Geopolitik Berubah, Palestina Tak Sendirian Lagi?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Geopolitik dunia berubah dengan cepat pasca perang Ukraina. Amerika dan Barat tidak lagi jadi adi daya penentu satu-satu kebijakan dunia. Muncul kekuatan baru secara ekonomi, politik maupun militer. Geopolitik dunia sekarang terlihat dari pasca keberhasilan Hamas dan gerakan perlawanan menerobos batas daerah pendudukan Israel tanpa terdeteksi intelejen penjajah Israel.
Saat geopolitik dunia sudah berubah, penjajah Israel tetap tak pernah berubah. Mungkin ini yang dimaksud oleh Allah di sejumlah ayat Al-Qur'an bahwa mata, telinga dan hatinya telah terkunci. Fakta bahwa rakyat Palestina semakin kuat dengan tetap bertahan dan terus melakukan perlawanan juga tak pernah menyadarkan penjajah Israel. Bahasanya hanya satu, membumihanguskan rakyat dan menghapuskan peta Palestina. Sikap seperti ini sepertinya sangat bisa berhasil dengan kekuatan militer tercanggihnya, namun justru merubah peta geopolitik dunia bagi pandangan masyarakat internasional.
Perang informasi telah berubah dari asimetris menuju simetris. Penjajah Israel yang didukung media Barat, dahulunya menguasai pemberitaan melalui kantor beritanya yang menjadi rujukan sumber pemberitaan di dunia ketiga, sekarang mulai ada referensi lain dari Aljazerah. Hadirnya media sosial, menjadikan setiap orang menjadi pewarta berita, bahkan diyakini lebih dipercayai dari kantor berita itu sendiri.
Terkuatnya beberapa kebohongan pemberitaan Amerika dan penjajah Israel terlihat dari gempuran serangan ke presiden Amerika, Joe Biden, saat menginformasikan telah terjadi pemenggalan bayi oleh Hamas. Akhirnya dari kepresidenan Amerika mengakui kesalahan berita tersebut. Begitu saat penjajah Israel memberitakan bahwa roket Jihad Islam penyebab ledakan di rumah sakit yang menewaskan lebih dari 500 orang dibantah oleh Jazerah. Akhir terbukti, Rumah Sakit diserang oleh roket penjajah Israel.
Dalam sekala regional, sejumlah kelompok perlawanan dari Yaman, Lebanon, Iraq dan Suriah melakukan perlawanan ke daerah pendudukan Israel untuk mensupport rakyat Palestina. Baru-baru petinggi Hamas, Jihad Islam telah bertemu dengan Hizbullah untuk menyatukan langkah perlawanan terhadap penjajah Israel. Israel yang dahulu membuat tembok perbatasan yang kokoh agar rakyat Palestina di pengungsian tidak kembali ke tanah Palestina, sekarang tembok itu telah berubah menjadi penjara bagi penjajah Israel dalam kepungan kelompok perlawanan.
Iran sudah menyatakan akan meluncurkan rudalnya ke pendudukan Israel bila penjajah Israel menyerbu Gaza dengan pasukan daratnya. Turki telah memutuskan kontrak secara sepihak tentang perjanjian pengiriman gas dari Turki. Turki menyatakan akan terjadi perang dunia bila Israel mengerahkan pasukan daratnya. Qatar terus mengancam negara yang mendukung serangan darat Israel akan diputus pasokan gasnya.
Amerika kalah telak di Dewan Keamanan PBB. Saat PBB mengajukan Resolusi Jeda Kemanusiaan untuk membantu rakyat Palestina di Gaza akibat blokade dan bombardir rudal penjajah Israel, yang memveto resolusi ini hanya Amerika saja. Saat Amerika merancang resolusi PBB yang mengijinkan serangan darat penjajah Israel ke Gaza, segera ditolak oleh Rusia dan Cina. Soal Palestina, Amerika mulai terpojok.
Masyarakat international mendukung Palestina terbukti ragam saluran yang bisa digunakan untuk menyampaikan aspirasi pembelaan terhadap rakyat Palestina terus bermunculan, tidak hanya demonstrasi saja. Hingga momentum pertandingan sepakbola pun digunakan untuk mendukung Palestina. Geopolitik dunia telah berubah, Palestina tidak sendirian lagi?
0 komentar: