basmalah Pictures, Images and Photos
2024 - Our Islamic Story

Choose your Language

Antara Pasukan Thalut dan Pasukan Khaibar Oleh: Nasrulloh Baksolahar Pasukan Thalut terdiri dari Bani Israel yang meminta kepada...

Antara Pasukan Thalut dan Pasukan Khaibar

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Pasukan Thalut terdiri dari Bani Israel yang meminta kepada Nabinya untuk berperang sebab sudah tak kuat lagi dengan penderitaan karena kezaliman penguasa. Namun, mereka berselisih saat Thalut diangkat menjadi pemimpin, padahal itu merupakan sabda Nabinya.

Bukan hanya itu, saat pasukan tersebut diuji dengan sebuah sebuah sungai, sang pemimpin Thalut berkata, "Allah akan menguji kamu dengan satu sungai. Maka barang siapa meminum (airnya), dia bukanlah pengikutku. Dan barang siapa tidak meminumnya, maka dia adalah pengikutku kecuali menciduk seciduk dengan tangan."

Tetapi Bani Israel meminumnya kecuali sebagian kecil dari mereka. Ketika dia (Talut) dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka berkata, "Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya."

Bagaimana dengan pasukan Rasulullah saw yang berhasil membebaskan benteng-benteng Khaibar milik Yahudi? Benteng besar yang dibebaskan sebanyak 5 buah. Benteng kecil berjumlah puluhan. Rasulullah saw menuntaskan pembebasan ini dalam waktu dua bulan. Bagaimana kondisi perbekalan logistiknya?

Dikisahkan, kesusahan dan kelaparan yang menerjang Muslimin sudah sangat parah, sehingga tidak ada jalan  untuk menghilangkan lapar yang akut itu kecuali dengan menyembelih keledai piaran mereka. Namun, pada saat daging keledai telah dimasukkan ke periuk-periuk yang airnya sudah mendidih. Saat daging telah siap disantap. Tiba-tiba, datang larangan Rasulullah saw untuk memakan daging keledai peliharaan.

Apa reaksi para Sahabat? Seluruhnya menumpahkan periuk-periuk tersebut.  Padahal, tidak ada lagi makanan yang dimakan, tak ada lagi sebutir kurma pun yang tersisa. Tak ada yang memprotes, mencabut senjata, atau meninggalkan medan pertempuran.

Pasukan Muslimin sangat teguh dan disiplin dalam mematuhi perintah yang sulit maupun yang mudah, yang disukai maupun yang dibenci. Senantiasa melepaskan dominasi perutnya meskipun berada dipuncak kelaparan dan harus berperang. Itulah ketangguhan mental yang sangat tinggi yang menyebabkan datangnya pertolongan Allah. Bukankah itu karakter rakyat Palestina saat ini?

Kisah Pertempuran Pertama dalam Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar Banyak pertempuran yang dilalui oleh Rasulullah saw, na...

Kisah Pertempuran Pertama dalam Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Banyak pertempuran yang dilalui oleh Rasulullah saw, namun mengapa hanya pertempuran tertentu saja yang dikisahkan dalam Al-Qur'an? Mengapa  bukan pertempuran Rasulullah saw yang dimunculkan dalam Al-Qur'an?

Surat Al-Baqarah merupakan surat ke dua dalam Al-Qur'an, namun mengapa kisah pertempuran pertamanya tentang Thalut yang memimpin pertempuran? Berarti, pertempuran Thalut dan Jalut adalah pondasi kemenangan sebuah pertempuran. Juga, liku-liku awal hingga akhirnya pertempuran di setiap zaman dan generasi.

Kapan pertempuran dimulai? Bani Israel terjebak dengan penderitaan berat yang dialami sebagai momentum dimulainya perang. Sebagai momentum menggelorakan perang. Padahal, kemenangan tidak diukur sini.

Bani Israel terjebak dengan perselisihan tentang siapa yang tepat untuk memimpin pertempuran. Ukurannya, adalah feodalisme dan nepotisme, sehingga mereka lemah sebelum bertempur.

Bani Israel tidak memiliki mental yang tangguh dalam bertempur, sehingga saat diuji dengan air sungai yang seharusnya diminum secukupnya, justru tidak ditaati. Sehingga, terbuai dengan hawa nafsu kesenangan.

Bani Israel terjebak dengan kekuatan musuh yang besar dan kuat, sehingga muncul keraguan lalu meninggalkan medan pertempuran. Lalu, hanya kelompok kecil memiliki mental bertempur.

Oleh sebab itulah, kisah pertempuran Thalut ditutup dengan doa, "Dan ketika mereka maju melawan Jalut dan tentaranya, mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kokohkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir." (Al-Baqarah: 250)

Sebab hanya mental tempurlah yang menyebabkan kemenangan pertempuran.

Menangkap Sinyal Ruh Sirah Nabawiyah Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Pemahaman dan penghayatan sirah Nabawiyah adalah sebuah kemesti...

Menangkap Sinyal Ruh Sirah Nabawiyah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Pemahaman dan penghayatan sirah Nabawiyah adalah sebuah kemestian bagi pembangunan umat. Sebab, di dalamnya terdapat peneguhan hati, memahami kebenaran dan peringatan bagi yang beriman. Mengapa jarang yang menangkap sinyal ini?

Sebab, perjalanannya tidak berada dalam suatu gelombang yang sama dengan garis Rasul dan para sahabatnya. Perjalanannya, bukan lagi jihad, dakwah dan harakah. Yang disebarkannya bukan lagi fikrah dan aqidah.

Bila sirah itu seperti pesawat pemancar siarannya, akan ditangkap baik apa apabila kita memasang gelombang yang sama dengan pesawat penerimanya. Jadi, intisari Sirah Nabawiyah tak pernah menyentuh, menyadarkan, menginspirasi, menggelorakan dan menggerakkan, bisa jadi karena obsesi hidupnya yang tak searah lagi dengan Rasulullah saw.

Setiap Rasulullah saw dan sahabat akan dan mengalami menghadapi ujian, Allah mewahyukan beragam kisah Nabi dan rasul serta orang yang shaleh. Semuanya, memberikan bimbingan, solusi dan peneguhan hati. 
Apakah hanya berlaku bagi mereka?

Setiap yang diberikan Allah kepada Rasulullah saw dan Sahabat, berarti diberikan juga kepada yang beriman dan yang mengikuti jejaknya. Bukankah, umat Islam adalah pewaris risalah nabi terakhir?

Bisa jadi, mempelajari Sirah Nabawiyahnya hanya untuk menuntaskan kehausan ilmiah dan intelektual yang terjebak pada matan (isi cerita), urutan kronologis peristiwa   dan hanya dianggap biografi orang besar saja.

Bisa jadi, membaca Sirah Nabawiyah terjebak hanya untuk menikmati catatan sejarah semata, yang tidak berkaitan dengan persoalan hari ini dan masa depan. Sehingga, sirah Nabawiyah seperti membaca kisah fiksi belaka. Itulah sebab, Sirah Nabawiyah kehilangan jiwanya.

Kisah Thalut dalam Al-Qur'an Kisah Thalut dijadikannya raja. Pertarungan Thalut melawan Jalut, serta kemunculan Nabi Daud. L...

Kisah Thalut dalam Al-Qur'an


Kisah Thalut dijadikannya raja. Pertarungan Thalut melawan Jalut, serta kemunculan Nabi Daud. Lalu, Daud diangkat menjadi raja dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 246-252,

Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, "Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah."

Nabi mereka menjawab, "Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga?"

Mereka menjawab, "Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?"

Tetapi ketika perang itu diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim. (246)

Dan nabi mereka berkata kepada mereka, "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut menjadi rajamu." 

Mereka menjawab, "Bagaimana Talut memperoleh kerajaan atas kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya, dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak?"

(Nabi) menjawab, "Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kelebihan ilmu dan fisik." Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. (247)

Dan nabi mereka berkata kepada mereka, "Sesungguhnya tanda kerajaannya ialah datangnya Tabut kepadamu, yang di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, yang dibawa oleh malaikat." Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Allah) bagimu, jika kamu orang beriman. (248)

Maka ketika Talut membawa bala tentaranya, dia berkata, "Allah akan menguji kamu dengan satu sungai. Maka barang siapa meminum (airnya), dia bukanlah pengikutku. Dan barang siapa tidak meminumnya, maka dia adalah pengikutku kecuali menciduk seciduk dengan tangan."

Tetapi mereka meminumnya kecuali sebagian kecil dari mereka. Ketika dia (Talut) dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka berkata, "Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya."

Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, "Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah." Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (249)

Dan ketika mereka maju melawan Jalut dan tentaranya, mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kokohkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir." (250)

Maka mereka mengalahkannya dengan izin Allah, dan Dawud membunuh Jalut. Kemudian Allah memberinya (Dawud) kerajaan, dan hikmah, dan mengajarinya apa yang Dia kehendaki.

Dan kalau Allah tidak melindungi sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan-Nya) atas seluruh alam. (251)

Itulah ayat-ayat Allah, Kami bacakan kepadamu dengan benar dan engkau (Muhammad) adalah benar-benar seorang rasul. (252)

Kisah Thalut dalam Al-Qur'an, Ada Kesamaran yang Tak Perlu Dijelaskan Kisah Thalut dalam Al-Qur'an, surat Al-Baqarah 246...

Kisah Thalut dalam Al-Qur'an, Ada Kesamaran yang Tak Perlu Dijelaskan


Kisah Thalut dalam Al-Qur'an, surat Al-Baqarah 246-252, ada beberapa hal yang tidak dijelaskan dalam Al-Qur'an, yaitu:

1. Zaman terjadinya Kisah Thalut, hanya disebutkan setelah Nabi Musa
2. Nama Nabi di zamannya
3. Nasab keturunannya, bagaimana awal perkembangannya hingga menjadi raja
4. Rincian luasnya ilmu dan bagaimana pengelolaan pemerintahnya
5. Tabut dan kisahnya

Mengapa tidak dijelaskan detail? Sebab bila dijelaskan pun tidak mengandung faedah apa pun. Allah menyebutkan apa yang memiliki faedah kaum muslimin dan yang mau melihat dan mengambil pelajaran.

Anehnya, sebagian ahli tafsir, sejarawan, para penulis, dan ahli hadist, tidak mencukupkan dengan apa yang dipaparkan oleh Al-Qur'an dan hadits. Malah, mendatangkan cerita-cerita Israiliyat.

Mereka mencari tahu dari cerita-cerita Israiliyat untuk memecahkan yang samar, mendetailkan peristiwa tadi, namun mereka tidak bisa memberikan ilmu baru dan faedah apa pun.

Dengan demikian, semuanya sebuah tindakan pemborosan terhadap energi dan waktu yang bukan pada tempatnya, dan meninggalkan paparan Al-Qur'an dan apa yang dikandungnya, dari pelajaran dan Ibrah,  serta petunjuk yang ada di dalamnya.

Sumber:
Ali Muhammad Shalabi, Fiqh Tamkin, Pustaka Al-Kautsar

Keaktifan Allah Menolong Hamba-Nya Allah tidak pernah membiarkan hamba-Nya tanpa pertolongan dan bimbingan. Seperti Allah yang t...

Keaktifan Allah Menolong Hamba-Nya


Allah tidak pernah membiarkan hamba-Nya tanpa pertolongan dan bimbingan. Seperti Allah yang tidak pernah berhenti mencurahkan rahmat-Nya pada alam semesta.

Saat Nabi Ibrahim dibakar, apakah Allah diam? Allah memerintahkan api agar dingin, menyelamatkannya hingga menganugerahkan negri yang diberkahi. Lalu, mengangkatnya sebagai pemimpin.

Bila hamba-Nya aktif bergerak melakukan kebaikan, menegakkan shalat, menunaikan zakat dan menyembah Allah, maka Allah pun aktif menolong dan membimbingnya.

Apakah Allah berdiam diri kepada yang melakukan kezaliman? Allah menjadikan mereka kelompok yang paling merugi.

Allah menjelaskan semuanya pada surat  Al-Anbiya ayat 68-73, 

Mereka berkata, "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak berbuat." (68)

Kami (Allah) berfirman, "Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim," (69)

dan mereka hendak berbuat jahat terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling rugi. (70)

Dan Kami selamatkan dia (Ibrahim) dan Luá¹­ ke suatu negeri yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam. (71)

Dan Kami menganugerahkan kepadanya (Ibrahim) Ishak dan Yakub sebagai suatu anugerah. Dan masing-masing Kami jadikan orang yang saleh. (72)

Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan, melaksanakan salat dan menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami mereka menyembah. (73)

Allah Maha Mengetahui Isi Hati Ibnu Maktum dan Pembesar Quraisy Allah maha mengetahui isi hati, yang diungkapankan maupun tidak....

Allah Maha Mengetahui Isi Hati Ibnu Maktum dan Pembesar Quraisy


Allah maha mengetahui isi hati, yang diungkapankan maupun tidak. Awasilah dan perbaikilah, setiap letupan hati.

Allah menginformasikan Maha Mengetahui-Nya pada kisah Abdullah bin Ummi Maktum pada surat Abbasa, 

Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling, (1)

karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum). (2)

Dan tahukah engkau (Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan dirinya (dari dosa), (3)

atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, yang memberi manfaat kepadanya? (4)

Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (pembesar-pembesar Quraisy), (5)

maka engkau (Muhammad) memberi perhatian kepadanya, (6)

padahal tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman). (7)

Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), (8)

sedang dia takut (kepada Allah), (9)

engkau (Muhammad) malah mengabaikannya (10)

Sekali-kali jangan (begitu)! Sungguh, (ajaran-ajaran Allah) itu suatu peringatan, (11)

maka barangsiapa menghendaki, tentulah dia akan memperhatikannya, (12)

Adab Berploitik Imam Al Ghazali Qaf Media Kreativa, 19 Okt 2020 Seorang ulama pernah diundang seorang khalifah (raja). “Berilah ...

Adab Berploitik

Imam Al Ghazali
Qaf Media Kreativa, 19 Okt 2020

Seorang ulama pernah diundang seorang khalifah (raja). “Berilah aku nasihat,” pinta sang raja.

Lantas sang alim bercerita, "Di sebuah negeri nun jauh hidup seorang raja adil dan mencintai rakyatnya. Suatu ketika ia sakit telinga hingga tuli, lalu ia menangis."

 Sang penasihat bertanya, “Mengapa engkau menangis, Paduka?” “Aku menangis bukan karena sakitku, tapi karena aku tidak mampu lagi mendengarkan keluhan rakyatku yang meminta pertolongan di depan singgasanaku.”

Mendengar hal itu, sang penasihat memerintahkan rakyatnya agar memakai baju merah untuk memberitahu sang raja bahwa orang tersebut sedang kesulitan.”

Begitulah kisah demi kisah mengalir dalam buku ini yang diperkuat dengan petuah yang menggugah akal dan menggedor hati. 

Meski bukan rujukan ilmu politik bagi para penguasa, namun kandungan kitab klasik ini sarat dengan etika berpolitik yang berharga, seperti tersirat dalam judul aslinya al-Tibru al-Masbuk fi Nashihat al-Muluk (Emas yang Didesain untuk Nasihat bagi Para Penguasa).

Mulanya ditujukan kepada Sultan Muhammad ibn Malik Syah dari Dinasti Saljuk, tapi isinya terus menginspirasi lintas generasi. Diulas luas dua poin utama: pertama, kekuatan akidah tauhid bagi pemimpin; kedua, keindahan moral, keadilan, keutamaan ilmu dan ulama. 

Krisis penguasa berakar dari krisis ulama. Ulama bisa jadi agen perubahan dalam perbaikan pemerintahan. Lewat buku ini, Imam al-Ghazali mengambil peran itu, tampil untuk reformasi moral kekuasaan pada masanya.

Baginya, penguasa dan ulama merupakan dua pilar penting untuk memakmurkan masyarakat. “Seorang pemimpin adil,” kutipnya, “lebih utama daripada ahli ibadah seratus tahun.” Sebab, keadilan pemimpin merupakan prasyarat untuk kesejahteraan masyarakat, di dunia dan akhirat.

Allah Mendengarkan Perselisihan dalam Rumah Tangga Rumah tangga sangat rahasia. Namun tidak bagi Allah. Allah mendengarkan letup...

Allah Mendengarkan Perselisihan dalam Rumah Tangga


Rumah tangga sangat rahasia. Namun tidak bagi Allah. Allah mendengarkan letupan-letupan persoalan keluarga. Allah Maha Mendengar dan Mengetahui 

Ada kisah persoalan seorang istri terhadap suaminya. Ternyata Allah menurunkan jawaban atas persoalan tersebut, karena sang istri mengadukannya pada Allah.

Dalam surat Mujadila, Allah berkisah seluk beluknya,

1. Allah mendengar persoalan seorang perempuan 

Sungguh, Allah telah mendengar ucapan perempuan yang mengajukan gugatan kepadamu (Muhammad) tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah, dan Allah mendengar percakapan antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Melihat. (1)

2. Allah menjelaskan duduk persoalannya 

Orang-orang di antara kamu yang menzihar istrinya, (menganggap istrinya sebagai ibunya, padahal) istri mereka itu bukanlah ibunya. Ibu-ibu mereka hanyalah perempuan yang melahirkannya. Dan sesungguhnya mereka benar-benar telah mengucapkan suatu perkataan yang mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun. (2)

3. Allah memberikan solusinya 

Dan mereka yang menzihar istrinya, kemudian menarik kembali apa yang telah mereka ucapkan, maka (mereka diwajibkan) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepadamu, dan Allah Mahateliti atas apa yang kamu kerjakan. (3)

4. Allah memudahkan untuk menyelesaikan persoalannya 

Maka barangsiapa tidak dapat (memerdekakan hamba sahaya), maka (dia wajib) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Tetapi barangsiapa tidak mampu, maka (wajib) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah agar kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang-orang yang mengingkarinya akan mendapat azab yang sangat pedih.

Pertolongan Allah Hanya dalam Jihad dan Dakwah Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Mengapa para Nabi dan Rasul selalu berhasil melampaui...

Pertolongan Allah Hanya dalam Jihad dan Dakwah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Mengapa para Nabi dan Rasul selalu berhasil melampaui seluruh tantangan dan persoalan hidupnya? Padahal yang menghalangi dan memusuhinya memiliki sumber daya dan infrastruktur yang jauh melampauinya? Mengapa semuanya bisa terjadi? Kemukjizatankah?

Saat manusia beristiqamah mengambil peran menjadi khalifah dan hamba-Nya. Maka, seluruh sumberdaya dan infrastruktur yang dibutuhkan akan diberikan Allah kepadanya. Hanya itu syaratnya. Apa perannya? Dengan berjihad dan berdakwah.

Allah memaparkan semuanya dalam surat Al-Anfal ayat 5-14.

1. Keluarlah dari rumah dengan kebenaran

Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, meskipun sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya, (5)

2. Kemenangan berpihak pada yang benar

Mereka membantahmu (Muhammad) tentang kebenaran setelah nyata (bahwa mereka pasti menang), seakan-akan mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab kematian itu). (6)

3. Kehendak-Nya hanya membenarkan yang benar

Dan (ingatlah) ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah untukmu. Tetapi Allah hendak membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir sampai ke akar-akarnya, (7)

4. Kehendak-Nya hanya memperkuat yang benar

Agar Allah memperkuat yang hak (Islam) dan menghilangkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya. (8)

5. Kehendak-Nya hanya menolong yang benar

(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, "Sungguh, aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut." (9)

6. Ketentraman hanya pada pihak yang benar

Dan tidaklah Allah menjadikannya melainkan sebagai kabar gembira agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. (10)

7. Keteguhan hanya pada pembela kebenaran 

(Ingatlah), ketika Allah membuat kamu mengantuk untuk memberi ketentraman dari-Nya, dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu dan menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu dan untuk menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu (teguh pendirian). (11)

8. Malaikat diutus pada yang benar

(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman." Kelak akan Aku berikan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka pukullah di atas leher mereka dan pukullah tiap-tiap ujung jari mereka. (12)

9. Nasib penentang kebenaran 

(Ketentuan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barang siapa menentang Allah dan Rasul-Nya, sungguh, Allah sangat keras siksa-Nya. (13)

Demikianlah (hukuman dunia yang ditimpakan atasmu), maka rasakanlah hukuman itu. Sesungguhnya bagi orang-orang kafir itu ada (lagi) azab neraka. (14)

Seorang Mukmin dengan Dirinya Seorang juru dakwah diharuskan mensucikan dirinya, meluruskan tingkah lakunya, mempersiapkan akal,...

Seorang Mukmin dengan Dirinya


Seorang juru dakwah diharuskan mensucikan dirinya, meluruskan tingkah lakunya, mempersiapkan akal, jiwa dan rasanya untuk berjihad dan perjuangan panjang di masa yang akan datang.

Kemudian dituntut untuk menyebarkan hukum Islam kepada keluarga, teman dan masyarakat. Seorang muslim belum dikatakan sebagian juru dakwah hingga menerapkan hukum dan akhlak Islam pada dirinya, serta menjaga batas-batas perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya.

Telah tiba waktunya seorang mukmin harus mengetahui tujuannya, menentukan arahnya, dan bekerja ke arah tersebut hingga mencapai tujuan.

Setiap zaman akan mengeluarkan banyak peristiwa besar dan kesempatan akan terbuka untuk sebuah kerja besar.

Dunia menanti dakwah kita, dakwah hidayah, dakwah keberuntungan dan kedamaian untuk membebaskan manusia dari semua penderitaan yang dialami. Segala gilirannya untuk memimpin manusia dan bangsa-bangsa.

Yang malas, hendaknya segera bangkit dan berbuat. Tak ada bersama jihad waktu untuk bersantai,

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Al-Ankabut: 69)

Maju terus ke depan.

Sumber: Abdurahman Al-Mursy Ramadhan, Manhaj Islah, Era Intermedia

Sekelumit Sejarah Bai'at Dahulu Rasulullah saw mengambil berbagai model bai'at dari para sahabatnya. Ada bai'at masu...

Sekelumit Sejarah Bai'at


Dahulu Rasulullah saw mengambil berbagai model bai'at dari para sahabatnya. Ada bai'at masuk Islam yang mengharuskan seseorang tunduk kepada hukum Islam.

Ada bai'at lain yang diambil dari sahabatnya seperti bai'at Aqabah. Ketika itu, beliau mengambil bai'at dari kaum Anshar dalam rangka melindunginya, sebagaimana mereka melindungi para istrinya.

Di hari Bai'atur Ridwan, para Sahabat memberikan bai'atnya untuk tidak lari dari perang.

Setelah era Rasulullah saw, muncul bai'at yang diberikan kepada Amirul Mukminin untuk mendengar dan taat kepadanya dalam rangka mendengar dan taat kepada Kitabullah dan Sunah Rasulullah saw.

Selain itu terdapat pula bai'at dalam bentuk ikatan janji untuk melakukan amal, seperti ikatan janji yang dilakukan oleh para mujahidin di perang Yarmuk.

Sumber:
Said Hawa, Membina Angkatan Mujahid, Era Intermedia

Faktor Penguat Istiqamah dari Surat Ali Imran Surat Ali Imran menekankan pada keistiqamaham pada manhaj saat mengemban amanah kh...

Faktor Penguat Istiqamah dari Surat Ali Imran


Surat Ali Imran menekankan pada keistiqamaham pada manhaj saat mengemban amanah khalifah di bumi.   Maka Faktor apa saja yang memperkokoh keistiqamaham di surat Ali Imran?

1. Berlindung kepada Allah
Sebab, keteguhan itu berasal dari Allah. Dia Maha Kuasa menjadikan kita tetap teguh di atas manhaj-Nya yang lurus.

(Mereka berdoa), "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi." (Ali Imran: 8)

2. Ibadah
Sayyidah Siti Maryam biasa beritikaf di mihrabnya di sisi bagian Masjidil Aqsha. Nabi Zakaria mengambil pelajaran darinya untuk melakukan hal yang sama.

"Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, "Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh?" Dia (Maryam) menjawab, "Itu dari Allah." Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan." (Ali Imran: 37)

3. Dakwah di Jalan Allah
Dalam jiwa manusia terdapat wilayah kepuasan. Juga wilayah yang lebih sangat dalam dan kuat, yaitu wilayah identitas dan loyalitas. Bagaimana memindahkan fikrah dalam otak ke kepuasan menuju identitas dan loyalitas?

Terkadang seseorang merasa mantap keislamannya, meskipun belum menjadi identitas dan loyalitasnya. Untuk menyempurnakan loyalitas pada agamanya, ada kecenderungan sering membicarakannya. Dengan sering membicarakannya, loyalitas dan komitmen terhadap fikrah semakin menguat.

Ketika seorang juru dakwah membimbing orang lain, maka dia akan menjadi orang pertama yang berpegang teguh pada apa yang diajarkannya.

4. Kejelasan Tujuan
Alam semesta tidak diciptakan sia-sia, melainkan dengan tujuan untuk mengantarkan kita mengenal Allah swt, beribadah, menjadi pemimpin yang bertanggung jawab

5. Ukhuwah
Ukhuwah menjadi jaminan bagi muslim untuk mendapatkan persahabatan yang baik, ini merupakan nikmat Allah swt yang terpenting bagi manusia.

Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk. (Ali Imran: 103)

Sumber:
Amru Khalid, Khowathir Qur'aniyah, al-I'tisham

Bayi Musa dan Kekuatan Firaun  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bayi yang baru lahir, mengapa bisa hidup? Seorang anak yang belum bali...

Bayi Musa dan Kekuatan Firaun 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bayi yang baru lahir, mengapa bisa hidup? Seorang anak yang belum baligh, mengapa bisa hidup? Pada sisi lain, banyak yang menyuarakan bahwa hidup harus memiliki target dan impian? Apakah bayi dan anak kecil memiliki impian dan obsesi?

Bayi Musa dialirkan ke sungai. Mengapa bisa selamat hanya dengan mengikuti aliran air yang tak bisa dikendalikannya? Sang ibu pun, hanya menyaksikan saja. Tidak melakukan apa pun.

Sang bayi berada di pangkuannya Firaun yang hendak membunuhnya. Mengapa tidak jadi dibunuh? Mengapa justru kembali ke gendongan ibunya? Semuanya tak ada perencanaan dan strategi. Jadi apa yang membuat seluruh kejadian tersebut?

Firaun membuat perencanaan, strategi,  mengerahkan seluruh sumber daya dan kekuatannya. Melaksanakan misinya dengan sangat detail dan eksekusi yang sempurna. Mengapa mengalami kegagalan? Berarti ada yang lebih dominan dan mumpuni dari perencanaan, strategi, eksekusi dan sumberdaya.

Begitu pun saat pemuda Musa melarikan diri dari Mesir ke Madyan. Adakah perbekalan mukjizat? Adakah perbekalan yang cukup? Adakah perencanaan dan strategi agar selamat? Pemuda Musa hanya berlari dan berlari untuk menyelamatkan diri.

Mengapa Firaun dengan pasukan terlatih, kendaraan yang berlari kencang, dan perbekalan yang mencukupi, tidak mampu mengejar pemuda Musa? Berarti ada yang lebih dominan dan mumpuni dari kekuatan Firaun.

Kekuatan tertinggi itu adalah ketaatan kepada Allah. Sumberdaya terbesar adalah langkah kaki yang ingin menjadi abdinya Allah. Infrastruktur yang terkuat adalah syariat-Nya. Kelak, semuanya diperjalankan oleh Allah.

Suasana Kejiwaan Hijrah Rasulullah saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar Berjalan dalam suasana kegersangan dan panas terik. Tidak itu ...

Suasana Kejiwaan Hijrah Rasulullah saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Berjalan dalam suasana kegersangan dan panas terik. Tidak itu saja, seluruh pemuda terpilih kafir Quraisy mengejarnya. Tidak itu saja, seluruh kabilah Arab mencarinya karena imbalannya sangat besar bila berhasil menangkap Rasulullah saw dalam kondisi hidup atau mati. Namun, bagaimana suasana kejiwaan Rasulullah saw?

Sahabatnya Abu Bakar, terkadang terasuki was-was, terutama saat di gua Tsur. Sebab, kaki-kaki pemuda kafir Quraisy berada di atas kepala mereka. Namun, Rasulullah saw menentramkannya, bahwa Allah bersama mereka. Apa buktinya?

Selama perjalanan hijrah, ada satu surat di Al-Qur'an yang tuntas diwahyukan Allah. Surat yang berkisah tentang perjalanan seorang bayi, yang diburu untuk dibunuh oleh bala tentara Firaun.  Firaun mengerahkan kekuatan penuh untuk membunuh bayi tersebut.

Bila bayi yang lemah dan tak berdaya. Tanpa memiliki perencanaan dan strategi. Bila bayi yang sendirian terhanyut di sungai Nil, hanya mengikuti aliran sungai yang tidak tahu arahnya saja selamat,  bagaimana dengan Rasulullah saw yang dipadukan dengan rencana dan strategi?

Bila seorang pemuda Muda berjalan sendiri dari Mesir tanpa tahu arahnya. Sedangkan yang mengejarnya merupakan pasukan terlatih dan terhebat di zamannya, saja selamat. Bagaimana dengan hijrah yang waktu, teman perjalanan dan tujuannya sudah ditentukan Allah swt?

Sedangkan Firaun yang dikawal dengan bala tentaranya. Qarun yang perjalanannya membawa kekayaan dan dikawal oleh pemuda yang kuat. Namun tidak selamat, tenggelam oleh bumi dan lautan? Jadi, persoalan selamat atau tidaknya sebuah perjalanan, bukan kekuatan dan infrastrukturnya, tetapi misi perjalanannya.

Di dalam perjalanan, Rasulullah saw menyaksikan sendiri kisah-kisah Nabi Musa yang sangat nyata. Terjepit dan terkurung di gua Tsur. Terkejar oleh Suraqah bin Malik. Semuanya tak menghalangi perjalanannya untuk tiba di Madinah.

Mencari Inspirasi Kepemimpinan Manusia berjalan ke depan menuju kesempurnaan yang ditetapkan Allah baginya, sejak Allah mengangk...

Mencari Inspirasi Kepemimpinan


Manusia berjalan ke depan menuju kesempurnaan yang ditetapkan Allah baginya, sejak Allah mengangkat manusia sebagai khalifah di bumi dan menundukkan segala yang ada di alam semesta.

Dalam usahanya ini, manusia terkadang mencari inspirasi dari perasaan dan khayalan, dan dari situ dia mendapatkan ilham berupa gambaran elok dan indah, meskipun gambaran itu berada di antara kesalahan dan kebenaran.

Terkadang mencari inspirasi dari pikiran dan akal, yang memberinya petunjuk untuk berusaha membangun umat dan mendidik bangsa.

Terkadang belajar dari para pujangga, pembimbing kasih sayang, pakar ilmu dan cendekiawan besar, serta pemimpin bangsa tentang politik, sosial, revolusi pemikiran dan ilmu. Juga dari panglima perang dan pendiri bangsa. Bagaimana hasil dari upaya pencarian inspirasi tersebut?

Namun tetap saja, jarak tempuh menuju kesempurnaan yang diidamkan sering membutuhkan jarak yang amat panjang, dan menimbulkan kezaliman emosional serta yang semisalnya, kebanyakan dibawa menuju kekeliruan, sehingga usahanya tidak produktif, bahkan menuju pada kerusakan.

Jadi bagaimana solusinya? Telah menjadi hikmah dan rahmat Allah swt terhadap manusia yang telah menetapkan bahwa Allah menguatkan akal dan hati manusia dengan peraturan dan sistem ilahi, yang mampu memperpendek jarak bagi manusia dan memberinya bimbingan menuju kesempurnaan yang telah ditetapkan baginya.

Allah telah mengutus para Nabi dan Rasul untuk peran tersebut. Sebab, Allah telah mengumpulkan seluruh sifat kepemimpinan pada Nabi dan Rasul, sehingga bisa berbicara kepada hati dan akal, menetapkan garis perencanaan reformasi sosial dan politik, serta mengadakan reformasi pemikiran praktis di tengah umat, yang mendorong manusia ke beberapa fase kedepan.

Inilah inspirasi kepemimpinan yang seluruhnya benar, tiada kesalahan padanya. Pengaruhnya berkesinambungan dan lebih kekal terhadap zaman. Lebih universal dan lengkap di semua aspek kehidupan.

Sumber:
Hasan Al-Banna, Tafsir Al-Banna, Aulia Press

Yang Memalukan Penjajah Israel Oleh: Nasrulloh Baksolahar Penjajah Israel negara terkuat militernya di dunia. Mendapatkan priori...

Yang Memalukan Penjajah Israel

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Penjajah Israel negara terkuat militernya di dunia. Mendapatkan prioritas senjata tercanggih dari Amerika dan Barat untuk menjadi pembeli dan pengguna pertama. Negara lain, hanya menjadi pembeli sisa teknologi militer Amerika dan Barat.

Sejak 1948, digelontorkan dana riset untuk membangun infrastruktur militernya. Tak pernah berhenti membuat dan membangun teknologi militer. Sedangkan negara lain, dihalangi dan dimusuhi bila mengembangkan senjata. Akhirnya, tak ada yang memiliki senjata termodern kecuali penjajah Israel.

Palestina, negara yang tak memiliki pasukan militer. Tak memiliki senjata dan dana riset. Semua bahan mentah yang dapat digunakan untuk membuat senjata dan bom, dilarang masuk Palestina. Namun, mengapa perlawanan Palestina mampu membuat roket?

Seperti kisah bayi Musa, walaupun seluruh jengkal tanah sudah dijaga. Seluruh jalan dan rumah sudah diawasi. Namun, tetap saja ada yang lolos, ternyata jalur sungai terlupakan untuk dipantau. Bukankah logikanya tak ada yang membuang bayinya ke sungai?

Seperti kisah Ashabul Kahfi, walaupun seluruh negri sudah dijelajahi. Walaupun seluruh jalan setapak dan gua-gua sudah diperiksa, namun tetap saja ada tempat yang tidak tersentuh.

Seperti kisah pengejaran kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw, walaupun sebenarnya sudah berhasil mengepung tempat persembunyiannya. Sudah tahu di gunung tersebut ada gua, namun tetap saja terlewatkan karena menggunakan akalnya.

Manusia tak bisa sempurna walaupun terus disempurnakan. Teknologi dan infrastruktur yang terus dikembangkan tetap tak sempurna walaupun terus diperbaiki. Banyak sisi yang tak bisa dijangkau oleh manusia.

Penjajah Israel sedang mengalami episode perjalanan ini. Terus menyempurnakan infrastruktur militernya, namun tetap ada sisi yang tak pernah diperhitungkannya. 

Bismillah Mengobati Penyakit Allah mewahyukan kepada Nabi Musa, "Aku memuliakan umat Muhammad saw dengan tiga nama-Ku."...

Bismillah Mengobati Penyakit


Allah mewahyukan kepada Nabi Musa, "Aku memuliakan umat Muhammad saw dengan tiga nama-Ku."

"Ya Rabb, apa itu?" Nabi Musa bertanya.

"Bismillahirrahman nirrahim," Allah berfirman.

Saat itu, Nabi Musa memiliki pengikut orang buta.

"Ya Rabb, kembalikanlah penglihatanku dengan keagungan nama-nama itu." Orang itu berkata. Seketika itu pula, Allah swt mengembalikan penglihatan orang itu.

Rasulullah saw bersabda, "Ketika lafal Bismillahirrahman nirrahim diturunkan, awan lari dari timur ke barat, angin berhenti bertiup, hewan mendengarkan, setan dirajam dengan awan hitam, dan Allah swt bersumpah dengan kemuliaan-Nya. Jika, nama-Nya disebutkan pada orang sakit, maka Dia akan menyembuhkannya."

Sumber: 
Abdurahman Syafii, Amalul Kubra, Sahara Publisher 

Kisah Para Ibu dan Bayinya, yang Merevolusi Peradaban Oleh: Nasrulloh Baksolahar Di padang pasir yang gersang, iklim yang ekster...

Kisah Para Ibu dan Bayinya, yang Merevolusi Peradaban

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Di padang pasir yang gersang, iklim yang eksterm dan tak ada kehidupan. Siti Hajar dan bayinya Ismail, menjalani kehidupan. Mereka berdua mulai langkah membangun peradaban tauhid. Kelak, lahirlah bangsa Arab yang menjadi pembela ketauhidan dan kebenaran.

Di suatu malam, hanya ditemani pembantunya, lahirlah seorang bayi dari rahim Siti Aminah. Sang ayah telah wafat, saat sang bayi dalam kandungan. Sang ibu merawatnya sendiri tanpa kehadiran ayah. Kelak, sang bayi menjadi penghulu para Nabi dari bangsa Arab.

Bangsa Arab dilahirkan dan menjadi pemimpin peradaban karena Ibunda Hajar dan bayinya Ismail dan Ibunda Aminah dengan bayinya Muhammad saw.

Dalam kejaran Firaun dan infrastruktur militernya. Seorang ibu menggendong bayi yang terus menangis. Akan kemanakah? Sebab seluruh jengkal tanah sudah diawasi oleh intelejen dan pasukan yang akan membunuh bayi tersebut.

Sang ibu membawanya ke tepian sungai. Menghanyutkannya ke sungai Nil. Kisah perlawanan Bani Israel terhadap kezaliman Firaun. Kisah agama Yahudi, bermula dari Ibunda dan bayinya Musa di tepian sungai Nil.

Sang bunda, selalu berada di Masjidil Aqsha. Sejak di dalam kandungan, sudah dinazarkan untuk berkhidmat di Masjidil Aqsha. Dia wanita suci yang senantiasa beribadah. Yang mendapat pemeliharaan dari Allah.

Allah telah menentukan Kehendak-Nya. Dari wanita perawan yang suci, terlahirlah bayi suci bernama Isa. Bayi yang mampu berbicara dan berdakwah di saat bayi. Dari mereka berdualah, perlawanan terhadap kezaliman Romawi dan Yahudi dimulai. Kelak, lahirlah agama Nasrani.

Revolusi peradaban dunia dimulai dari Ibunda dan bayinya, tanpa ayah disisinya.

Kisah para Nabi untuk Menyiapkan Hijrah Rasulullah saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar Saat itu hijrah belum diperintahkan dari Mekah...

Kisah para Nabi untuk Menyiapkan Hijrah Rasulullah saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Saat itu hijrah belum diperintahkan dari Mekah ke Madinah. Namun, Allah telah menyiapkan bekal berhijrah. Pemahaman, mental, ilmu dan liku-liku berhijrah harus sudah siapkan sebelum pelaksanaan hijrah itu sendiri.

Kisah Nabi Yusuf diwahyukan Allah sebelum Rasulullah saw berhijrah ke Madinah. Bagaimana hijrah tanpa persiapan dan bekal di usia yang belum matang lagi sendirian? Bagaimana disingkirkan karena sebab kedengkian? Bagaimana hijrah sebagai seorang budak? Ini kisah perjalanan yang dramatis dan menakutkan.

Kisah adalah pesan dan bimbingan. Kisah para nabi adalah perjalanan yang pasti dilalui oleh setiap Nabi dan para pembelanya. Itulah berita yang diterima Rasulullah saw dari paman Siti Khadijah yang berasal dari Ahli Kitab, sejak pertama kali wahyu diturunkan.

Tak perlu khawatir dengan sebuah perjalanan dan hijrah. Walaupun banyak tipu dayanya, persengkongkolannya, penghianatannya dan upaya menjerumuskan ke lubang sumur yang gelap, tak berair dan tak ada yang menolongnya. Bila saatnya tiba, akan datang pertolongan Allah.

Tak perlu khawatir dengan hijrah, walaupun berjalan sebagai budak yang diperjualbelikan, bukankah budak itu dibutuhkan oleh para bangsawan dan yang kaya? Bukankah bergaul dengan mereka, walaupun statusnya budak visa mengambil pelajaran berharga? Status Yusuf memang budak di mata manusia, namun mental dan jati dirinya seorang Nabi. Ini yang dibutuhkan dalam liku-liku kehidupan.

Tak perlu khawatir dengan persengkongkolan hukum dan penghancuran nama baik oleh para pemegang kendali kekuasaan. Tak perlu khawatir dengan penyebaran fitnah yang menghancurkan karakter dari drama di sebuah kamar. Tak perlu khawatir dengan penjara. Sebab, semuanya akan tuntas pada waktu yang dikehendaki-Nya.

Allah telah mengkisahkan liku-liku hijrah Nabi Yusuf yang paling berat dan dramatis. Paling mencekam tanpa tahu arah akhir perjalanannya. Dengan kisah hijrah Nabi Yusuf yang sangat ekstrem, maka mental hijrah Rasulullah saw dan para Sahabatnya sudah terbentuk sebelum perintah hijrah diwahyukan. Itulah rahmat Allah.

Kisah Para Nabi yang Menemani Hijrah Rasulullah saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar Dalam kejaran kafir Quraisy. Dari titik persembun...

Kisah Para Nabi yang Menemani Hijrah Rasulullah saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Dalam kejaran kafir Quraisy. Dari titik persembunyian ke titik persembunyian  lainnya. Dalam drama ketegangan yang harus penuh kewaspadaan. Apakah energi Rasulullah saw terkuras dengan kekhawatiran? Ternyata Allah mewahyukan kisah yang sangat spesial.

Dalam perjalanan dan ketegangan pun, tak boleh menganggur dari bimbingan wahyu. Tak boleh berhenti belajar. Justru pembelajaran selama hijrah hanya membuat kisah-kisah saja. Tidak ada wahyu yang berkaitan dengan hukum.

Allah mengisahkan perjalanan bayi Musa dan ibundanya yang dalam kejaran upaya pembunuhan oleh Fir'aun dan infrastruktur militernya. Ibunda Musa harus melepaskan bayinya. Allah menjanjikan bahwa sang bayi akan kembali ke pangkuannya.

Allah mengisahkan pula, saat Musa remaja. Saat berada di sebuah kota, ada pemuda Mesir yang menganiaya pemuda Bani Israel. Pemuda Bani Israel meminta pertolongan kepada Musa. Musa memukulnya, tak disangka pemuda Mesir itu tewas. 

Berita tewasnya pemuda Mesir tersebar. Musa menunggu informasi apa yang akan terjadi akibat perbuatan nya. Ada seseorang yang mendekati Musa, menginformasikan bahwa kalangan istana berencana membunuh Musa. Musa diperintahkan untuk pergi segera untuk menghindari kejaran infrastruktur militer Firaun. Lalu, Allah menceritakan liku-liku perjalanan Musa hingga ke negri Madyan.

Allah juga mengkisahkan sosok lain yang keluar dari negrinya. Dialah Qarun, yang keluar dari kediamannya, untuk memamerkan kekayaan yang kunci-kuncinya harus dibawa oleh kendaraan yang mengular dan sosok yang kuat. Qarun berakhir dengan kebinasaan.

Berbeda dengan Musa, di negri Madyan, dia mendapatkan kemakmuran dan perlindungan. Kembali ke Mesir, kekuasaan Firaun dihancurkan. Itulah kisah-kisah yang menemani hijrahnya Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah.

Pesan Hasan Al-Banna: Akhlak Juru Dakwah dalam Aqidah dan Ibadah 1. Tercapainya hubungan hati dan perasaan yang terus menerus te...

Pesan Hasan Al-Banna: Akhlak Juru Dakwah dalam Aqidah dan Ibadah


1. Tercapainya hubungan hati dan perasaan yang terus menerus terhadap Allah, menjaga dzikir dan bermunajat kepada Allah.

2. Membangun keimanan kepada Allah, rukun-rukunnya, serta bangga dengan mengenal dan berafiliasi dengan-Nya (Robbaniyah)

3. Terwujudnya ketergantungan dan menyandarkan diri kepada Allah, tidak takut kepada selain-Nya dan tidak gentar selain kepada-Nya

4. Tercapainya keimanan terhadap keagungan risalah, merasa bangga memeluknya, serta bangga dengan keagungan Islam dan keindahan Al-Qur'an

5. Mengenal Allah, mengesakan dan mensucikan-Nya, dan ini merupakan keyakinan Islam yang tertinggi

6. Mengetahui dasar pentingnya kekuatan aqidah dan cakupannya terhadap semua aspek

7. Mengetahui pentingnya rukun iman dan mengingat akhirat

8. Mempelajari risalah ushul aqidah, itiba manhaj salaf dalam pemahaman dan pengamalan, serta kembali dengan Islam pada sumbernya yang murni

9. Mempelajari risalah dengan ikhlas

10. Melaksanakan kewajiban Islam, tidak melalaikannya, menunaikan rukunnya, serta mengutamakan hal yang terdapat pada sunah yang suci demi mewujudkan shaihul Ibadah

11. Tergantung dan terikat dengan Al-Qur'an 

12. Hidup bersama Rasulullah saw dalam petunjuk dan hadist-hadistnya

13. Bertakarub kepada Allah dengan Ibadah sunnah, senantiasa melakukan ketaatan, dan memperbanyak bekal berupa, shalat malam, bermunajat, berdoa, berpuasa, zikir, membaca doa matsur, tadabur dan menghayati ayat-ayat dan sunah-sunah-Nya, bersedekah, menyisihkan harta untuk fakir miskin berapa pun penghasilannya

14. Bermunajat kepada Allah sebelum  tidur

15. Senantiasa memperbaharui tobat dan istighfar

16. Selalu merasakan pengawasan Allah dan senantiasa mengingat akhirat

Sumber: 
Abdurahman Al-Mursy Ramadhan, Manhaj Islah, Era Intermedia

Karakter Ahli Qur'an Rasulullah saw bersabda, "Di antara manusia ada orang-orang khusus di sisi Allah?" Beliau dit...

Karakter Ahli Qur'an


Rasulullah saw bersabda, "Di antara manusia ada orang-orang khusus di sisi Allah?" Beliau ditanya, "Siapakah mereka itu wahai Rasulullah saw?" 

"Mereka adalah ahli Qur'an. Mereka itulah yang menjadi orang-orang khusus dan istimewa di sisi Allah." Jawab Rasulullah saw.

Karena sangat khususnya, maka ahli Qur'an memiliki beberapa karakter yang disebutkan oleh Ibnu Masud, "Seharusnya seseorang penghafal Al-Qur'an itu dikenal berbeda."

"Ia berbeda dilihat pada malam hari, ketika orang-orang tidur lelap. Ia berbeda dilihat dilihat pada siang hari, ketika orang-orang menikmati makanan."

"Ia berbeda dilihat dari tetesan air matanya, ketika orang-orang berbahagia. Ia berbeda dilihat dari tangisannya, saat orang-orang tertawa."

"Ia berbeda dari diamnya, saat orang-orang berbicara. Ia berbeda dilihat dari ketundukannya, saat orang-orang berjalan dengan keangkuhannya."

Abdullah bin Amru bin Ash juga berkata, "Tidak pantas bagi penghafal Al-Qur'an, berlama-lama mengobrol bersama mereka yang senang mengobrol, bersikap bodoh bersama orang-orang yang bodoh, dan lebih sering memberi maaf dan memaafkan, karena di dalam kalbunya terdapat Kalam Allah."

Sumber:
Badar Bin Nashir, Kisah Kaum Salaf Bersama Al-Qur'an, Al-Kautsar

Surat Ali Imran, Penegasan Keteguhan Pada Manhaj  Surat Al-Baqarah, sasarannya agar Muslimin bertanggung jawab atas pengelolaan ...

Surat Ali Imran, Penegasan Keteguhan Pada Manhaj 


Surat Al-Baqarah, sasarannya agar Muslimin bertanggung jawab atas pengelolaan bumi yang didiami dengan manhaj kekhalifahan. Maka, di surat Ali Imran, penegasan agar teguh pada manhaj tersebut. Mengapa perlu menegaskan agar berpegang teguh?

Hal ini mengingat  banyak yang menyimpang dan terperosok setelah membaca manhaj dan memikul tanggungjawab, bahkan menjauh dari manhaj yang lurus. Sebagaimana yang tekun beribadah di Ramadhan, kemudian menutup pintu-pintu ketaatan dan ibadah setelahnya.

Surat ini berbicara kepada Muhajirin yang telah beragam sejak periode Mekah selama 20 tahun lamanya, untuk meneguhkannya pada agama. Selain itu juga, berbicara kepada kaum Anshar yang baru beragama, "Berpegang teguhlah kepada agama dan manhaj, agar dapat merealisasikan kekuasaan Islam di muka bumi."

Ketidakteguh atau penyimpanan terhadap manhaj terjadi karena kesesatan pemikiran yang mengguncangkan aqidah, larut dengan kesibukan hidup, sehingga tekadnya melemah.

Oleh sebab itu, isi surat Ali Imran pada ayat 1-120, memuat dialog dan pembicaraan tentang ahlul kitab. Dimana Rasulullah saw menerima utusan Nasrani Najran. Ketika itu, Rasulullah saw menjamu mereka di masjid Nabawi dan berbincang-bincang dengan mereka selama 3 hari.

Ayat 120-200, berbicara tentang kekeliruan Muslimin pada perang Uhud. Dalam pertempuran ini, kebanyakan Muslimin tidak memiliki keteguhan dalam berperang dan tidak mentaati perintah Rasulullah saw, terutama pasukan pemanah.

Memang, surat ini turun 1.400 tahun yang lalu, akan tetapi surat Ali Imran berbicara kepada Muslimin pada setiap zaman, gunanya untuk memberikan pengajaran bagaimana memiliki keteguhan baik secara pemikiran maupun aplikasi.

Sumber:
Amru Khalid, Khowathir Qur'aniyah, al-I'tisham

Bismillah Bagi Para Nabi dan Rasul  Allah berfirman dalam surat An-Naml ayat 15, "Sungguh Kami telah menurunkan ilmu penget...

Bismillah Bagi Para Nabi dan Rasul 


Allah berfirman dalam surat An-Naml ayat 15, "Sungguh Kami telah menurunkan ilmu pengetahuan kepada Dawud dan Sulaiman." Menurut Al-Junaid, "Yang dimaksud dengan ilmu dalam ayat ini adalah Bismillah."

Allah berfirman dalam surat Al-Fath ayat 26, "Dan Allah mewajibkan kepada mereka tetap menjalankan kalimat takwa," Menurut ulama, yang dimaksud dengan kalimat takwa adalah Bismillah.

Lafal Bismillah adalah taman para kekasih Allah swt yang bunganya berupa hubungan yang penuh kelembutan dengan Allah,  sungainya berupa bertambahnya kedekatan dengan Allah swt.

Bacalah Bismillah dalam mengawali setiap perbuatan, agar engkau menyingkap keagungan Allah. Lanjutkan dengan Ar-Rahman Ar-Rahim agar engkau meraih juga kelembutan Allah yang paling agung.

Ketika Basmallah diturunkan ke Nabi Adam, beliau berkata, "Sekarang aku telah mengamankan keturunanku dari siksa." Ketika Adam wafat, kalimat itu diangkat.

Ketika Basmallah diturunkan ke Nabi Nuh, beliau diselamatkan dari banjir.  Ketika Nuh wafat, kalimat itu diangkat.

Ketika Basmallah diturunkan ke Nabi Ibrahim, beliau diselamatkan dari api.  Ketika Ibrahim wafat, kalimat itu diangkat.

Ketika Basmallah diturunkan ke Nabi Musa, beliau diselamatkan dari lautan.  Ketika Musa wafat, kalimat itu diangkat.

Ketika Basmallah diturunkan ke Nabi Sulaiman, beliau dapat mendirikan ketajaan.  Ketika Sulaiman wafat, kalimat itu diangkat.

Ketika Basmallah diturunkan ke Nabi Isa, beliau dapat keamanan dari Allah. Ketika Isa wafat, kalimat itu diangkat.

Lalu, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw hingga hari kiamat. Ketika hari kiamat tiba, mukmin mengambil catatan amalnya dengan tangan kanannya dengan membaca bismillah, ketika catatannya dibuka tidak ada satupun keburukannya yang ditulis di dalamnya.

Sebelumnya buku itu penuh dengan catatan keburukan, namun terhapus dengan bacaan Bismillah.

Sumber:
Abdurahman Syafii, Amalul Kubra, Sahara Publisher








Saat Fitnah-Fitnah Menjebol Zaman Oleh: Nasrulloh Baksolahar Huzaifah bin Yaman sangat bersedih melihat fitnah-fitnah di zamanny...

Saat Fitnah-Fitnah Menjebol Zaman

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Huzaifah bin Yaman sangat bersedih melihat fitnah-fitnah di zamannya. Umar bin Khatab bertanya kondisi ke depan umat Islam kepadanya. Huzaifah menggambarkan bahwa fitnah-fitnah tersebut menjebol pintu-pintu zaman. Seberapa jauh kita dengan era Huzaifah bin Yaman?

Ini era pemerintahan yang diktator. Ini era paling terpuruknya muslimin yang dijelaskan Rasulullah saw. Seluruh fitnah sejak penciptaan manusia. Seluruh fitnah setiap Nabi dan Rasul secara bersamaan dan bergelombang menghempas muslimin tanpa henti.

Sayup-sayup fitrah keimanan tetap terdengar. Seperti di era kehanifan sebelum diutusnya Rasulullah saw. Kekuatannya masih sangat lemah untuk melakukan perbaikan apalagi perlawanan. Namun, sayup-sayup tersebut terus hidup dan dibangun.

Bagaimana menghadapi ini semuanya? Ada ulama yang mengambil jalan seperti Nabi Musa dengan melakukan perlawanan. Seperti Nabi Yusuf yang berkoalisi untuk mengambil peran kebaikan walaupun sedikit. Yang memiliki kekuasaan mencoba mengikuti Nabi Sulaiman dan Dawud.

Ada yang seperti Nabi Zakaria yang sibuk membangun generasi pilihan sehingga melahirkan sosok Nabi Yahya dan Isa. Ada yang terus menyeru kaumnya seperti Nabi Nuh, Yunus, Shaleh dan Syuaib.

Ada yang menjaga agar tidak terjadi perselisihan internal seperti Nabi Yaqub. Ada yang membimbing umat agar benar dalam menghadapi persoalan pribadinya seperti Nabi Ayyub.

Mereka bergerak karena keimanan yang kokoh. Menerjang fitnah-fitnah yang mengepung. Bisa jadi gerakannya parsial. Mereka menunggu era berikutnya, saat Nabi akhirnya zaman diutus. Seperti kita, uang menanti nubuwah Rasulullah saw akan lahirnya kembali periode Nubuwah.

Para ulama telah berijtihad dengan dakwah dan solusinya para Nabi dan Rasul sesuai tantangan yang dihadapinya. Apakah para nabi dan rasul mencela dan menperselisihkan cara dakwah Nabi yang lainnya? Mereka membangun dan menjaga umat sesuai yang mereka bisa.

Hari-Hari Melihat Kebenaran Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bersyukurlah hidup di era kemunduran Islam. Hidup dalam kel...

Hari-Hari Melihat Kebenaran Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bersyukurlah hidup di era kemunduran Islam. Hidup dalam kelemahan dan tak berdaya. Al-Qur'an menjadi sangat nyata. Situasi ini tak dirasakan di era kegemilangan Islam. Inilah hari-hari dimana bisa menyaksikan semua kisah-kisah dalam Al-Qur'an.

Melihat langkah-langkah Firaun dan Namrudz. Melihat strategi Haman dan Qarun dalam mendukung kezaliman dan menghancurkan kebenaran. Genosida sangat nyata. Keangkuhan Yahudi, Nasrani dan pelaku kezaliman sangat jelas. Semuanya terpampang di depan mata.

Muncul tokoh Nabi Musa yang melakukan perlawanan. Walaupun tak memiliki kekuatan dan pengikutnya amat lemah. Namun mereka terus berjuang walaupun terhimpit di tepian lautan.

Melihat langkah-langkah Nabi Yusuf berkoalisi dengan penguasa Mesir. Bahu membahu menyelesaikan persoalan kelaparan dan kemiskinan. Walaupun penguasa Mesir dari sisi hukum melakukan rekayasa pengadilan. Nabi Yusuf merupakan korban rekayasa hukum. Namun, mengapa Yusuf bersama penguasa?

Memperhatikan saudara kandung Nabi Yusuf yang memasukkan saudaranya sendiri ke sumur, karena iri dan dengki. Pertikaian dan permusuhan internal sangat nyata.

Memperhatikan Nabi Sulaiman dan Daud yang berkuasa. Membangun bangunan tinggi, pasukan dan menggali potensi lautan. Juga, bagaimana kekuasaan digunakan sebagai sarana dakwah?

Inilah hari-hari yang setiap saat melihat kebenaran Al-Qur'an. Segala perseteruan dan perselisihan manusia saat ini, sudah dikisahkan. Bagaimana menyikapinya? Ikutilah bagaimana para Nabi dan Rasul dalam menyelesaikan persoalannya.

Introspeksi Bagi Para Juru Dakwah Dalam Mentarbiyah Diri Tanda kemenangan semakin dekat adalah saat akhlak imani yang utama meny...

Introspeksi Bagi Para Juru Dakwah Dalam Mentarbiyah Diri


Tanda kemenangan semakin dekat adalah saat akhlak imani yang utama menyeruak di tengah kita, tingkat kejernihan hati meningkat, istighfar semakin bertambah, dan taubat dilakukan terus menerus.

Umar bin Khatab saat melepaskan pasukannya menasihati agar bertaubat sebelum bertempur. Sebab, senjata perang yang terbaik adalah amal-amal shaleh.

Fudhail bin Iya berkata kepada pasukan yang hendak berperang, "Bertaubatlah, karena taubat mampu menolak dari kalian sesuatu yang tidak bisa ditolak oleh pedang."

Refleksi terhadap diri sendiri. Sebab, kita bisa mengarahkan orang lain bila telah berhasil mengarahkan diri sendiri. Imam Mesir, Abdullah bin Wahb berkata, "Yang pandai berbuat baik untuk orang lain hanyalah orang yang pandai berbuat baik kepada diri sendiri."

Seorang dai tidak bisa menpengaruhi orang lain, selama ia belum terpengaruh dan diwarnai oleh apa yang dia dakwahi. Sesungguhnya masyarakat akan membangun sendiri pemikiran dan kepribadiannya, menentukan berbagai bentuk perilakunya dengan mengikuti para dai, dan segera memahami dakwah apabila para dai terlebih dahulu telah memahaminya.

Wara seperti gelombang yang akan menciptakan penggerak bagi manusia. Yahya bin Muaz berkata, "Sebesar apa kesibukanmu dengan Allah, sebesar itu pula kesibukan makhluk dengan dirimu." Taufiq Allah swt kepada para dai dalam aktivitas rekrutmennya sejalan dengan perhatian para dai kepada Allah.

Krisis ketidakpedulian manusia kepada para dai merupakan dari krisis kurangnya perhatian para dai terhadap apa yang diwajibkan Allah. Barangsiapa siapa yang menghadapkan hatinya pada Allah, maka ia telah menghadapkan hati manusia kepada dirinya.

Sumber:
Muhammad Ahmad Rasyid, Khitah Dakwah, Rabbani Press

Dai adalah Pengembara Imam para dai dari golongan salafus shaleh, mereka berlayar untuk menyebarkan dan menyampaikan dakwah, mer...

Dai adalah Pengembara


Imam para dai dari golongan salafus shaleh, mereka berlayar untuk menyebarkan dan menyampaikan dakwah, mereka memulai pembicaraan dengan orang-orang, berinteraksi dengan aktif, dan tidak menunggu kedatangan orang untuk bertanya. Demikianlah kondisi dai selamanya.

Dai hari ini harus mengembara dan berlayar ke berbagai tempat untuk menyampaikan dakwah. Lihatlah, bagaimana para utusan Rasulullah saw mengembara ke berbagai pedalaman. Tidak menunggu kedatangan mereka ke Madinah.

Orang Badwi bertanya kepada Rasulullah saw tentang rukun Islam, ketika diberi tahu, ia berkata, "Aku tidak menambah dan tidak mengurangi." Bagaimana orang Badwi memulai pertanyaan? "Wahai Rasulullah saw, utusanmu mendatangi kami, lalu menyampaikan bahwa kamu mendakwahkan bahwa Allah telah mengutusmu."

Utusan Rasulullah saw datang kepada mereka sebagai dai. Barangsiapa menunggu didatangi orang, maka ia bukan dai.

Para Sahabat meningkatkan Madinah, ketika Rasulullah saw mengutusnya ke  kaum Badwi tersebut. Meninggalkan rumah, keluarga dan anak. Mengarungi gurun demi gurun, panas dan dingin untuk menyampaikan dakwah.

Inilah kondisi dakwah yang anda ingin sampai kepada tujuan. Harus ada pergerakan, proaktif, inisiatif, perjalanan panjang, dan ucapan.

Duduk dan berkhayal bukan jalan kesuksesan. Jadi, pahamilah riwayat hidup pendahulu kita dan ikuti mereka, niscaya akan sampai.

Sumber:
Muhammad Ahmad Rasyid, Titik Tolak, Robbani Press

Mentaati Arah Kebijakan Pergerakan  Mereka yang benar-benar menginginkan kemaslahatan dakwah tanpa tercampur oleh hawa nafsu ter...

Mentaati Arah Kebijakan Pergerakan 


Mereka yang benar-benar menginginkan kemaslahatan dakwah tanpa tercampur oleh hawa nafsu tersembunyi, niscaya mereka akan mempersiapkan gerakannya secara bersama atas dasar musyawarah, dan akan setia dalam mentaati arah kebijakan pergerakan. Akan tetapi, mereka adalah orang-orang yang suka terburu-buru sehingga terjatuh pada bergerak sendiri.

Seorang ahli fiqih generasi Tabiin, Nafi maula Ibnu Umar, pernah ditanya tentang pengorbanan seseorang yang tindakannya tidak berdasarkan perintah pemimpin dan tidak berdasarkan kebijakan jamaah,

"Apakah seseorang yang berada dalam pasukan boleh menyerang (musuh) tanpa ijin pimpinan?"

"Ia tidak boleh menyerang pasukan musuh kecuali dengan izin panglimanya." Ujar Nafi.

Imam Ibnu Qudamah juga memberikan panduan bagi para dai dalam berjuang dan menjadi dasar pergerakan, 

"Para pasukan tersebut tidak boleh menyerang kecuali izin panglimanya, karena urusan perang diserahkan kepadanya, sedangkan ia lebih tahu tentang banyak dan sedikitnya musuh, tempat persembunyiannya, dan tipu daya mereka. Karena itu, diharuskan merujuk pada pendapatnya."

Jadi bagi para dai, tidak boleh bergerak menuruti ijtihad dan pendapat mereka sendiri. Karena hal itu akan menimbulkan bahaya yang menimpa muslimin secara umum.

Para dai diperbolehkan untuk mengambil inisiatif, apabila ada halangan untuk meminta izin, seperti datangnya serangan mendadak, sehingga dalam kondisi ini menyerang musuh suatu maslahat.

Seperti Salamah bin Akwa yang dipuji oleh Rasulullah saw, karena ketika sedang keluar dari Madinah lalu berpapasan dengan pasukan kafir yang sedang menyerang unta-unta Rasulullah saw, beliau menyerang orang kafir tanpa ijin Rasulullah saw.

Pahamilah dan tungulah, wahai orang-orang yang bersemangat. Karena engkau akan mendapatkan pahala berjaga-jaga sebesar pahala yang akan kamu dapatkan ketika menyerbu.

Sumber:
Muhammad Ahmad Rasyid, Hambatan-Hambatan Dakwah, Rabbani Press

Menyikapi Kondisi yang Tak Ada Kehidupan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Sosok wanita yang terbiasa hidup di tengah peradaban yang be...

Menyikapi Kondisi yang Tak Ada Kehidupan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Sosok wanita yang terbiasa hidup di tengah peradaban yang besar dan tinggi. Hidup dengan keluarganya di istana Mesir. Lalu, dibawa oleh suaminya ke Palestina, yang merupakan pusat peradaban dunia saat itu.

Namun, saat baru melahirkan anak pertamanya, Allah memerintahkan suaminya agar membawa ke sebuah negri yang belum pernah disinggahinya. Tak pernah tahu medannya. Perjalanan pun dimulai dengan suami dan jabang bayinya.

Ini perjalanan antar negara. Perjalanan  di padang pasir yang gersang, panas, berpasir. Sebanyak apapun perbekalan  akan habis di perjalanan. Namun, suaminya adalah pemimpin perjalanan  antar benua. Yang memahami seluk beluk perjalanan walaupun tidak pernah melewatinya.

Tempat yang dituju ternyata daerah yang tidak ada pepohonan dan air. Tak berpenghuni. Kegersangan, tandus, dan panas. Iklimnya sangat ekstrem antara siang dan malam. Namun, suaminya harus meninggalkannya sendirian. Padahal, dia terbiasa hidup di peradaban yang tinggi dan maju. Sekarang, harus menghadapi kegersangan gurun, tanpa kehidupan sendirian bersama jabang bayi.

Wanita termenung harus berjuang sendirian. Di berlari dari satu bukit ke atas bukit lainnya. Dari atas bukit terlihat memang tidak ada kehidupan. Namun, mengapa Allah mentakdirkan dirinya disini?

Dia tak pernah mengeluh, tujuh kali berlari dari satu bukit ke bukit yang lainnya, Saffa wa Marwa. Tetap tak ditemukan tanda awal kehidupan yaitu air. Sang jabang bayi terus menangis. Seolah-olah sedang merengek kepada Allah.

Tak tega dengan tangisan bayinya, dia mengahampiri sang bayi, ternyata dari hentakkan sang bayi keluar air yang deras. Ternyata solusi tidak ada di balik bukit.  Tetapi ada di kaki sang bayi yang tidak berdaya. Yang hanya bisa merengek kepada Allah.

Karakter seorang ibu dan bayi, itulah cara menghadapi persoalan yang tidak ada solusinya dalam pandangan manusia.

Perlawanan Senjata, Nubuwah Rasulullah saw Akan Kemerdekaan Palestina  Oleh: Nasrulloh Baksolahar 7 Oktober 2023 telah mengubah ...

Perlawanan Senjata, Nubuwah Rasulullah saw Akan Kemerdekaan Palestina 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


7 Oktober 2023 telah mengubah wajah  daerah pendudukan penjajah Israel. Secara infrastruktur perang, penjajah Israel paling siap menghadapi apa pun jenis pertempurannya. Penjajah Israel dibangun atas logika perang. Bersiap berperang dengan seluruh negara-negara Arab sesuai rencana peta negaranya.  

Apakah kemenangan pertempuran hanya ditopang oleh kecanggihan persenjataan? Baru setahun di perang Gaza, media penjajah Israel telah menyebutkan kelelahan yang luar biasa yang dialami prajuritnya. Apa efeknya?

Salah menggunakan senjata. Salah sasaran. Tidak merawat senjata. Tidak mau kembali bertempur. Menolak berperang. Stess dan depresi yang berat. Menjadikan rakyat Palestina sebagai perisai pertempuran.

Pertempurannya bukan lagi menghadapi lawan, tetapi menjadi penghancuran total dan genosida. Inilah buah keputusasaannya. Romawi pernah melakukan kekerasan pada rakyat Mesir yang beragama Nasrani. Akhirnya, mereka justru melawan Romawi yang pada dasarnya seagama dengannya. Mereka berbalik membantu pasukan muslim yang ramah.

Pelawanan semakin kuat saat penghancuran total dijadikan strategi pertempuran. Seperti seseorang yang menepuk air ke dulang. Semakin kencang, maka cipratan air ke wajahnya pun semakin keras.

Penjajah Israel telah meluaskan serangannya ke Tepi Barat. Apa yang terjadi? Tepi Barat bukanlah yang dulu. Yang diam dan meratap. Sekarang telah muncul generasi baru yang siap melawan. Penjajah Israel telah menjadikan Tepi Barat sebagai arena Gaza yang baru.

Persenjataannya memang belum secanggih perlawanan Gaza. Tapi, semuanya akan berevolusi. Senjata mudah didapatkan bila mental pejuang sudah menghujam di dada. Rakyat Palestina tersadar hanya perlawanan senjata yang bisa merubah keadaan. Takdir pertempuran senjata dengan Yahudi merupakan nubuwah Rasulullah saw akan solusi bagi rakyat Palestina. 

Penjajah Israel menyerang Lebanon. Juga, mulai menyerang Suriah. Kelak, bisa jadi menyerang Yordania dengan alasan, penguasa Yordania tak bisa menekan Tepi Barat. Beruntunglah, penjajah Israel dipimpin oleh Netanyahu yang kekuasaannya takut hilang. Sebab, sebesar apapun energi kekuatannya, semuanya akan terkuras   dengan peperangan yang tanpa arah.

Kaidah dari Ushul Fiqh dalam Berdakwah Dakwah itu berinteraksi dengan manusia, agar mengenal Allah dan kebenaran. Agar mencintai...

Kaidah dari Ushul Fiqh dalam Berdakwah


Dakwah itu berinteraksi dengan manusia, agar mengenal Allah dan kebenaran. Agar mencintai kebaikan dan membenci kemungkaran. Agar menjadi pembela keadilan dan berkorban untuk mewujudkannya. Bagaimana agar semakin banyak manusia yang memiliki karakter ini?

Ada beberapa kaidah dari Ushul Fiqh yang menjadi pegangan dalam berdakwah agar manusia secara sukarela menjadi bagian gerakan dakwah,

1. Memberi keteladanan sebelum berdakwah 

2. Mengikat hati sebelum menjelaskan 

3. Mengenalkan sebelum Memberi beban

4. Bertahap dalam membebankan

5. Memudahkan, bukan menyulitkan

6. Yang pokok, sebelum yang cabang

7. Membesarkan hati, sebelum memberi ancaman

8. Memahamkan, bukan mendikte

9. Mendidik, bukan menelanjangi

10. Muridnya guru, bukan muridnya buku

Berdasarkan kaidah inilah beragam strategi dan pendekatan dakwah dibangun. Beragam sarana dan prasarana dikembangkan. Beragam kurikulum dan pembinaan disusun. Tanpa memahami kaidah ini, akan semakin banyak yang menjauhi gerakan dakwah.


Sumber:
Jum'ah Amin Abdul Aziz, Fiqh Dakwah,  Era Intermedia

Menjelang Syahidnya Hasan Al-Banna Oleh: Nasrulloh Baksolahar Ikhwanul Muslimin telah menjadi organisasi yang besar, menyebar da...

Menjelang Syahidnya Hasan Al-Banna

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Ikhwanul Muslimin telah menjadi organisasi yang besar, menyebar dan kuat di Mesir. Di setiap daerah bermunculan kantor cabangnya. Pengaruhnya hingga ke Irak, Suriah, Lebanon, Palestina, Yordania, Sudan dan beberapa negara Islam lainnya. Beragam delegasi dari beberapa negara juga mendatanginya.

Dalam suasana seperti itu, di sebuah acara besar, saat beliau menghadirinya, beliau diminta untuk memberikan sambutan. Saat melangkahkan kaki ke podium, salah seorang hadirin memekikan, "Hidup Hasan Al-Banna."

Ini merupakan hal lumrah dilakukan kepada para tokoh besar. Namun, saat di panggung, Hasan Al-Banna menolak pekikan tersebut dengan berkata, "Sesungguhnya hari di mana dipekikan Hasan Al-Banna tidak ada lagi."

"Pekikan kita adalah, Allah tujuan kami. Rasulullah saw pemimpin kami. Al-Qur'an pedoman kami. Jihad adalah jalan kami. Mati di jalan Allah adalah cita-cita kami tertinggi."

Di tengah melanglang buananya berdakwah, berhasil menyadarkan jutaan manusia dari kelalaian, saat mereka siap bergerak di bawah pimpinannya, seseorang bertanya kepada Hasan Al-Banna, "Apakah anda akan melihat buah kemenangan?"

"Tidak di generasiku atau di generasimu, tetapi pada generasi-generasi sesudah itu." Itulah jawaban Hasan Al-Banna dengan tenang dan penuh keyakinan.

Di saat raja Mesir dan penjajah Inggris ingin berupaya membunuh Hasan Al-Banna. Dua pekan sebelum pembunuhannya, seseorang bertanya, "Wahai ustadz, banyak isu-isu tentang engkau dan apa yang akan terjadi terhadap engkau."

"Apa yang akan terjadi? Apakah pembunuhan? Sesungguhnya kita tahu bahwa itu syahid, dan itu adalah cita-cita kita." Ungkap Hasan Al-Banna.

"Bagaimana dengan dakwah?" Ungkap  orang itu.

"Aku telah menyelesaikan tugasku dan aku telah meninggalkan rijal (pejuang) dan aku melihat mereka dengan mata kepalaku bahwa mereka benar-benar rijal. Aku akan mati sekarang dengan tenang dan yang aku inginkan adalah aku mati syahid."

Dua pekan setelah perbincangan tersebut. Ada undangan dari pejabat Mesir untuk bertemu. Di malam hari sebelum pertemuan tersebut, Hasan Al-Banna bermimpi  bertemu  dan disambut oleh Ali bin Abi Thalib. Di pagi harinya, banyak yang menghalanginya agar tidak bertemu dengan pejabat Mesir tersebut. Namun dia tetap menepati janjinya.

Di saat sedang menunggu tersebut, seseorang dari dalam mobil memberondong dirinya dengan senjata. Darahnya pun bersimbah. Itulah cita-cita yang diridukannya.


Sumber:
Abdurahman Al-Mursy Ramadhan, Manhaj Islah, Era Intermedia 

Mengusung, Mendukung dan Beroposisi Terhadap Penguasa Sebagian orang membicarakan kesalahan yang diambil oleh pemimpin, padahal ...

Mengusung, Mendukung dan Beroposisi Terhadap Penguasa


Sebagian orang membicarakan kesalahan yang diambil oleh pemimpin, padahal hal tersebut pada hakikatnya bukanlah kesalahan apabila mau memeriksa apa yang sebenarnya terjadi.

Sebenarnya yang dipermasalahkan itu tentang prioritas antara berbagai maslahat yang dihadapi, dan mengikuti kaidah fiqh para ulama tentang meraih maslahat yang paling besar ketika terjadi kontradiksi antar beragam maslahat, walaupun dengan mengabaikan maslahat yang lebih kecil.

Kaidah fiqh tentang dibolehkannya menanggung salah satu kerusakan ketika terjadi kontradiksi antar dua kerusakan itu, dalam rangka menghindarkan diri dari kerusakan yang lebih besar.

Dengan kaidah ini, kadang-kadang imam Ibnu Taimiyah mengeluarkan pendapat yang kadangkala dipersepsikan sebagai pendapat aneh atau kurang tepat bagi yang tidak berpengalaman dalam urusan kebijakan politik umat.

Kebanyakan kritikan yang diarahkan ke organisasi berkisar sekitar masalah kaidah umum di atas, dalam mempertimbangkan tingkatan maslahat, atau sesuatu yang makruf dan bahaya (kerusakan) atau sesuatu yang mungkar.

Jadi, dalam setiap kerjasama dengan suatu kelompok atau partai yang punya cela, atau pernyataan yang mendukung amal kebaikan seorang penguasa atau pejabat yang tidak sempurna keislamannya dan lainnya, maka para pemimpin mempunyai alasan berdasarkan kaidah fiqh ini.

Bisa jadi keputusan yang dihasilkan tidak tepat, namun ketidaktepatan ini tidak dapat dijadikan sandaran untuk menilai seorang muslim. Ini hanyalah proses ijtihad dalam masalah kebijakan politik, sebagaimana yang terjadi pula dalam masalah yang lain, sehingga bisa salah dan benar, sesuai dengan ketajaman firasat, ilmu dan pengalaman seseorang.

Akan tetapi, patokan terpenting dalam menilai masalah ini adalah semua interpretasi dan ijtihad ini harus berdasarkan pada pendapat para ulama yang diakui oleh mazhab-mazhab fiqih masa lalu. 

Namun demikian, segala langkah dan strategi, tidak mungkin para pemimpin tersebut membeberkan pembahasannya ketika memutuskan suatu kebijakan walaupun sudah berdasarkan kaidah fiqh. Sebab, kebijakan kadangkala didasarkan atas hal-hal yang mesti dirahasiakan. Tidak boleh dibeberkan secara terbuka, tidak boleh diketahui lawan, agar tidak dijadikan bahan strategi permusuhan mereka untuk menghadapinya.

Tradisi kami adalah mandiri dalam beramal, menyatukan, dan menutup jalan bagi orang-orang yang zalim.

Wahai para dai, janganlah anda menjawab semua kritikan, huruf demi huruf, karena hal itu merupakan sesuatu yang tidak pada tempatnya. Ulama terdahulu juga telah menghadapi cobaan seperti ini. Semuanya adalah salah satu sunnatullah dalam amal Islami.


Sumber:
Muhammad Ahmad Rasyid, Hambatan-Hambatan Dakwah, Rabbani Press

Kapan Memproklamasikan Khilafah Islamiyah? Tugas utama para penguasa Islam setelah meraih kemerdekaan dipaparkan oleh Hasan Al-B...

Kapan Memproklamasikan Khilafah Islamiyah?


Tugas utama para penguasa Islam setelah meraih kemerdekaan dipaparkan oleh Hasan Al-Banna, sebagai berikut,

"Mengembalikan eksistensi daulah Islam kepada umat Islam dengan membebaskan negaranya, menghidupkan keagungannya, mendekatkan peradabannya, menghimpun kalimatnya."

Setelah semua proses tuntas barulah, "Hingga semua itu mengantarkan kembalinya khilafah islamiyah yang telah hilang dan persatuan yang dicita-citakan."

Hasan Al-Banna merinci kembali kewajiban penguasa Islam,

1. Mengamalkan hukum-hukum Islam, dan itu merupakan kewajiban

2. Melaksanakan sistem sosial Islam secara lengkap

3. Memproklamirkan prinsip-prinsip yang tegas ini, jangan sampai ia dibiarkan tidak tegas

4. Menyampaikan dakwah Islam dengan arif dan bijaksana kepada semua orang, jangan sampai di dunia ini ada orang yang belum tersentuh oleh dakwah Islam yang disertai argumentasi yang jelas

Jadi menurut Hasan Al-Banna, proklamasi  khilafah secara resmi dilakukan di tahap-tahap akhir saja demi memperoleh kemaslahatan yang lebih luas. Walaupun demikian, proklamasi khilafah ini harus terlebih dahulu menyiapkan sosok ideal yang patut menerima amanat ini.

Menurut pendapat para ahli fiqih Syafii,  mereka melihat bahwa, jika khalifah telah hilang, maka harus diberikan kepada orang yang paling faqih di masanya.

Tujuannya,  menunggu kesepakatan secara bulat dari seluruh muslimin, mempertimbangkan masukan mereka secara personil maupun tempat agar tidak terjadi fitnah dan perselisihan di kemudian hari.


Sumber:
Said Hawa, Membina Angkatan Mujahid, Era Intermedia 

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (174) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)