Kekuatan Utama Itu Tersembunyi
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Yang sulit dikendalikan adalah bisikan hati. Yang sulit dikelola adalah berbolak-baliknya hati. Bila sudah mampu mengendalikan yang tersembunyi akan mampu mengendalikan yang nampak. Kekuatan utama itu bersumber dari yang tersembunyi.
Mengapa Nabi Yusuf mampu mengelola keuangan negara? Mampu merubah kondisi paceklik menjadi tetap makmur? Sebab mampu mengelola yang tersembunyi. Tak bergeming dan kokoh saat rayuan hawa nafsu mengepungnya di kamar yang tersembunyi, tertutup dan tak seorangpun bisa memasukinya.
Rasulullah saw memberi pesan kepada para penguasa yang diktator, berhati-hatilah pada rintihan senyap doa orang yang tertindas, tak peduli mukmin atau pun kafir. Sebab, mampu menjungkalkan kekuasaan yang amat kokoh sekalipun. Oleh sebab itu, di era Nabi Musa, kelemahan Bani Israel mampu menjungkalkan kediktatoran Firaun.
Kekuatan para Nabi dan Rasul bukan pada yang dimilikinya. Para pembangkang para Nabi dan Rasul pongah karena kekuatannya jauh melampaui yang dimiliki para Nabi dan Rasul. Baik harta maupun pengikutnya. Padahal kekuatan para Nabi dan Rasul itu tersembunyi yaitu pada ketergantungan hati yang kokoh kepada Allah.
Panglima perang Persia, awalnya meremehkan kekuatan kaum Muslimin, disangka alasan menuju Persia hanya soal perut, kekayaan dan kekuasaan. Saat tentara Persia sengaja menebarkan emas dan perak saat diserang kaum Muslimin. Namun kaum Muslimin terus mengejar tentara Persia tanpa menghiraukan emas dan perak. Maka muncul ketakutan pada diri panglima perang Persia. Pasukan yang hatinya tak mencintai dunia akan mampu memindahkan gunung sekali pun.
Hati itu raja. Yang lain hanyalah tentara. Kekuatan dan kelemahan manusia itu pada hati nya. Kekuatan hati itu pada kokohnya ketergantungan pada Allah. Kelemahan hati itu pada menyusunya hati pada hawa nafsu.
Bila hati berstiqamah, rasa sedih dan takut tidak ada lagi. Yang ada hanya ketentraman dan keyakinan. Tidak ada lagi yang namanya musibah dan kegagalan. Tak ada lagi yang namanya keterpurukan dan kebangkrutan, karena tak ada sesuatu pun yang bisa menimpakan kecelakaan kecuali atas ijin Allah. Bukankah Allah Maha Pemurah dan Penyayang?
0 komentar: