Besok Hancur, Apa Yang Dilakukan?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Juru bicara Brigade al-Qassam Hamas, Abu Obeida, mengumumkan bahwa Perlawanan telah menghancurkan seluruh atau sebagian 136 kendaraan militer Israel di Gaza sejak dimulainya invasi darat. Dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada hari Rabu (08/11), Abu Obeida menegaskan bahwa pasukan pendudukan telah menderita banyak korban selama konfrontasi dengan pejuang Perlawanan di jalur Gaza.
Mengapa Hamas terus bergerak, walaupun dikepung dengan kekuatan besar? Rasulullah saw berkisah karakter apa yang harus dimiliki saat semakin mendekati Hari Kiamat? Seorang nenek menjawab bahwa bila besok Hari Kiamat maka yang dilakukan adalah menanam pohon. Besok hancur, namun masih memiliki semangat beramal dan terus berkarya. Besok ditakdirkan bangkrut, namun hari ini masih memiliki semangat berinvestasi.
Di kitab Amalu Qubro, ada seorang pemuda diberitakan oleh Malaikat Jibril bahwa takdirnya di Lauhul Mahfudz merupakan takdir buruk. Sang pemuda tadi mengucapkan, "Alhamdulillah." Jibril mengulanginya lagi, karena khawatir si pemuda tadi salah dengar. Sang pemuda tetap mengucapkan, "Alhamdulillah." Lalu Jibril bertanya mengapa mengucapkan, "Alhamdulillah."? Sang pemuda menjawab karena seluruh takdir Allah adalah benar.
Para Ashabul Ukhdud, saat hendak dilemparkan ke kobaran api, masih tetap mengucapkan syahadat. Sayid Qutb saat akan digantung diminta untuk menuliskan permohonan maaf kepada penguasa zalim. Namun ditolaknya, sebab telunjuk yang biasa digunakan untuk bersyahadat pantang untuk tunduk pada kezaliman.
Di perang Uhud, saat pasukan Muslimin tercerai berai. Saat berita kematian Rasulullah saw berhembus. Banyak Sahabat Rasulullah saw yang lunglai semangatnya dengan berkata, "Untuk apa berjuang bila Rasulullah saw sudah wafat?" Namun ada segelintir Sahabat yang mencoba membangkitkannya, "Bila Rasulullah saw wafat, untuk apa kita hidup?" Gelora semangat jihad pun bangkit kembali. Akhirnya, kafirin Quraisy terdesak hingga harus mundur menjauhi Madinah.
Besok hancur, apakah pasti terjadi? Semuanya baru prediksi berdasarkan pertimbangan akal dan pengalaman. Semuanya baru perhitungan kekuatan infrastruktur dan sumberdaya. Bukankah Allah Maha Berkuasa dan Berkehendak? Bila pun hancur, apa ruginya bagi manusia? Bukankah semuanya berasal dari tidak ada? Bukankah semuanya akan kembali kepada Allah?
Manusia hanya dimintai pertanggungjawaban akan amal dan karyanya. Tidak dihisab tentang sukses atau gagalnya. Maka fokuslah pada apa yang dilakukan sekarang. Harus beramal sekarang juga, apa pun yang akan terjadi pada sedetik kemudian adalah hak-Nya Allah. Beramal bukan untuk sukses atau menghindari gagal. Tetapi, bentuk penghambaan pada Allah.
0 komentar: