Prinsip Berinteraksi dengan Sains
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Pondasi sains. Bumi, langit, diantaranya keduanya merupakan miliki Allah. Allah memiliki semua yang dilintasi oleh malam dan siang. Allah menciptakan segala sesuatu dengan ukuran yang tepat. Allah menciptakan sesuatu dengan tujuan yang benar, seimbang tanpa cacat.
Pondasi sains adalah aqidah. Tidak beraqidah atau rusak aqidahnya akan rusak pula orientasi sainsnya. Sains menjadi perusak kehidupan. Penguasaan sains hanya untuk menjajah, menguasai, ekploitasi, penindasan dan juga memaksakan kehendak egonya.
Apa hasil dari revolusi industri di Inggris? Apa hasil gerakan renainsance di Perancis? Apa hasil pemikiran Karl Mark? Perseteruan antar kelas. Pertentangan antar kelompok masyarakat. Peperangan antar negara Eropa disamping penjajahan ke negar-negara di Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Sains hanya untuk menguras sumber daya di satu tempat ke tempat lainnya. Yang paling menderita justru Eropa sendiri. Itulah buah sains tanpa arah.
Kerangka aqidah adalah kerangka bagi sains. Menurut Sayid Qutb, berinteraksi dengan alam semesta harus dengan bahasa aqidah. Tanpa bahasa aqidah tidak akan muncul rasa cinta dan kasih sayang terhadap alam semesta yang menjadi asal muasal sains. Alam semesta menjadi senang untuk diriset. Tanpa bahasa aqidah, alam semesta berubah seakan menjadi musuh yang akan menghancurkan manusia.
Dengan bahasa aqidah, manusia dan alam semesta menjadi setara. Semuanya adalah makhluk Allah. Yang berbeda hanya perannya. Manusia menjadi wakil Allah (Khalifah) sedangkan alam semesta menjadi pelayannya sehingga lebih optimal dan berdayaguna peran alam semesta dalam memberikan kemanfaatan. Dengan peran manusia, panen padi yang biasanya setahun sekali menjadi 3 kali. Emas yang terpendam di tanah menjadi perhiasan.
Dasar berinteraksi dengan sains adalah alam semesta dan seluruh isinya ditundukkan bagi manusia. Alam semesta bertugas melayani manusia. Alam semesta bersujud dam bertasbih kepada Allah. Dengan kerangka ini, alam semesta diliputi kebesaran dan kemukjizatan yang bisa diungkap, dicontek dan dimanfaatkan oleh manusia. Maka, alam semesta "pasrah" pada manusia apapun yang dilakukan padanya. Bila manusia sudah merusaknya dengan kezaliman yang parah, barulah dengan perintah Allah alam semesta "melawan" manusia.
Bila paham wilayah sains. Bila paham bagaimana prinsp berinteraksi dengan sains. Bila mengimplementasikan kaidah Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw terhadap sains. Maka pengembangan sains menjadi efektif dan produktif bagi kemudahan manusia. Alam semesta dan manusia beriringan dan berkolaborasi secara setara dengan penuh kasih sayang dan menghormati. Sebab, keduanya adalah makhluk-Nya juga.
0 komentar: