Dzikrullah Sebuah Kepahaman Akan Hidup
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Zikrullah itu hanya mengingat Allah? Zikir adalah ungkapan kepahaman hakikat hidup. Ungkapan kepahaman atas perjalanan dan kesimpulan hidup. Saat mengagumi sesuatu, Rasulullah saw berdzikir. Saat bersyukur Rasulullah saw berdzikir. Saat sedih, Rasulullah saw berdzikir. Dzikir yang banyak, karena segala sesuatu terhubung langsung dengan Allah.
Saat menghadapi kesulitan, Rasulullah saw memandang ke langit mengucapkan, "Subhanaka wabihamdih." Maha suci Allah yang maha terpuji. Inilah kepahaman terhadap kesulitan. Apakah kesulitan berakhir keburukan? Padahal bersama kesulitan ada kemudahan. Setelah siklus kelemahan adalah kekuatan. Seperti bayi yang menuju remaja.
Tak pernah ada keburukan, selama bertakwa. Bukankah seluruh kisah para Nabi dan Rasul berakhir dengan kemenangan? Yang tak mungkin menjadi mungkin? Semua ragam kesulitan pada akhirnya akan tuntas pada waktunya. Itulah makna Subhanallah di langkah awal.
Akhir semua perjalanan adalah Alhamdulillah, bila bertakwa. Akhirnya Firaun dan Qarun ditenggelamkan. Akhirnya, seluruh yang dimiliki Nabi Ayub dikembalikan seperti awal. Akhirnya, tuduhan terhadap Maryam dibantah oleh bayi Isa yang dapat berbicara.. Allah berjanji menolong dan memenangkan yang bertakwa
Allahu Akbar. Allah Maha Besar. Selalu ada kemukjizatan. Selalu ada yang tak terduga. Selalu ada kemudahan Tiba-tiba ada sarang burung dan laba-laba di muka gua Tsur tempat Rasulullah saw dan Abu Bakar Shidiq bersembunyi. Ada kapal di atas gunung untuk menghalau banjir besar. Jadi jangan sekedar mengikuti logika yang berproses runut dan terstruktur saja, hidup itu banyak kemukjizatannya.
Lahaula walaquwata ilabilahi aliyul azim. Tidak ada daya kekuatan karena seluruh takdir sudah ditetapkan. Pasrah, ridha, sabar, dan tawakal adalah kekuatan tertinggi, strategi terhebat dan dijamin kesuksesannya. Jangan membuat jalur dan jalan sendiri. Ikuti jalan yang sudah ada. Apa yang diperbuat manusia tidak akan membuahkan apa pun bila tidak mengikuti jalan takdir yang sudah ada. Takdir itu mudah untuk dibaca dan dipelajari. Takdir itu bisa dimanfaatkan dan didayagunakan. Semua yang ada di alam semesta adalah perwujudan dari takdir-Nya yang mapan dan teratur.
Pertolongan Allah itulah cara menutupi ketidakberdayaan diri. Mengangat derajat diri dengan mengandalkan pertolongan Allah yang diraih dengan ibadah, berdoa, mentaati syariat-Nya, dan mendahulukan wahyu-Nya. Mengikuti sunnah Rasulullah saw, memanfaatkan takdir di alam semesta itulah cara menggapai pertolongan Allah.
0 komentar: