Sedih dan Bahagia Hanya Persepsi
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Bila di hati hanya ada Allah, semuanya merupakan rahmat dan nikmat. Bila hati didominasi oleh selain Allah maka seluruhnya merupakan laknat. Bila di hati hanya Allah, Allah akan mengkaruniakan dan memasukan rasa ridha pada semua kondisi dan keadaan.
Bila masih resah dan gelisah. Bila masih menghujat kondisi dan keadaan. Bila merasa takdir hidup tak sesuai harapan. Bila merasa kepahitan hidup. Bila merasa masih ada takdir yang lebih baik lagi, bertanda hati masih didominasi oleh selain Allah.
Hidup ini diselimuti rahmat dan nikmat, sebab Allah menulis takdir-Nya dengan kemuliaan, kebesaran dan kesempurnaan-Nya. Allah menulis takdir-Nya dengan Kelembutan, Ilmu, Keadilan, Kebijaksanaan, Rahman dan Rahim-Nya.
Sedih dan bahagia hanya persepsi. Susah dan senang hanya persepsi. Kaya dan miskin hanya persepsi. Gagal dan sukses hanya persepsi. Hidup dan mati hanya persepsi. Bila di hati hanya ada Allah, semuanya sama saja.
Bila hidup ini hanya sebentar dan sementara. Bila hidup ini hanya sekejap, kesedihan dan kesenangan tidak ada artinya. Kekayaan dan kemiskinan tidak ada artinya. Semuanya hanya mimpi dan sandiwara. Yang berharga, apa yang ada di akhirat.
Bagi Rasulullah saw lapar dan kenyang itu sama. Dalam lapar ada kerendahan hati dan kesabaran. Dalam kenyang ada kesyukuran. Dalam semua kondisi hanya perputaran sabar dan syukur, semuanya dalam kebaikan. Dalam sabar dan syukur ada anugerah dari Allah.
Hidup ini hanya ladang dan bekal akhirat. Apa yang diberikan Allah, ambillah dengan ikhlas dan kegembiraan. Setiap pemberian Allah merupakan bekal dan solusi di perjalanan berikutnya. Liku-liku kehidupan yang beragam membutuhkan ragam bekal tersendiri pula. Itulah penempaan jiwa dari Allah.
0 komentar: