Hutan, Konsep Kesederhanaan Mengelola Kebun Kritis
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Berkebun dengan konsep tradisional belajarlah pada hutan. Tak ada manusia yang memelihara dan memupuknya, namun tetap subur dan hijau. Mengapa kebun yang dikelola manusia berakhir menjadi lahan keritis? Saat lahan kritis ditinggalkan manusia, selama masih ada hujan, berubah menjadi lahan yang subur. Jadi darimana kesuburan tersebut?
Saat lahan kritis ditelantarkan, yang pertama kali muncul adalah rerumputan dan ilalang. Fungsinya agar tanah tidak tererosi. Akarnya bisa menahan tanah dari derasnya aliran air hujan. Air hujan adalah pupuk terbaik. Ini tahap awal perbaikannya. Jadi fokus utama penyuburan tanah adalah bagaimana unsur hara dan humus tidak terbawa oleh air hujan? Ini konsep yang paling mendasar.
Setelah rerumputan dan ilalang tumbuh, bermunculanlah tanaman batang yang tumbuh pendek. Daunnya berjatuhan dan terus berjatuhan hingga saling menumpuk. Diantara tumpukan daun kadang terlihat akar-akar lembut yang menahan dedaunan kering yang menghitam. Semuanya menutupi lapisan permukaan tanah. Akumulasi ini menciptakan humus. Lapisan permukaan tanah yang paling subur.
Rumput dan ilalang pun menghilang, tergantikan dengan humus yang berfungsi sama dengan rumput dan ilalang yang menahan tanah dari erosi. Tambahan manfaatnya, humus menjadi tempat makro dan mikroorganisme hidup yang mengurangi humus menjadi serpihan debu yang dibawa ke dalam tanah. Jalur perjalanan makro dan mikroorganisme menciptakan jalur air ke dalam tanah sehingga menjaga kelembaban tanah dan maksimalnya unsur hara ke tanah.
Jalur perjalanan makro dan mikroorganisme juga menciptakan saluran udara. Maka jamur yang menopang akar agar bisa menyerap unsur hara tanah dan menjaga air akan terus berkembang biak. Ini penyebab tumbuhan di hutan lebih memiliki daya tahan hidup di musim kering yang panjang.
Berlimpahnya unsur hara yang tercipta secara alami yang berkesinambungan, membuat tumbuhan hutan tercukupi kebutuhan unsur haranya. Ragam tumbuhan berkembang dengan subur. Bagaimana merekayasa konsep hutan menjadi perkebunan dengan hasil yang produktif? Belajarlah efisiensi pemeliharaan dan pemupukan dari hutan. Adaptasilah agar hasilnya tetap melimpah.
Yang harus dikelola oleh manusia hanya soal distribusi cahaya matahari. Bagaimana tumbuhan yang ditanami mendapatkan sinar matahari yang cukup? Bisa dikelola dengan ragam tumbuhan yang memiliki tingkat intensitas kebutuhan sinar matahari yang berbeda. Atau, Direkayasa dengan pemanfaatan tingkat keteduhan ragam tumbuhan yang berbeda. Atau, membuang ranting pohon yang tinggi agar tumbuhan dibawahnya tetap mendapatkan sinar matahari.
0 komentar: