Rekonstruksi Sejarah Para Ilmuwan dan Kisah Dalam Al-Qur'an
Oleh: Nasruloh Baksolahar
Apa keunikan sejarah dalam Al-Qur'an? Darimana terlihat kemukjizatannya? Apa perbedaan penulisan sejarahnya dengan para ilmuwan sejarah dan ahli arkeologi? Mengapa harus ada penulisan sejarah kembali dalam Al-Qur'an?
Para sejarawan sering kali menulis sejarah hanya dari sisi tempat dan waktu kejadiannya saja. Tak pernah detail hingga ke dialognya dari kata per kata, dari kalimat ke kalimat, dari satu suasana ke suasana. Al-Qur'an memaparkan dialog antar pelaku sejarah, dialog pelaku sejarah terhadap dirinya sendiri bahkan hingga suasana kejiwaan, pergolakan hati, perasaan dan akal dalam menghadapi sesuatu.
Sejarawan dan arkeolog menuliskan sejarah dari penggalian dan penemuan artefak, benda fisik, informasi lisan dan tulisan, barulah dibuat rekonstruksi kejadian peristiws sejarahnya. Banyak interpretasi dan asumsi. Banyak yang tak terjawab dari peninggalan sejarah yang ada. Banyak rekonstruksi peristiwa yang tak berurutan, melompat dan tak logis. Itulah penyebab banyak perbedaan konstruksi peristiwa sejarah.
Logika sejarah dalam Al-Qur'an dibalik, dari kisah menuju temuan fakta dan peninggalan sejarah. Tidak hanya itu, kisah-kisah yang diungkap, diinformasikan juga tempat dan kejadiannya secara tepat walapun manusia belum pernah ke lokasi kejadian. Fakta arkeologi membuktikan kisah yang telah diinformasikan terlebih dahulu dalam Al-Qur'an. Bukan merekonstruksi sejarah dengan dukungan dari bukti arkeologi.
Sejarawan hanya bisa mengungkap satu kejadian sejarah kecil tak berarti dari fakta yang tidak komprehensif dari seluruh peristiwa besar di dunia. Bahkan harus melibatkan sejarawan antar generasi dan zaman. Sedangkan Al-Qur'an menghimpun sejarah sejak penciptaan alam semesta hingga hari kiamat.
Bukankah banyak bukti peninggalan sejarah yang hilang dan dihilangkan? Bukankah banyak peninggalan masa lalu yang jejaknya tak terlihat lagi karena iklim, lapuk dan termakan zaman? Padahal sangat dibutuhkan untuk merekonstruksi peradaban? Bukankah ada anekdot bahwa sejarah itu milik mereka yang menang hingga ada pihak yang memutarbalikkan sejarah?
Al-Qur'an menghadirkan kembali sejarah yang terlupakan dan dilupakan. Al-Qur'an mengungkapkan kembali fakta sejarah yang benar dan meluruskan penulisan sejarah yang disimpangkan. Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat. Allah yang menuliskan takdir. Kisah-kisah dalam Al-Qur'an sebuah "Tanggungjawab Allah" untuk mengungkapkan takdir kejadian di masa lalu.
0 komentar: