Geopolitik Palestina, Cermin Geopolitik Muslimin dan Dunia
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Palestina adalah peta geopolitik dunia. Dinamika geopolitik sebuah zaman terlihat dari apa yang terjadi di Palestina. Isra Miraj Rasulullah saw singgah terlebih dahulu ke Palestina. Pembebasan Palestina oleh Umar bin Khatab dari genggaman Romawi Timur (Byzantium). Pembebasan Palestina dari cengkeraman gabungan raja dan kaisar dari Eropa Barat oleh Shalahuddin Al-Ayubi. Serta kemenangan Bani Mamluk yang dipimpin Saifuddin Qhutuz atas pasukan Mongol di Palestina merupakan momentum perubahan geopolitik dunia.
Menurut Ulama Sirah, Abu Hasan An Nadwi, peristiwa Isra dari Mekah ke Palestina menggambarkan geopolitik masa depan dari Allah kepada Rasulullah saw serta Muslimin. Yaitu, Nabinya dua kiblat, Masjidil Haram dan Aqsha. Imam Masriqain dan Maghribain, imperium besar di wilayah Timur dan Barat. Pewaris para Nabi sebelumnya dan imam generasi sesudahnya. Menginjakkan kaki ke Palestina saat Isra Miraj sebuah awal langkah geopolitik baru di Hijaz sebelum membentuk geopolitik global.
Kondisi Hijaz kondusif pasca Hudaibiyah dan perang Khaibar, Rasulullah saw mengirim utusan ke raja-raja di bawah Romawi Timur. Namun utusan Rasulullah saw dibunuh. Maka dikirimlah pasukan ke Mu'tah. Inilah awal persentuhan Muslimin dengan "kaki tangan" salah satu superpower dunia. Setelah Futuh Mekah dan perang Hunain, Rasulullah saw mengirimkan pasukan ke Tabuk untuk menghadapi Romawi Timur. Sebab pemimpinnya, Heraklius, merencanakan penyerangan ke perbatasan Arab Utara. Saat itu Romawi Timur telah menjadi superpower dunia tunggal setelah mengalahkan Persia. Tandanya, Heraklius membangun istananya di Baitul Maqdis, Palestina. Menguasai Palestina berarti memimpin geopolitik dunia.
Umar bin Khatab melanjutkan langkah Abu Bakar dengan pembebasan Palestina melalui Iraq. Terjadi pertempuran fenomenal seperti Qadisiyah dan Nahawund. Setelah itu Persia dikalahkan, selanjutnya menuju Palestina yang masih dibawah Romawi Timur. Heraklius sang Kaisar merasakan kekalahan akan menimpanya. Dia pun berkata sambil memandang Baitul Maqdis, "Salam kepadamu wahai Syam (Palestina), waktu penyerahan telah tiba dan dia telah kembali. Keselamatan atasmu wahai Syam (Palestina). Keselamatan yang tak ada pertemuan setelahnya." Pasca pembebasan Palestina oleh Umar bin Khatab, kekuasaan Romawi Timur terus menyusut. Lalu, lahirnya pemimpin geopolitik dunia baru yang ditandai dengan hadirnya Muslimin di Palestina.
Apakah Tentara Salib gabungan raja-raja Eropa Barat itu kuat? Mereka tidak terorganisir secara sistematis, tidak terlatih, tidak terkontrol, tidak memiliki ketrampilan dan kompetensi yang memadai serta kepemimpinan kepemimpinan pasukan yang baik. Bahkan sebagian besar mereka tidak memiliki pengalaman teknik dan strategi berperang. Mengapa Muslimin terkalahkan sehingga mereka bisa merampas Baitul Maqdis Palestina? Saat itu, Bani Saljuk saling berperang sesama mereka sendiri hingga kekuatannya lemah. Kekhalifahan Abbasiyah dengan Bani Fathimiyah saling bertempur berebut pengaruh. Dalam pertikaian internal mereka menghadapi serbuan Tentara Salib juga. Inilah yang membuat banjir darah umat Islam saat Tentara Salib merampas Baitul Maqdis. Bila Baitul Maqdis Palestina dikuasai bangsa lain, bertanda kondisi Muslimin dalam kondisi terpuruk dan sangat lemah. Geopolitik Palestina menggambarkan geopolitik umat Islam.
Kekhalifahan Abbasiyah dan kesultanan Khawarizmi hancur oleh bangsa Mongol. Serbuan Mongol memasuki Rusia, sebagian Eropa Barat dan Tiongkok, dan mendekati Romawi Timur. Serbuannya tak bisa terbendung oleh siapa pun. Tiba waktunya menyerang Mesir, Bani Mamluk, yang saat itu dipimpin sultan Saifuddin Qhutuz. Sang Sultan menghadang tentara Mongol di Ainu Jalut Palestina. Tentara Mongol terkalahkan secara tak terduga. Sejak itu kekuasaaannya terus menyusut seperti Romawi Timur. Siapapun yang terusir dari Palestina dan tidak menguasainya kembali lagi, maka peran Geopolitiknya akan terus menyusut. Tentara Mongol dikalahkan Muslimin di Palestina. Palestina menjadi kuburan bangsa-bangsa yang zalim seperti Romawi Timur, Tentara Mongol dan Salib. Di tubuh Muslimin mulai lahirlah benih Kekhalifahan Turki Utsmani sebab Palestina sudah digenggam Muslimin kembali.
Begitu pun Kekhalifahan Turki Utsmani. Saat Palestina terlepas darinya oleh persengkongkolan Barat dan Zionis Yahudi. Maka saat itu pula imperiumnya runtuh. Rakyat Palestina, Hamas, Fatah, Jihad Islami, gerakan perlawanan lainnya dan dukungan muslimin dunia sedang mencoba mengembalikannya pada genggaman Muslimin. Bila berpangku tangan, maka geopolitik umat Islam di kancah dunia tak diperhitungkan lagi dan terus melemah, bisa jadi hilang. Saat ini geopolitik dunia sedang berada dalam genggaman Barat dengan meminjam tangan Zionis Israel, oleh sebab itu mereka totalitas mendukungnya untuk mempertahankan hegemoninya.
0 komentar: