Perlindungan Islam bagi Orang Kafir, Ahli Maksiat dan Munafik
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Jika orang kafir melaksanakan kebaikan, ia diberi makanan di dunia. Namun, ketika sampai di akhirat, tidak ada lagi kebaikan yang akan dibalas untuknya. Sedangkan bagi yang beriman, Allah menyimpan kebaikannya di akhirat nanti dan tetap memberinya rezeki di dunia karena ketaatannya.
Orang kafir mendapatkan balasan atas amal baiknya di dunia, bisa berupa bertambahnya harta benda dan dijauhkan dirinya dari keburukan yang menimpa. Namun di akhirat nanti, orang kafir tidak mempunyai bagian ganjaran karena kekafiran itu menghapus pahala di akhirat.
Salah satu rahmat Allah yaitu melimpahkan rezeki di dunia kepada orang kafir dan ahli maksiat. Allah menunaikan kewajiban-Nya untuk menjamin rezeki pada setiap manusia yang dilahirkan tanpa memperdulikan keimanannya. Bila yang kafir dan ahli maksiat saja dijamin, bagaimana dengan mukmin?
Yang kafir dan ahli maksiat tetap mendapatkan sarana dan prasarana kehidupan yang memuaskan. Sebab alam semesta itu memang ditundukkan untuk semua manusia. Tak peduli mukmin, ahli maksiat, munafik atau pun kafir. Dilingkungan yang kafir, ada yang kaya dan miskin, yang jadi penguasa dan jelata, begitu pula di masyarakat mukmin. Jadi apa perbedaannya?
Islam menjamin kehidupan orang kafir, baik akal, keturunan, kehormatan, harta, dan agama dengan konsep "Kafir dzimni". Islam "menjamin" kehidupan para ahli maksiat selama keburukannya dilakukan secara diam-diam. Bagaimana dengan Munafik?
Di era Rasulullah saw, para munafikin melakukan penghianatan dan ikut berperang namun untuk melemahkan. Rasulullah saw melakukan strategi agar para Sahabat tidak larut, disibukkan dengan desas-desus dan hoaks para munafikin. Para Sahabat disibukkan dengan amal dan jihad. Rasulullah saw melarang membunuh mereka.
Dalam Islam, siapakah yang tidak dijamin kehidupan dan keamanannya? Semua ragam manusia bisa menikmati rahmat-Nya, walaupun kelak di akhirat di hari Penghisaban, berjalan sesuai pilihannya di dunia.
0 komentar: