Utusan Khalifah Bani Ummayah Sudah ke Jawa Sebelum Pendirian Candi Borobudur
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Sejarawan Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya Api Sejarah menegaskan bahwa Islam sebagai agama jauh lebih awal dari pembangunan candi Budha misalnya Borobudur. Seperti yang dituturkan dalam sejarah Dinasti Tang, masuknya Islam ke pulau Jawa terjadi pada abad ke-7 M. Sedangkan Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, baru didirikan pada abad ke-9 M.
Menurut sejarawan J.G. de Casparis menyebutkan bahwa pendiri Candi Borobudur adalah Raja Samaratungga. Adapun Raja Samaratungga memimpin Mataram Kuno pada tahun 782 – 812 M pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra. Candi ini terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Sedangkan Dinasti Syailendra merupakan kepanjangan tangan dari Raja Sriwijaya di Jawa
Buya Hamka dalam bukunya Sejarah Umat Islam menyebutkan, dalam catatan Tiongkok menyatakan di Kho'po ada sebuah kerajaan Holing. Pada tahun 674-675 M diangkat seorang perempuan menjadi ratu yang bernama Si Ma. Kemakmuran, keamanan, dan keadilan negeri ini terdengar oleh Raja Ta Cheh. Kemudian, dia utuslah orang ke negri itu untuk membuktikannya.
Utusan Raja Ta Cheh mencecerkan pundi-pundi emas di pusat kota, tetapi tidak ada yang mengambilnya. Akhirnya, setelah 3 (tiga) tahun pundi tersebut berhujan panas, datanglah putra raja mengambilnya. Mendengar kejahatan tersebut, sang ratu menghukumnya dengan memotong kaki putranya. Siapakah mereka dalam Catatan Tiongkok ini?
Kho Po adalah Tanah Jawa. Holing adalah kerajaan Kalingga di Jawa Timur. Ratu Si Ma adalah Ratu Simo, seorang raja perempuan Kalingga pada masa itu. Raja Ta Chen adalah Raja Arab. Siapakah raja Arab saat itu? Menurut Buya Hamka adalah Muawiyah Abu Sofyan, Sekertaris Rasulullah saw, yang saat itu menjadi khalifah Bani Ummayah.
Sejarawan Ahmad Mansur Suryanegara dan Buya Hamka sepakat bahwa Islam masuk sebelum pendirian Candi Borobudur. Bahkan Buya Hamka berdasarkan Catatan Cina sudah sangat yakin bahwa Utusan Kekhalifahan Islam sudah menginjakkan kaki ke tanah Jawa sebelum pendirian Candi Borobudur. Hanya saja utusan sang khalifah tiba di Jawa Timur sedangkan Candi Borobudur di Jawa Tengah.
Bukti lainnya, Sayyid Qudratullah Fatimi (S.Q Fatimi) dalam ’Two Letters from Maharaja to The Khalifah mengidentifikasi addenda dual surat Raja Sriwijaya kepada Khalifah Bani Umayyah, yakni surat kepada Muawiyah dari kitab Al-Hayawan, karya Abu Usman Amr Ibn Bahr atau dikenal dengan Al-Jahiz (776-869 M/150-255 H). Surat menyurat ini menjadi bukti kuat bahwa hubungan kekhilafan Islam dengan Sriwijaya sudah sangat kuat sebelum Candi Borobudur di Magelang Jawa Tengah dibangun.
Sumber:
Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah, Penerbit Surya Dinasti
Buya Hamka, Sejarah Umat Islam, GIP
https://sma13smg.sch.id/materi/sejarah-candi-borobudur/
https://maktabu.republika.co.id/posts/79643/raja-sriwijaya-pernah-berkirim-surat-ke-muawiyah-begini-isinya-
0 komentar: