Membangun Satu Ekosistem Kehidupan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Seekor lalat terbang dengan kelincahan luar biasa. Tak ada yang bisa mengambil kembali apa yang sudah dirampasnya. Tubuhnya sangat ringan seperti tak ada isinya. Padahal pada tubuh lalat ada kehidupan seperti di bumi.
Pada tubuh lalat terdapat kehidupan bakteri dan jamur. Lalat membawanya dari satu tempat ke tempat lainnya. Ekosistem bakteri dan jamur tumbuh dan berkembang pada seekor lalat. Bisakah manusia mendesain ekosistem kehidupan dalam ruang yang amat sempit sekali?
Dalam seekor nyamuk ada ekosistem kehidupan berupa virus. Dalam sebongkah tanah, jutaan jasad renik membangun kehidupan. Pada lambung manusia, bisakah dihitung jasad renik yang hidup? Kehidupan yang tak disadari dan tak dirasakan oleh manusia. Allah Maha Lembut.
Di batang pisang yang membusuk ada kehidupan. Cacing, rayap, semut, makro dan mikroorganisme tanah lainnya. Di setiap onggokan sampah pun terdapat ekosistem kehidupan. Dalam satu kehidupan ada satu ekosistem kehidupan. Dalam satu kematian ada satu ekosistem kehidupan yang bediri sendiri juga. Allah Maha Hidup, ya Hayyu ya Qayyum.
Dari satu jenis pohon menciptakan ekosistem kehidupan. Dari sebuah pohon jati. Dari sebuah pohon pisang. Dari sebuah pohon padi, tercipta satu ekosistem yang berdiri sendiri. Allah Maha Luas Rahmat-Nya.
Menanam satu pohon berarti membangun satu ekosistem. Berternak satu ekor hewan berarti membangun satu ekosistem kehidupan. Ekosistem yang awal tak dimengerti oleh manusia. Membangun satu ekosistem berarti membangun satu paket kebajikan yang tak pernah berhenti.
Mengolah tanah, menanam dan berternak sebuah langkah awal membangun ekosistem kebaikan. Yang besaran kebaikannya tergantung dari besaran ekosistem yang terbentuk. Mulailah...
0 komentar: