Optimalisasi Lahan dengan Memahami Tanaman
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Meningkatkan produktivitas hasil pertanian atau perkebunan dapat dilakukan dengan cara sangat sederhana. Filosofinya, memahami pola akar tumbuhan, responsifnya terhadap udara, hujan dan sinar matahari. Lalu, pola pergerakan pertumbuhannya, merambat, tetap pendek, menjulang atau menyamping. Pemahaman ragam tumbuhan dalam satu bidang tanah harus memahami pola ini.
Pemahaman pola akar, serabut, tunggang, kedalaman dan jangkauannya. Bagaimana pola interaksi antara ragam akar tumbuhan. Ada akar yang semakin menyuburkan tanah. Ada akar yang memiskinkan tanah. Ada akar yang tidak membutuhkan kesuburan tanah. Ada juga yang sangat memerlukan kesuburan tanah. Memahami pola ini agar akar tidak saling tumpang tindih atau "berbenturan".
Ada akar tumbuhan yang sangat membutuhkan air, akar yang dapat tumbuh hanya dengan kelembaban saja, ada juga akar yang dapat bertahan di tanah yang kering dengan keterbatasan air. Allah menciptakan tanaman dengan kekhasan yang luar biasa.
Dalam satu tanaman bisa menghasilkan ragam hasil panen. Di pohon yang menjulang, bisa dimodifikasi sebagai tempat rambatan tanaman yang merambat, seperti lada dan vanili, serta "tumpangan" pohon lainnya seperti bunga anggrek dan sejenisnya.
Kebutuhan tanaman terhadap sinar matahari berbeda-beda. Seperti di hutan, ragam tanaman dapat tumbuh subur. Yang tidak banyak membutuhkan sinar matahari bisa ditanam di bawah naungan pohon yang membutuhkan sinar matahari yang lebih banyak.
Karakteristik daun tumbuhan mempengaruhi keragaman tanaman yang bisa ditanam bersamaan. Pohon Petai yang daunnya kecil dan jarang. Seperti beringin yang daunnya sangat rindang. Seperti kelapa yang daunnya hanya ada di puncaknya saja. Daun yang tidak menghalangi sinar matahari, akan semakin banyak ragam tanaman yang bisa hidup dibawah naungannya.
Memahami karakter tanaman. Memahami akar, naungan daun, dan pertumbuhan batangnya. Memahami kebutuhan akan air, sinar matahari dan kesuburan. Akan semakin meningkatkan produktivitas lahan.
0 komentar: