 2023, anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat, memperkenalkan Undang-Undang Sanksi Hamas, undang-undang pertama yang menargetkan Hamas secara komprehensif. Undang-undang tersebut akan menjatuhkan sanksi terhadap Hamas, anggota dan afiliasinya, serta negara-negara yang menyediakan dana dan wilayah untuk operasi Hamas.
Penyelidikan Mossad tentang sumber dana perjuangan rakyat Palestina, ragam undang-undang yang diusulkan dan disahkan oleh Senat Amerika untuk menjegal dana dan memberi sanksi kepada penyandang dana untuk rakyat Palestina dan sejumlah bukti sejarah, menunjukkan bahwa bangsa Arab sangat peduli bagi perjuangan rakyat Palestina walau pada level penguasanya lebih cendrung pro Israel dan Amerika karena ikatan perjanjian normalisasi dan bantuan militer.
0 komentar: