Menyelaraskan dengan Alam Semesta
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Allah berkisah tentang lautan. Atas Kehendak-Nya kapal bisa berlayar. Allah berbicara tentang langit, Allah menciptakan jalan-jalan. Matahari dan bulan tidak bertabrakan dan berjalan di jalurnya masing-masing.
Allah berkisah siang dan malam. Allah yang memasukkan siang ke dalam malam. Allah memasukkan malam ke dalam siang. Adakah yang terjadi tanpa Kehendak-Nya? Apakah yang terjadi di alam semesta tanpa keteraturan? Padahal jumlahnya tak terhitung jumlahnya?
Semuanya teratur karena mengikuti Kehendak-Nya. Semuanya diliputi kasih sayang dan keadilan karena mengikuti Kehendak-Nya. Mengapa alam semesta yang yang tak terhingga keragaman dan jumlahnya bisa teratur? Mengapa manusia yang hanya satu jenis makhluk saja tidak teratur? Penuh dengan benturan?
Bila manusia berkarakter seperti alam semesta, kehidupannya akan teratur, sejahtera, damai dan adil. Bagaimana agar manusia berkarakter seperti alam semesta? Bagaimana agar manusia dan alam semesta hidup berdampingan dalam gerak langkah yang sama? Dalam orbit yang sama?
Manusia diangkat derajatnya dengan diberi ruang kebebasan. Kebebasan menjadi ujian. Kebebasan menjadi dasar penilaian. Untuk apa kebebasan tersebut? Kebebasannya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Kebebasan yang terang ujung akhirnya. Kebebasan yang ada resikonya. Allah membebaskan dan membiarkan manusia dalam rentang waktu tertentu saja. Ada titik, momentum dan peristiwa, dimana manusia dicabut kebebasannya. Yaitu saat kematian dan saat Allah menetapkan Kehendak-Nya.
Kebebasan yang bertanggung jawab hanya terwujud bila manusia mengikuti Kehendak-Nya. Kebebasan yang bertanggungjawab hadir bila manusia hidup bersama Islam. Selain Islam tidak akan pernah ada kebebasan yang bertanggungjawab dan tak pernah ada keselarasan hidup bersama alam semesta.
0 komentar: