Jazirah Arab Menunggu Kedatangan Rasulullah saw
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Jazirah Arab merupakan tempat berlindung bagi para pengemban dakwah yang mendapatkan kesulitan karena bumi tempat tinggal mereka sudah terasa sempit dan penduduknya telah menolak mereka. Arab menjadi tempat perlindungan dari kekuasaan para raja yang sombong atau penguasa yang zalim.
Nabi Ibrahim memilih Mekah sebagai titik awal bangunan keturunan putranya Nabi Ismail. Saat keturunan Ishaq terus melakukan perjalanan dari satu negri ke negri yang lain karena penindasan dan kezaliman penguasa dan dirinya sendiri. Keturunan Ismail tentram Jazirah Arab khususnya Hijaz.
Nabi Musa memilih Madyan sebuah negri yang terletak di ujung bumi Arab dari arah Syam untuk menghindar dari kejaran Firaun, intelejen dan prajuritnya. Sepuluh tahun tak terendus. Fokus mengembala kambing dan membangun pertanian. Inilah masa penyiapan diri sebelum menjadi Nabi dan Rasul.
Sejumlah besar kaum Yahudi, di Palestina, saat dizalimi dan disiksa oleh Nebukanedzar dari Babilonia dan selanjutnya oleh Romawi, mereka bermigrasi untuk mencari perlindungan ke jazirah Arab. Mereka pergi ke Yatsrib dan Yaman.
Apakah terjadi penindasan terhadap Yahudi dan Nasrani di Jazirah Arab? Tidak ada catatan akan hal ini. Pemeluk Yahudi dan Nasrani aman hidup di Yatsrib dan Mekah, walaupun pemeluk Nasrani dan Yahudi sangat minoritas. Bangsa Arab tak pernah menganggunya.
Romawi banyak mengirimkan para misionaris Nasrani ke Jazirah Arab. Yahudi menyebarkan ajarannya di Jazirah Arab. Namun sangat sedikit yang memeluknya. Juga tidak ada pertentangan dari bangsa Arab. Penulis Inggris, Sir William Muir, mengatakan bahwa perjuangan kaum Nasrani selama 5 abad di suku Arab hanya menghasilkan sejumlah pengikut yang sangat kecil. Perjuangan Yahudi di Yastrib pun demikian. Tak ada migrasi ke Yahudi.
Fatrah atau masa kekosongan dari kenabian menyelimuti jazirah dan bangsa Arab. Nasrani dan Yahudi mencoba mempengaruhi namun seperti menghadapi batu karang yang keras dan kokoh. Tidak ada tanda-tanda pengaruh perubahan yang jelas hingga diutusnya Rasulullah saw.
Sumber:
Abdul Hasan An Nadwi, Sirah Nabawiyah, Penerbit Quanta
0 komentar: