Infrastruktur Militer Penjajah Israel, Tidak Cocok Bagi Model Pertempuran di Gaza
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Penjajah Zionis menjadi pengekspor peralatan militer tercanggih dalam sistem serangan dan pertahanan udara atas rudal dan roket. Tidak hanya itu, kendaraan tempur darat dan sistem perangkat lunaknya pun menjadi yang tercanggih. Namun sampai saat ini, mengapa korban perang dari infrastruktur militer penjajah Israel di Gaza adalah rakyat sipil yang tinggal rumah sakit, sekolah dan tempat pengungsian? Mengapa korbanya 65 persennya adalah anak dan wanita. Dimana efektivitas kecanggihan infrastruktur militernya? Bisa jadi Infrastruktur militer yang dikembangkan tidak cocok untuk pertempuran di Gaza.
Di setiap kendaraan tempur dipasang Trophy Active Protection System (APS) yang dirancang untuk melindungi kendaraan tempur terhadap granat berpeluncur roket dan rudal anti-tank. APS menggunakan radar untuk mendeteksi ancaman yang masuk dan kemudian meluncurkan balasan untuk menghancurkannya. Lalu, mengapa Hamas mudah menghancurkan kendaraan tempur penjajah Israel?
Tank Merkava memiliki sejumlah inovasi untuk kebutuhan unik Angkatan Pertahanan penjajah Israel. Persenjataannya termasuk meriam 124 mm yang dapat menembakkan rudal anti-tank Lahat. Senjata lainnya termasuk tiga senapan mesin berat, peluncur asap, dan mortir 60 mm.
Sistem pengendalian tembakannya juga memungkinkan pertahanan terhadap serangan helikopter musuh. Namun mengapa Hamas sangat mudah menghancurkan tank secanggih ini?
Kendaraan pasukan Namer dimodelkan setelah tank Merkava IV yang ikonik, tank ini diharapkan memberikan perlindungan berkaliber tinggi untuk operasi infanteri. Dilengkapi dengan Mini-Samson RCWS dan secara mulus mengintegrasikan teknologi sensor multifaset untuk akuisisi target. Persenjataannya mencakup M2HB 12,7 mm, meriam M246 7,62 mm, mortir 60 mm, dan perangkat untuk meluncurkan granat asap. Dilengkapi dengan pemadaman kebakaran otomatis dan pertahanan terhadap bahaya nuklir, biologi, dan kimia untuk meningkatkan keselamatan. Namun mengapa kendaraan tempur ini pun mudah dihancurkan oleh Hamas?
Sistem Fire Weaver (SFW) dirancang menuju medan pertempuran digital. Sistem Fire Weaver menggunakan AI untuk dengan cepat menilai detail lingkungan pertempuran, seperti lokasi target, sekutu, dan landmark penting. Data yang sangat berharga ini segera disampaikan ke berbagai platform, memperkuat pemahaman situasional personel di lapangan. Mengapa sistem ini tidak bisa mendeteksi pergerakan tempur Hamas?
Hamas sampai saat ini belum mempublikasi kendaraan militer yang digunakan di Gaza dalam pertempuran darat. Namun mereka menggunakan roket panggul dan senjata yang mudah ditemukan dalam menghalau serangan darat Israel. Roket Mubar-1 dikembangkan dan dirancang untuk menghancurkan sasaran udara jarak pendek, seperti helikopter serbu dan pesawat tanpa awak. Hamas juga menggunakan rudal panggul SA-7 hadapi jet-jet tempur Israel di Jalur Gaza. Roket anti tank Al-Yassin-105 dapat ditembakkan oleh prajurit dari bahu dan bisa dilepaskan dari drone, sehingga bersifat mobile. Efektif bila digunakan dalam jarak pendek.
Dari data model persenjataan penjajah Israel dan Hamas, terlihat bahwa infrastruktur militer darat, sistem informasi teknologi dan artifisial intelegensinya yang dikembangkan penjajah Israel sangat cocok untuk medan pertempuran yang menggunakan infrastruktur militer berat yang sejenis. Dengan sistem keamanan yang canggih, musuh dari jauh sangat mudah terdeteksi dan diserang. Namun Hamas dan gerakan perlawanan Palestina tidak memiliki dan tidak meladeninya. Jadi pertempuran penjajah Israel seperti petinju yang sangat ahli dalam pukulan jarak jauh namun sangat lemah bila menghadapi serangan dari jarak pendek. Sedangkan Hamas seperti petinju yang ahli dalam jarak dekat. Dimana sang petinju terus menjaga jarak dekatnya dengan fasilitas terowongan yang dibuatnya.
Hamas melakukan penyerangan dan bertahannya dengan mengandalkan kelincahan gerak prajuritnya dengan senjata pelontar panggul mobile roket dan rudalnya dari jarak dekat. Oleh sebab itu serangan Hamas selalu di titik nol musuh dan dari belakang. Sehingga peralatan militer penjajah Israel tidak sempat bereaksi dan merespon serangan Hamas.
Serangan dari terowongan dalam jarak dekat, membuat tentara penjajah Israel kelabakan, Hamas muncul dari lubang-lubang pasukan Islam yang tidak pernah diketahui di mana, bahkan bisa jadi di bawah sepatu mereka sendiri. Ibaratnya, pasukan Hamas muncul dari portal dari dimensi entah mana, lalu menghilang lagi tanpa diketahui. Analisis militer Israel, mengatakan bahwa hancurnya rumah-rumah di Gaza justru membuat lubang-lubang itu tersamarkan. Tembak, lalu hilang ke dalam tanah. Begitu terus seperti melawan musuh yang tidak terlihat. Mereka muncul seperti monster, lalu menghilang seperti hantu!
Musuh yang kuat akan menjadi lemah bila masuk perangkap. Hamas dan gerakan perlawanan Palestina lainnya, menggunakan cara ini. Penjajah Israel jatuh ke dalam perangkap dengan membiarkan mereka maju tanpa perlawanan berarti di siang hari sampai mencapai daerah penyergapan yang telah disiapkan, di mana api neraka menyerang mereka pada saat yang sama di semua titik.
0 komentar: