Agen Rahasia Nabi Musa Di Lingkaran Kekuasaan Firaun
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Nabi Musa harus keluar dari istana Firaun. Terusir dari Mesir. Apakah setelah itu Nabi Musa terputus dengan lingkaran dalam istana? Ada beberapa "penyusup" Nabi Musa yang tetap di istana. Ada yang namanya diungkap oleh sejarah, ada juga yang terus dirahasiakan hingga sekarang. Apa hikmahnya?
Yang namanya terungkap adalah Asiyah, istri Firaun, dan Siti Masyitoh pelayan keluarga Firaun. Dalam kitab Amalul Kubro yang ditulis oleh Imam Abdurrahman Asy-Syafii, peran Asiyah adalah "mendown grade" ketuhanan Firaun di mata para penghuni istana. Membutat strategi bahwa Firaun itu bukan tuhan tanpa disadari oleh Firaun sendiri.
Dikisahkan Asyiah melakukan lomba lari dengan Firaun. Yang kalah harus keluar melepaskan pakaian hingga ke pintu Istana. Dalam perlombaan ini Firaun kalah. Firaun menunaikan janjinya berlari hingga pintu istana. Banyak mata memandang ke arah Firaun yang tengah berlari dengan tubuh terbuka tanpa berpakaian. Apakah yang mereka lihat?
Tanpa berpakaian, ternyata tubuh Firaun bukanlah tubuh yang ideal. Bisa jadi karena telah dimakan usia. Melihat kenyataan ini para dayang istana berfikir, "Bila Firaun itu benar-benar tuhan, tentu tubuhnya bagus dan menawan." Pamor Firaun sebagai tuhan terus menurun.
Siapakah yang menyelamatkan Nabi Musa dari upaya pembunuhan oleh Firaun saat Nabi Musa pertama kali dikeluarkan dari istana? Dalam surat al Qasas ayat 20 dikisah ada seorang pemuda dari ujung kota yang menginformasikan bahwa para pembesar Mesir sedang berunding untuk membunuh Musa. Sarannya, bersegeralah keluar dari Mesir sebelum bala tentara dikerahkan. Musa pun bergerak ke Madyan dengan rasa takut, waspada dan berdoa. Musa pun selamat.
Ketika Musa kembali dari Madyan ke Mesir. Firaun, Haman, Qarun dan pembesar Mesir berkumpul. Firaun berkata, "Biar aku yang membunuh Musa." Tiba-tiba ada seorang pembesar dari kalangan keluarga Firaun yang menyembunyikan keimanannya berkata, "Apakah kamu akan membunuh seseorang karena dia berkata, "Tuhanku adalah Allah, padahal dia sudah datang kepadamu dengan bukti nyata dari Tuhanmu?" Firaun pun terpojok. Fragmen ini dikisahkan dalam surat Gafir ayat 28. Nabi Musa menempatkan seseorang yang tak tercium misinya di lingkaran dalam Firaun untuk mempengaruhi keputusan istana.
Gerakan penempatan intelijen atau agen rahasia pun dilakukan oleh Nabi Musa. Ada yang bertugas memudarkan pencitraan, memberikan informasi strategis dan mempengaruhi kebijakan Firaun. Itulah ikhtiar untuk meminimalkan resiko dan memuluskan tegaknya kebenaran.
0 komentar: