Batu dan Emas Itu Sama
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Batu dan emas, apa bedanya? Kaya dan miskin, apa bedanya? Penguasa dan rakyat jelata, apa bedanya? Bisa berbeda, bisa juga sama. Mau pilih yang mana? Setiap kondisi memiliki tanggungjawabnya sendiri. Semuanya dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Bila batu dan emas itu ciptaan Allah, bukankah sama? Bisakah emas menjadi batu? Bisakah batu menjadi emas? Semuanya serba bisa. Emas yang disimpan dan dijadikan perhiasan, bukankah hanya menjadi batu? Batu yang diolah, direkayasa menjadi perkakas, peralatan dan infrastruktur teknologi, bukankah akan menjadi emas?
Tanah disia-siakan. Tak diolah dan didiamkan. Laut diabaikan. Bukankah para penjajah itu datang untuk eksploitasi tanah? Bukankah investor penghisap darah itu ingin menguasai pulau dan lautan? Bukankah Yahudi Israel inginkan mencaplok tanah Palestina? Bukankah Tiongkok ingin menguasai lautan Cina Selatan? Menguasai tanah berarti menguasai kekuasaan dan penghuninya.
Kekayaan bisa menjadi sumber kehancuran. Kemiskinan bisa menjadi alasan kebangkitan. Bangsa Mongol yang terpencil dalam kerasnya kehidupan pegunungan bisa mengalahkan kekhalifahan Abbasiyah, India, Cina hingga hampir menembus Eropa. "Kemiskinan" yang membuat Mongol kuat. Kekayaan yang membuat Abbasiyah hancur. Bukankah kehancuran peradaban dimulai dari keberlimpahan kekayaan yang tak dikelola?
Kesultanan Bani Zanky di Syam berawal dari seorang budak yang dididik dan dipilih oleh wazir Nizam Mulk. Kesultanan Bani Mamluk di Mesir berawal dari kumpulan budak yang dididik oleh keluarga dan keturunan Shalahuddin Al Ayubi. Mereka menghancurkan tentara Salib dan Mongol. Kemana peran para penguasa dan petingginya?
Para keturunan penguasa dan pejabatnya terbuai dengan pertikaian perebutan kekuasaan, pesat pora dan menghamburkan kekayaan. Menjadi penguasa justru menuju jurang kehancuran. Rakyat jelata justru menuju kekuasaan. Jadi kondisi mana yang dipilih dan diratapi? Sultan terakhir muslimin di Andalusia meratapi kekuasaannya yang direbut oleh Ratu Isabel dan raja Ferdinand.
Kaya dan miskin itu sama. Jadi penguasa dan rakyat jelata itu sama. Emas dan batu itu sama. Semuanya ciptaan dan takdir Allah. Bagaimana agar semuanya bisa berdayaguna? Bagaimana agar semuanya dalam kebaikan, kemaslahatan dan kebaikan? Bertakwalah kepada Allah
0 komentar: