Mental Pemukim Yahudi di Wilayah Pendudukan Israel
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Cara rakyat Palestina menghadapi penjajah Israel hanya satu, yaitu terus bertahan. Terus bersabar. Terus berjuang. Uni Soviet dan Amerika terusir dari Afghanistan karena hal ini. Amerika terusir dari Vietnam. Belanda terusir dari Indonesia karena hal ini.
VOC Belanda, tiba-tiba kaya dengan menjajah Indonesia. Tetapi kemudian bangkrut karena menjajah Indonesia pula. Terus berjuang dan gerakan perlawanan yang tak mengenal lelah telah menguras kekayaan VOC yang berlimpah. Kekayaan dari kezaliman akan kembali ke titik nol. Kemenangan hasil kezaliman akan dikalahkan kembali.
Daya tahan adalah kunci kemenangan menghadapi pertempuran dengan penjajah Israel. Kota di pendudukan Israel Utara telah kosong menjadi kota hantu karena gempuran Hizbullah dari Lebanon. Menurut Mantan Perdana Menteri penjajag Israel Yair Lapid mengatakan dalam sebuah wawancara untuk Channel 12 Israel, bahwa Zionisme akan runtuh kecuali warga Bireh, “Kiryat Shmona” Israel kembali ke pemukiman mereka.
Para pemukim Yahudi datang merampas tanah Palestina bukan untuk berjuang, tetapi menikmati fasilitas keamanan. Seperti kedatangan Yahudi ke Madinah, karena serbuan Nebukanedzar dari Babilonia, kedatangnya hanya untuk menunggu kedatangan Nabi terakhir yang telah dijanjikan yang akan membawanya pada kemenangan bagi Yahudi sendiri. Bukan datang untuk berjuang bersama Nabi Muhammad saw.
Berbeda dengan orientasi Waraqah bin Naufah, paman Siti Khadijah dan Saif bin Dzi Yazan, Raja Yaman. Mereka menunggu kedatangan Nabi terakhir dari Mekah untuk berjuang bersamanya. Membela dan menyiapkan kekuatan, saat Nabi terakhir yang ditunggunya itu disiksa, diusir dan hendak dibunuh oleh kaum nabinya sendiri.
Saat kedatangan Nabi terakhir bukan dari golongannya, mereka mendustakan dan memeranginya. Bila Amerika dan Barat tidak memberikan fasilitas yang dijanjikan. Bila gerakan perlawanan terus bertahan yang membuat sirine tanda bahaya tak berhenti meraung-raung, maka kepungan rasa takut akan terus menghantuinya. Maka, para pemukim di daerah pendudukan akan ditinggalkan menjadi kota kosong tak berpenghuni.
Bila masyarakat internasional saat ini murka terhadap membabibutanya genosida penjajah Israel kepada rakyat Palestina di Gaza, maka kelak akan terjadi pemimpin penjajah Israel akan murka terhadap komunitas Zionis Israel sendiri. Buktinya, mulai ada yang menolak wajib militer. Kota di sekitar pendudukan Israel Utara mulai dikosongkan. Anaknya Netanyahu berlibur ke Amerika, saat pemuda penjajah Israel dimobilisasi berperang ke Gaza.
Pada akhirnya, pemimpin penjajah Israel akan dijengkelkan oleh ulah rakyatnya sendiri. Seperti setiap para Nabi dan Rasul yang diutus kepada Bani Israel yang jengkel akan kedurhakaannya padahal sudah diberikan ragam fasilitas dari Allah langsung. Bani Israel memang tidak dilahirkan sebagai bangsa pejuang dan petarung, tetapi sebagai pendurhaka, pendusta, menyalahi janji dan menolak bila ada perintah berjuang.
0 komentar: