Shalat dan Sistem Pengorganisasian As-Sabiquna Al-Awwalun
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Sirriyatu Tanzhim atau pengorganisasi yang tersembunyi itulah pendapat Syeikh Munir Al-Ghadban dalam menata kaum Muslimin di periode Mekah. Tidak terlacak tempat pertemuan dan methode pembinaannya. Tidak terlacak siapa saja yang sudah memeluk Islam. Ini untuk menjaga tindakan pemberangus dari Kafir Quraisy terhadap kaum muslimin yang baru tumbuh.
Perintah shalat di waktu pagi dan petang sebanyak dua rakaat sebelum Isra Miraj merupakan sarana pengorganisasian dan pembinaan yang tak terlacak oleh Kafir Quraisy selama 3 tahun sejak wahyu diturunkan. Andaikan terlacak sedang shalat pun, para Sahabat dianggap sebuah kelompok Hanafiah dari ajaran Nabi Ibrahim yang memang sudah ada sebelumnya.
Rasulullah saw dan Ali bin Abi Thalib teridentifikasi sedang melakukan shalat secara tersembumyi sebanyak dua kali. Yaitu oleh Abu Thalib saat shalat di sebuah lembah dan oleh Abbas bin Abdul Muthalib saat shalat di rumah pamannya Abbas.
Para Sahabat bila waktu shalat tiba, mereka menyebar ke lorong-lorong, kebun dan lembah untuk melakukan shalat secara bersembunyi. Dalam sejarah, hanya sekali para Sahabat teridentifikasi sedang shalat oleh Kafir Quraisy dengan perisitiwa terjadi bentrokan kecil antara Kafir Quraisy dengan Saad bin Abu Waqqash. Inilah peristiwa berdarah pertama dalam sejarah kaum Muslimin.
Bila ada yang baru masuk Islam, mereka dibawa ke markas besar kaum Muslimin di rumah Arqam untuk bertemu dengan Rasulullah saw. Ini dilakukan oleh Abu Bakar saat berhasil mengislamkan Utsman bin Affan, Abdurahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqash, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah.
Menurut Ali Muhamad Shalabi, mereka yang baru masuk Islam dikumpulkan dalam kelompok-kelompok kecil yang menginduk ke rumah Arqam. Selama periode dakwah tertutup 3 tahun, tidak ada bukti yang terungkap kecuali hanya kumpulan shalat para Sahabat saja. Saat periode dakwah terbuka, barulah kelompok kecil ini terungkap di peristiwa Islamnya Umar bin Khatab, dimana Umar mendapatkan kelompok kecil yang beranggotakan adik perempuan dan iparnya bersama Kaab bin Arit sedang membaca Al-Qur'an.
Terpusatnya pengorganisasian di rumah Arqam tidak tercatat dalam peristiwa sejarah kecuali saat periode dakwah terbuka yaitu saat peristiwa Islamnya Umar bin Khatab saat Kaab bin Arit menyebutkan akan membawanya ke bukit Shafa dan saat Abu Bakar sakit setelah disiksa oleh Kafir Quraisy karena rindu ingin bertemu Rasulullah saw.
Sumber:
Munir Al-Ghadban, Manhaj Haraki, Robbani Press
Ali Muhamad Shalabi, Sirah Nabawiyah, Pustaka Al Kautsar
0 komentar: