Proses Jagat Raya di Tubuh Manusia
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Apakah manusia bisa mengendalikan detak jantung, tekanan darah, aliran darah, kadar gula, trombosit dan semua komponen yang ada pada dirinya? Seorang dokter pun tak bisa. Berarti siapakah yang mengendalikannya?
Apakah manusia yang memerintahkan usus besar, kecil dan lambung yang memproses makanan yang masuk ke tubuh? Siapakah yang merubah makanan yang keras menjadi kotoran yang lembut? Apakah manusia yang mendesainnya? Manusia hanya tinggal makan dan minum saja, setelah itu tak tahu proses yang terjadi. Padahal semuanya berproses di tubuhnya sendiri. Berarti siapakah yang memerintahkan?
Bila semuanya berproses secara mekanis, otomatis, terstruktur dan tersistem, siapakah yang merancang dan mengimplementasikannya ke dalam manusia? Apakah sesuatu yang ajaib dan penuh kemukjizatan terjadi sendiri? Akal manusia pun akan menolaknya. Legenda Prambanan yang tercipta semalam. Legenda gunung Tangkuban Perahu pun ada yang membuatnya.
Proses alam semesta terjadi pada raga manusia. Seperti jaringan darah yang panjangnya 2 kali lingkaran bumi, peredaran darahnya kembali ke jantung kembali hanya 30 detik saja. Padahal pesawat paling canggih buatan manusia belum bisa mengelilingi bumi dua kali putaran dalam waktu 30 detik. Mengapa urat yang dilalui darah tidak panas dan rusak dengan gesekan? Padahal besi atau logam bisa panas dan terkikis dengan kecepatan tersebut.
Pesawat antariksa yang mengangkasa sangat bising dan memekakkan telinga. Semua mesin industri yang berjalan mengeluarkan kebisingan luar biasa. Terjadi polusi suara. Mengapa semua proses pada tubuh manusia tidak terjadi? Semuanya senyap, sunyi dan sepi. Bahkan manusia bisa tidur dengan lelapnya. Apakah manusia yang menciptakan teknologi tubuhnya sendiri?
Proses pergerakan alam semesta sepi dan senyap. Melihatnya menentramkan jiwa. Proses alam semesta di dalam tubuh manusia berjalan dengan kecepatan tak terkira, namun berproses dalam kesenyapan. Manusia sendiri tak merasakannya. Padahal satu motor saja sudah membuatnya bising menganggu.
Proses alam semesta di langit dan tubuh manusia, tak membutuhkan bahan bakar. Tak ada sisa pembakaran. Tak ada timbal yang merusak udara. Tanda-tanda kebesaran Allah ada pada diri manusia sendiri. Mengapa tak disadari dan dirasakan?
0 komentar: