Menang Dengan Kekuatan Minimal
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Bagaimana mengalahkan pasukan tempur Firaun yang luar biasa kekuatanya? Bagaimana Bani Israel bisa selamat dari kejaran Firaun? Mungkin seperti itu pula yang dipikirkan bila hidup di era Nabi Musa. Ternyata kekuatan besar pasukan Firaun dikalahkan hanya dengan air laut dalam sekejap. Siapakah yang bisa memprediksi ini?
Jalut sosok yang gagah perkasa. Badannya seperti raksasa. Talut yang kuat dan berilmu mencoba melawannya. Padahal Talut sosok pemimpin pilihan Nabi kaumnya. Bila Talut tak bisa mengalahkan, siapa lagi yang bisa mengalahkannya? Ternyata Jalut yang perkasa dikalahkan oleh yang berbadan kecil yang lincah dengan hanya bersenjatakan katapel saja.
Mengalahkan sesuatu tidak perlu dengan kekuatan yang sama. Tidak perlu dengan kekuatan yang melampauinya. Tetapi, hanya butuh cara yang sangat berbeda. Metode yang berkebalikan ekstrim. Juga, kekuatan yang berbeda.
Bagaimana cara semut selamat dari pasukan Nabi Sulaiman yang terdiri dari Manusia, Jin, Burung dan hewan tunggang lainnya? Tak perlu seperti mereka. Cukup tetap menjadi semut saja. Cukuplah mengoptimalkan takdirnya. Masuklah ke terowongan tanah. Maka seluruh kekuatan di atas tanah tak bisa mengganggunya.
Hamas melakukan sesuatu yang tak bisa atau "malas" dilakukan oleh penjajah Israel. Bila Israel mengandalkan teknologi super canggih, apa yang membuat teknologi super canggih tak berfungsi? Super canggih dikalahkan dengan teknologi zaman batu. Bisakah mental penjajah Israel diubah seperti era zaman batu? Inilah tantangan penjajah Israel. Hamas sangat mudah merubah dirinya menjadi canggih. Namun penjajah Israel tak memiliki mental memasuki zaman batu.
Bagaimana para Nabi dan Rasul menghadapi kedurhakaan kaumnya yang memiliki kekuatan dan kekuasaan luar biasa? Padahal para Nabi dan Rasul memiliki sedikit pengikut dan sering diejek sebagai kaum yang lemah tak berdaya? Secara logika para pendurhaka tak bisa terkalahkan. Namun nyatanya mereka hancur hanya dengan tanah, air, batu, hujan, petir, udara dan yang tak pernah diduga oleh nalar manusia.
Keluarga Ali Imran hanya menazarkan putrinya, Maryam, untuk mengabdi beribadah di Baitul Maqdis. Para Nabi dan Rasul hanya fokus menjalankan perannya untuk berdakwah. Saat pendurhaka ingin membunuh dan menghancurkan, para Nabi dan Rasul mempersilahkan tipu daya itu dilaksanakan dan para Nabi dan Rasul hanya bertawakal saja. Inilah syarat utama memecahkan persoalan apa pun. Dengan cara ini, sumber daya dan infrastruktur kekuatan datang dengan sendirinya dengan pertolongan Allah.
0 komentar: