Amerika Termakan Berita Hoaks dan Pengaruhnya Terhadap Serangan Darat Israel
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Amerika dibuat malu karena Presidennya termakan berita hoaks pemenggalan tiga bayi oleh Hamas dengan mengaku sudah melihat video tersebut dan mengkonfirmasikannya. Zionis Israel dibuat malu karena Hamas berhasil mematahkan seluruh infrastruktur tercanggihnya dengan peralatan sederhana tanpa teridentifikasi oleh intelejennya. Sebab itu, dengan tegas mereka mendeklarasikan melumatkan totalitas Hamas di Gaza. Apa pengaruh Presiden Amerika yang termakan berita hoaks terhadap rencana serangan darat Zionis Israel di Gaza?
Penyerangan militer itu sangat butuh dukungan moralitas agar memiliki alasan yang terlegitimasi dan momentum kuat agar masyarakat dunia berpartisipasi mendukungnya. Seperti serangan Amerika ke Afghanistan dan Iraq dengan alasan diserang teroris, lalu mengumumkan perang terhadap teroris yang disebabkan peristiwa 11 September 2001. Menyerang Afghanistan karena gembong terorisnya Usamah ada di Afghanistan. Menyerang Irak karena senjata pemusnah massaknya ada di Iraq. Apakah sekarang Amerika memiliki momentum yang sama untuk mendukung Zionis Israel kali ini?
Awalnya, Amerika akan memanfaatkan berita dipenggalnya 3 bayi sebagai momentum dukungannya serangan darat dan blokade Israel terhadap Gaza dengan alasan kemanusiaan sekaligus menghantam Hamas secara moralitas. Namun saat diketahui, terjebak oleh berita hoaks tersebut, Amerika segera berdiplomasi ke Timur Tengah. Menteri Luar Negeri Antony Blinken akan melakukan perjalanan ke Israel, Yordania, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Mesir pada 11-15 Oktober 2023, di mana ia akan bertemu dengan para pejabat senior," kata juru bicara Kemenlu AS Matther Miller, dilansir dari Anadolu Agency, Jumat, 13 Oktober 2023.
Blinken tiba di Israel pada hari Kamis, 12 Oktober 2023, untuk menunjukkan dukungan AS kepada Israel pasca serangan Hamas akhir pekan ini. “Pesan yang saya bawa adalah ini, Anda mungkin cukup kuat untuk membela diri, tetapi selama Amerika masih ada, Anda tidak perlu melakukan hal tersebut,” pungkasnya. Artinya, serangan darat Zionis Israel menunggu konfirmasi Amerika dari hasil kunjungannya ke Timur Tengah.
Amerika bisa mengalami tekanan kemanusiaan yang berat dari masyarakat Internasional bila Israel melakukan serangan bumi hangus Gaza. Sebab, awalnya deklarasi mendukung Zionis Israel karena kemanusiaan, sekarang dampak serangan darat Israel akan memakan korban kemanusiaan yang paling parah disebabkan jumlah penduduk Jalur Gaza yang berjumlah 2,6 juta namun menempati di daerah yang sangat sempit.
Gerakan Fatah dan Hamas sama-sama menyerukan agar rakyat Gaza tidak keluar dari Gaza. Dengan menyerukan agar peristiwa Nakba 1948 tidak terulang lagi. Masjid di Gaza terus menginformasikan agar rakyat Gaza tetap berada di Gaza. Rakyat Gaza lebih banyak memilih tetap di Gaza. Mesir dan Turki mendukung tidak ada jalur pengungsian dari Gaza ke Mesir, namun dunia internasional tetap meminta Mesir membuka jalur kemanusiaan yang dibutuhkan oleh rakyat Gaza.
Pada sisi lain, melalui drone, Israel terus menyebar selebaran yang menyerukan rakyat Gaza Utara yang berjumlah 1,1 juta agar meninggalkan rumahnya beserta peta jalur pengungsian yang aman. Kemudian mengeluarkan berita sepihak bahwa telah terjadi eksodus besar-besar dari Gaza Utara ke Gaza Selatan. Memang telah terjadi pengungsian diprediksi 400 ribu orang, tetapi hanya ke tempat pengungsian resmi PBB saja.
Presiden Amerika John Biden mencoba memecah belah rakyat Palestina agar mau meninggalkan Gaza dengan berkata, "Mayoritas warga Palestina tidak ada hubungannya dengan Hamas dan serangan mengerikan yang dilakukan Hamas. Mereka juga menderita."
Sepertinya serangan darat besar-besaran Israel ke Gaza masih menunggu konfirmasi Amerika dan pergerakan pengungsian rakyat Gaza. Agar perang terhadap Hamas yang awalnya digembar-gemborkan dengan alasan kemanusiaan dengan pemenggalan 3 bayi oleh Hamas yang ternyata hoaks tidak menampar wajah Amerika sendiri.
0 komentar: