Menjadi Khalifah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Tujuan besar menjadi khalifah adalah mengelola bumi dengan kehendak Allah, bukan ego manusia. Bukan untung rugi menurut manusia. Bukan meraih kekayaan dan kemakmuran menurut manusia.
Tugas besar khalifah adalah distribusi dan alokasi sumber daya yang adil. Tidak terpusat kendalinya di satu tangan. Tidak mengeksploitasi. Tidak berputar terbatas di tangan, pihak dan kepentingan tertentu.
Dalam surat al-Qalam dikisahkan tentang pemilik kebun, saat panen, dirancang strategi agar hasil panen hanya dinikmati oleh pemiliknya saja. Masyarakat sekitar tidak mendapatkan alokasi sedikit pun. Dibuat rencana panen sebelum masyarakat terbangun dari tidur. Pada saat pemilik tiba di kebunnya di pagi buta, ternyata seluruh tumbuhan dan buahnya sudah mati menghitam.
Seorang ulama memiliki kebun. Saat sedang dikelola tanah dan tanamannya, seluruh batas kebunnya di pagar. Namun saat berbuah, pagar pembatasnya dibuang agar setiap orang bisa bebas mengambil sendiri hasil buah kebunnya. Inilah yang memegang amanah distribusi.
Mengelola usaha bukan untuk mengumpulkan kekayaan tetapi bagaimana syariat Allah tegak dalam mengelola usaha. Mengelola kekuasaan bukan untuk menikmati kekuasaan tetapi agar syariat Allah tegak dalam mengelola kekuasaan. Terjun berkiprah di seluruh bidang kehidupan hanya agar Islam membumi di setiap tarikan nafas manusia. Itulah makna menjadi khalifah di muka bumi.
Kekayaan yang bertumpuk yang digenggam, ditimbun dan dimonopoli, apakah ada manfaatnya? Hanya menjadi benda mati yang terlihat indah bagi yang memandangnya. Hanya menjadi sanjungan dan kekaguman. Hanya membuat orang yang memiliki ambisi mendatanginya.
Menumbuhkan, menghimpun, berbagi, mendistribusikan dan mengalokasikan dengan keadilan, itulah peran khalifah di muka bumi. Itulah agar roda kehidupan berputar dengan ketentraman bukan pertentangan.
0 komentar: