Belajar Dari Sujudnya Malaikat Kepada Adam
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Bagaimana malaikat menghadapi takdir manusia yang akan dijadikan khalifah di muka bumi? Malaikat paham karakter manusia yang bisa melakukan kerusakan dan pertumpahan darah di muka bumi. Bukankah ini keburukan bagi masa depan bumi? Allah hanya berfirman dengan singkat, "Aku Maha Mengetahui sedangkan malaikat tidak mengetahui." Sebagai kerahmanan-Nya, Allah tunjukan bahwa manusia mengetahui seluruh nama benda di alam semesta.
Manusia cenderung memandang buruk tentang takdir dan kehidupannya sendiri. Bukankah Allah menulis seluruh takdir dengan Qalam? Apakah makna menulis? Artinya, takdir dirancang dengan keseriusan dan kesempurnaan-Nya. Seluruhnya dipertimbangkan dengan keadilan dan kebijaksanaan-Nya. Buah karya tulisan mencerminkan karakter seseorang. Tulisan takdir-Nya mencerminkan Asmaulhusna-Nya. Jadi adakah yang perlu dikhawatirkan dari takdir bagi yang bermarifattullah?
Menghadapi takdir cukup dengan berkata kepada diri, "Allah Maha Mengetahui dan manusia sangat bodoh untuk mengetahuinya." Menghadapi takdir cukup dengan, "Tidak ada daya upaya bagi kami kecuali dengan pertolongan Allah."
Bagi yang bermarifattullah, kesimpulan hidup hanya, "Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar." Maha Suci Engkau ya Allah. Maha Terpuji Engkau ya Allah. Maha Besar Engkau ya Allah. Bagi yang bermarifattullah, kesimpulan hidup itu hanya, "Tidak ada yang sia-sia dalam kehidupan ini."
Bila seluruh takdir dalam genggam Allah. Bila seluruh urusan kembali kepada Allah. Bagaimana menyikapinya? Hanya memohon pertolongan Allah. Bagaimana meraihnya? Gengamlah Rukun Iman dan Rukun Islam. Yakini Rukun Iman. Tunaikan Rukun Islam. Maka akan dianugerahi Ikhsan. Apa artinya?
Tak ada lagi konflik antara ego diri dengan takdir-Nya. Tak ada lagi perbedaan kehendak diri dengan Kehendak-Nya. Hadirlah keselarasan dan kebersamaan dengan Allah dalam setiap aliran nafas. Kehendak-Nya Allah adalah kehendaknya juga. Takdir-Nya Allah, keinginan dan kebutuhannya juga.
Malaikat pun bersujud kepada Adam hanya satu alasan saja. Yaitu, mengikuti perintah Allah saja. Disertai kepahaman bahwa Adam sudah dipersiapkan oleh Allah sehingga yang dikhawatirkan oleh malaikat tidak akan terjadi. Belajar dari malaikat dalam menyikapi takdir-Nya.
0 komentar: