Kekalahan Yahudi, Tak Bisa Melawan Ketakutannya Sendiri
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Saat Rasulullah saw baru tiba di Madinah, seluruh penduduk Madinah datang menyambut. Diantara mereka ada juga kelompok Yahudi dari Bani Quraizah, Bani Nadir, dan Quainuqa. Apa tujuan mereka? Memastikan apakah Nabi yang datang itu sesuai dengan ciri-ciri yang disebutkan dalam Taurat? Sesuai dengan berita turun temurun yang diterima leluhur dan kitab-kitab kuno lainnya?
Kelompok Yahudi memperhatikan dengan sangat teliti dan seksama. Setelah puas dan merasa yakin, mereka pulang menemui para pemuka agama dan pemimpinnya masing-masing. Pemuka dan pemimpinnya menunggu dengan penasaran menanti kedatangan mereka. Menunggu dengan tidak sabar untuk mendapatkan berita.
Mereka pun datang dengan langkah terburu-buru, namun terlihat wajah-wajah penuh kekecewaan. Nabi yang diutus sesuai dengan ciri yang disebutkan dalam Taurat, kitab-kitab kuno dan leluhurnya. Nabi yang ditunggu bukan dari Bani Israel tetapi dari Bani Ismail, berarti musnah harapannya untuk mengenggam kekuasaan dunia.
Yahudi sangat paham kekuatan dan kekuasaan Nabi terakhir dan umatnya. Mereka paham tidak akan bisa mengalahkan dan melemahkannya. Kitab Taurat, kitab kuno dan leluhurnya memberitakan bahwa Nabi akhir zaman dan umatnya akan memimpin dunia hingga hari kiamat. Apa yang mereka lakukan?
Yahudi melawan takdir Allah. Mereka berusaha membunuh dan menghancurkan Nabi Muhammad saw beserta umatnya dengan berkolaborasi dengan Musyrikin Mekah dan Arab serta Munafikin Madinah. Mereka mengepung Madinah dari luar dan dalam. Apa hasilnya? Mereka melawan takdir yang telah mereka ketahui. Rasulullah saw dan para Sahabat berhasil melemahkan seluruh kekuatan gabungan mereka.
Saat Yahudi Madinah tersadar dan ingin mengikuti Rasulullah saw, muncullah Munafikin Madinah dan kabilah Arab di sekitarnya yang berjanji untuk membantu mereka. Dengan dukungan tersebut, Yahudi kembali memusuhi Rasulullah saw dan para Sahabat. Namun takdir telah ditetapkan, perlawanan dan dukungan apa dan siapapun tak bisa merubah takdir-Nya.
Benteng kokoh telah mengitarinya. Tak ada benteng yang kokoh di Hijaz kecuali milik Yahudi. Panah, tombak dan peralatan militer tercanggihnya melampaui kekuatan Muslimin. Logistiknya telah disiapkan untuk pertempuran yang lama. Mengapa tetap kalah? Allah menyusupkan rasa takut pada mereka. Saat tak bertauhid, ketakutan akan mengepungnya menyelusup ke hati, akal dan jiwa Yahudi. Yahudi pun menyerah tanpa perlawanan yang berarti. Kisah ini dirangkum dalam surat Al-Hasyr ayat 2.
Takdir ini masih terus berlaku bagi Zionis Israel yang menjajah rakyat Palestina. Hanya waktu yang membuktikannya.
0 komentar: