Model Struktur Masyarakat Sekuler
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Struktur masyarakat Sekuler, adakah persamaan, persahabatan dan persaudaraan? Bila ada, apakah dasarnya? Hanya kepentingan saja. Struktur masyarakat sekuler hanya eksploitasi. Merekayasa sesuatu agar tidak terasa sedang dieksploitasi.
Keinginan dan kebutuhan hasil rekayasa gaya hidup. Memilih pemimpin hasil rekayasa opini dan pencitraan. Memilih pejabat dan kebijakan hasil rekayasa perundangan walaupun bertentangan dengan falsafah bangsanya. Masyarakat hasil rekayasa. Masyarakat hasil penjajahan dari pemegang oligarki yang hegemoni dan monopoli.
Apakah ini hanya berlaku di dunia ketiga, tidak berlaku di Barat? Bukankah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi di bawahnya merupakan lembaga rekayasa ragam peristiwa dan kebijakan di dunia? Bukankah banyak dana yang dikucurkan, publik figur yang diutus, hiburan yang dibuat dan ruang pemberitaan yang disebar untuk membentuk gaya hidup, sistem, kebijakan dan mempengaruhi opini?
Oleh karena masyarakat sekuler adalah masyarakat yang rentan akan gejolak. Rentan berselisih dan bertengkar. Rentan berbalik arah dan saling menyerang. Ada disparitas kelompok masyarakat yang jurangnya sangat dalam. Tidak akan pernah ada pemerataan dalam kekayaan dan kekuasaan. Itulah modelling masyarakat yang dikelola tidak mengikuti bimbingan Allah dan Sunnah Rasulullah saw.
Bila masyarakat terlihat kekayaannya merata, itu disebabkan hasil eksploitasi sumberdaya bangsa lain. Bangsa lain dimiskinkan. Program bantuan hanya untuk mengokohkan eksploitasi. Bila "dikayakan", tak sebanding dengan sumber daya yang dikeruk mereka.
Al-Qur'an menjelaskan struktur model masyarakat ini dalam surat Saba. Tergambar dari dialog antara orang kafir di akhirat saat menghadapi siksaan neraka. Masyarakat sekuler memang memiliki langkah yang sama. Yaitu, tidak beriman dan menentang Al-Qur'an dan kitab terdahulu. Namun struktur masyarakat terbelah dan pecah menjadi kelompok yang sombong (hegemoni) dan lemah (tertindas).
Masyarakat tertindas mengatakan bahwa mereka korban rekayasa dari kelompok yang sombong dengan tipuan yang terus dilancarkan pada waktu malam dan siang. Tertipu pameran kemewahan karena banyaknya harta, pengikut dan genggaman kekuasaannya. Kelompok yang sombong mengatakan bahwa mereka tidak pernah menghalangi kelompok tertindas untuk mendapatkan petunjuk.
Masyarakat sekuler adalah model masyarakat hasil rekayasa, bukan hasil dari kebebasan berfikir dan bernurani. Sebab, berfikir itu harus memiliki basis kebenaran yang teruji di setiap zaman dan tempat. Bernurani itu memiliki basis ketentraman dari hati.
0 komentar: