Mental Kalah Zionis Yahudi
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Allah berjanji dalam Al-Qur'an, tanah kaum yang dimurkai Allah akan digerogoti dari tepi-tepinya Perhatikan apa yang terjadi? Yordania sudah mengirimkan tank di perbatasan. Yaman, Libanon, Suriah, Irak, terus melakukan perlawanan dari tepi-tepinya. Pada pertempuran Yam Kiffur 1973, penjajah Israel harus menyerahkan kembali Sinai ke Mesir dan Golan ke Suriah.
Penjajah Israel merasa sukses atas semua tipu dayanya. Tapi Allah berjanji tipu daya mereka tidak akan pernah mencapai targetnya. Tipu daya mereka bukan jalan yang benar untuk meraih tujuannya.
Allah berjanji menurunkan ketentraman sebelum datangnya kemenangan. Perhatikan bagaimana suasana hati rakyat Palestina di Gaza dan gerakan perlawanan? Keberanian bertempur di titik nol bertanda ketentraman dimasukkan ke hati mereka. Tetap bertahan di tanah Palestina, menandakan ketentraman mereka.
Penjajah Israel, baru diserang menggunakan rudal, masyarakatnya yang keluar dari daerah pendudukan Israel lebih banyak dari yang masuk. Namun di Gaza, walaupun dibombardir, yang masuk ke Gaza lebih banyak dari yang keluar.
Artinya, sampai kapanpun rakyat Palestina akan terus memenuhi negrinya sendiri. Di Tepi Barat, walaupun terus digusur, diusir, ditangkapi, hingga ditembaki oleh Penjajah Israel, apakah ada yang mengungsi ke Yordania? Meninggalkan Tepi Barat, Mereka tetap bertahan. Tepi Barat dan Gaza memiliki karakter yang sama.
Meninggalkan tanah Palestina sebuah kerugian besar. Sebab disinilah tanah yang berkahi Allah. Tanah tempat dihancurkannya Dajjal. Tanah yang paling dekat dengan langit. Seperti para jamaah haji Indonesia yang ingin wafat di Mekah atau Madinah.
Sebuah gerakan yang terus dikumandangkan oleh rakyat Palestina adalah gerakan kembali ke Palestina. Salah satu target perlawanan rakyat Palestina adalah pemukim Zionis Israel terus dihantui ketakutan. Bukankah dalam sejarah Nabi Musa, mereka umat yang menginginkan fasilitas lengkap baru mau bergerak? Menunggu makanan dan minuman dari surga baru membersamai Nabi Musa ke Palestina?
Menunggu kedatangan Nabi, baru berjuang? Bersama Nabi Musa pun, mereka tidak yakin bahwa mereka bisa memenangkan perjuangan. Betapa lemahnya kekuatan mental kaum Yahudi. Betapa tak yakinnya mereka atas kekuatannya sendiri.
Genosida penjajah Israel merupakan bentuk kekalahan. Hilangnya pengendalian atas sesuatu. Seperti Firaun yang membantai para Penyihir yang tak bisa dikendalikan lagi. Seperti penguasa Yaman yang membantai rakyatnya pada peristiwa Ashhabul Ukhdud karena tak bisa dikendalikan lagi sesuai keinginan penguasa.
0 komentar: