Nasib Pemanipulasi dan Penghilang Sejarah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Penjajah Israel menghancurkan Gedung Arsip Pusat di kantor pusat kota di Lapangan Palestina di Gaza dalam serbuan daratnya. Mereka juga menghancurkan ribuan dokumen sejarah yang mendokumentasikan pembangunan kota dan tahapan perkembangan perkotaannya.
Penjajah mengebom bangunan tersebut dengan tujuan membuat kota tersebut berada dalam kekacauan dan menghancurkan segala sesuatu yang berkaitan dengan sejarah dan peradabannya, apalagi arsip tersebut berisi dokumen-dokumen sejarah yang berusia lebih dari 100 tahun. Bagaimana nasib para penghancur dan pemanipulasi sejarah?
Yang menghapus sejarah akan hilang dari kancah sejarah. Banyak rezim penguasa yang menulis sejarah versinya sendiri. Akhirnya hancur. Namun bukti sejarah tetap ada, kelak ragam interpretasi akan bermunculan kembali.
Yahudi sejak dahulu berusaha keras memalsukan sejarah para Nabinya sendiri dengan kekejian dan penghinaan yang tak mungkin dilakukan oleh Nabi dan manusia sekalipun. Mereka berhasil memanipulasi di kitab sucinya. Namun kemudian Allah menurunkan Al-Qur'an dan hadist Rasulullah saw untuk meluruskannya kembali. Bagaimana nasib Yahudinya? Mereka terus terhina karena telah menghinakan sejarah.
Bangsa Mongol telah menghancurkan buku-buku di perpustakaan Baghdad. Bagaimana hasilnya? Bangsa Tartar terkalahkan. Berbeda dengan kaum Muslimin, disetiap pembebasan negri-negri asing, mereka mengumpulkan buku-buku lalu menterjemahkannya. Maka kaum Muslimin menjadi bangsa yang besar.
Belanda memalsukan sejarah kedatangan Islam ke Nusantara. Belanda memalsukan sejarah perjuangan rakyat Indonesia. Bagaimana akhirnya? Terusir dan terkalahkan.
Order Baru menulis sejarah tentang minimnya peran ulama, tokoh muslim dan santri dalam perjuangan kemerdekaan. Lalu, bermunculan sejarawan terkini yang mengoreksi penulisan sejarah tersebut. Orde Baru pun tersungkur. Prinsip bahwa sejarah ditulis oleh pemenang tidak berlaku. Karena sejarah berdasarkan fakta.
Bukti otentik sejarah yang tidak akan pernah bisa dihapus dan dihilangkan adalah Al-Qur'an. Banyak bukti sejarah fisik lainnya yang diabadikan Allah. Jejak kaum Aad, Tsamud dan Luth yang tetap diabadikan.
Sangat unik penulisan sejarah yang berbasis Al-Qur'an. Al-Qur'an memaparkan sejarahnya terlebih dahulu dan juga menjelaskan tempat-tempat peninggalan Arkeologinya. Lalu para sejarawan menemukannya. Terbalik dengan penulisan oleh sejarawan, mereka menginterpretasikan bukti arkeologi sesuai pemahamannya. Sehingga penulisan sejarahnya bisa salah dan benar karena tergantung dari interpretasinya.
0 komentar: