Solusi Dari Bawah dan Atas
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Perjalanan hidup pribadi Rasulullah saw. Ayahnya wafat saat dikandungan. Ibunya wafat diusia 6 tahun. Kakeknya wafat di usia 8 tahun. Semuanya anak lelakinya wafat di usia anak-anak. Istrinya wafat saat butuh kekokohan dalam mengarungi hidup. Seluruh anak perempuannya wafat saat Rasulullah saw hidup kecuali Fatimah. Seperti inilah perjalanan penghulu para Nabi dan Rasul. Seperti inilah perjalanan sang rahmatan lil alamin.
Saat Rasulullah saw masih kecil. Saat ayahnya wafat, digantikan oleh ibunya. Saat ibundanya wafat digantikan oleh kakeknya. Saat kakeknya wafat digantikan oleh pamannya. Allah mencabut sesuatu, namun Allah telah menyiapkan solusinya. Seperti itulah goresan pena takdir kehidupan. Allah tak membiarkan hambanya sendiri tanpa rahmat-Nya.
Saat istri dan pamannya wafat dalam waktu yang hampir bersamaan. Padahal saat itu tantangan semakin berat. Apa yang terjadi? Selama 2 (dua) tahun menanti keputusan Allah dalam kesabaran. Hanya kesabaran menjadi senjatanya, sambil terus menunaikan kewajibannya. Mengapa Allah tidak langsung mengisra mirajkannya? Mengapa harus menunggu 2 tahun? Dalam suasana seperti ini, putrinya Fatimah yang menghiburnya.
Saat tak ada perlindungan di dunia. Allah memberikan perlindungan langsung dari sisi-Nya. Allah mengajarkan cara bagaimana agar pertolongan dan rahmat-Nya tidak pernah berhenti mengalir walaupun tidak ada satu pun penolong di muka bumi? Caranya, naiklah ke langit. Bersama penduduk langit dengan shalat.
Saat terkepung di Badar. Saat 313 pasukannya harus melawan 1.000 pasukan musyrikin. Apa yang dilakukan Rasulullah saw? Saat seorang sahabat tertangkap, dipenjara lalu disiksa. Saat akan dieksekusi mati, apa yang dilakukannya? Jangan melihat ke sekeliling bumi. Lihatlah ke tanah dan menengadah ke langit dengan shalat.
Syetan mengepung dari depan, belakang, kanan dan kiri. Syetan meminta kepada Allah untuk mengepung dari semua sisi kehidupan hingga manusia kebingungan. Padahal ada dua sisi yang syetan 'lupa" memohon pada Allah, yaitu dari bawah dan atas. Bersujudlah menaruh kening ke bumi. Bermunajatlah kepada Allah yang Maha Tinggi dan Mulia dengan shalat. Dengan shalat kepungan kehidupan tak merisaukan karena mata, hati, akal, pendengaran tertuju pada bumi dan langit.
Saat sekitarnya sudah mengepungnya dengan kesulitan dan keresahan. Ambilah solusi dari bawah dan atas, bukan sekitarnya. Ambilah pertolongan dari bumi dan langit bukan lingkungan sekitarnya. Rendahkan hati. Hancurkan kesombongan dan kebanggaan. Bermunajatlah kepada Allah.
0 komentar: