Saat Sang Kakek Memilih Abu Thalib Jadi Pengasuh Muhammad saw
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Kakek Rasulullah saw, Abdul Muthalib, telah menyiapkan pamannya, Abu Thalib, sebagai penggantinya untuk mengasuh Rasulullah saw. Abdul Muthalib sangat sadar, usianya sudah mau memasuki 80 tahun. Andai dia wafat, siapakah yang akan mengasuh cucunya yang amat disayanginya?
Dr Aidh Al-Qarni dalam kitabnya Rawa'i Sirah, ketika Siti Aminah wafat, Abdul Muthalib menjemput Muhammad saw dan memeluknya dengan sangat lembut. Kelembutannya melampaui sikapnya pada anaknya sendiri. Melihat hal ini, kaum dari bani Mudlaj berkata, "Abdul Muthalib telah memperuntukan dirinya untuk dia (Muhammad saw)." Abdul Muthalib pun memanggil Abu Thalib lalu berkata, "Dengarkanlah apa yang mereka katakan!" Inilah pesan Abdul Muthalib kepada Abu Thalib bila kelak menjaga Muhammad saw.
Waktu pun bergulir. Suatu ketika Abdul Muthalib baru datang dari Shan'a, ibukota Yaman, menjadi utusan Quraisy untuk menghadiri penobatan Saif bin Zi Yazin menjadi raja di Yaman. Setelah itu dia sakit, lalu berwasiat kepada Abu Thalib untuk memelihara dan mengasuh kemenakannya dengan baik. Setelah itu Abdul Muthalib wafat.
Mengapa Abdul Muthalib menitipkan cucunya, Muhammad saw, kepada Abu Thalib? Padahal Abu Thalib bukan anaknya yang tertua? Bukan pula anaknya yang kaya? Abu Thalib merupakan anak Abdul Muthalib yang paling tidak mampu. Apakah ini keputusan yang serampangan?
KH Moenawar Chalil dalam Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad saw, menjelaskan dari seluruh anaknya Abdul Muthalib hanya Abu Thalib yang memiliki karakter menonjol dalam menyayangi dan mencintai cucunya. Bahkan kecintaan Abu Thalib pada Muhammad saw melebihi kecintaan pada putranya sendiri. Di samping itu, Abu Thalib disegani dan dihormati oleh seluruh kabilah Quraisy karena perangainya yang luhur dan mulia.
Menurut Ibnu Jauzy pada kitabnya Al-Wafa, penyebab Abu Thalib diwasiatkan menjadi pengasuh Muhammad saw oleh Abdul Muthalib, karena dia saudara satu ibu dengan ayahnya Muhammad saw yaitu Abdullah. Pendapat lain, karena kemauan sendiri Abu Thalib atau Muhammad saw sendiri yang memilihnya.
Abdul Muthalib sangat sadar bahwa kelak cucunya akan menjadi orang besar dan mulia. Oleh sebab itu dia telah memilih dan menyiapkan sosok yang tepat untuk mengasuh dan mendidik cucunya bila dia wafat. Sosok itu ada pada Abu Thalib.
0 komentar: