Liku-Liku Fokus
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Peran hidup bisa meluas dan menyempit. Meluas saat semakin dewasa. Menyempit di saat semakin tua. Semakin berumur, peran hidup semakin terfokus bukan meluas. Semakin melemah, harus semakin paham dimana optimalisasi hidupnya.
Banyak godaan agar tidak terfokus. Banyak tarikan untuk terus meluas. Seakan semakin meluas itu semakin hebat dan banyak yang dibanggakan. Ternyata untuk fokus pun harus menempuh banyak liku-likunya. Ternyata fokus itu lebih sulit dari peran yang meluas.
Pikiran lebih banyak yang menerawang. Banyak yang diinginkan dan diangankan. Buktinya, mengkhusyukan diri lebih sulit daripada timbulnya banyak pikiran yang tidak menentu. Kekacauan benang kusut pikiran karena tak terarahnya dalam berfikir.
Manusia lebih banyak yang menyekutukan Allah. Menganggap Allah memiliki anak. Menyakini adanya perantara menuju Allah. Padahal Allah itu Ahad. Mengapa lebih banyak yang mencabangkan pikirannya?
Manusia ingin memiliki segalanya, tahu dan paham seluruhnya, menggenggam semua yang ada, menjadi serba bisa dan terdepan di seluruh lini. Inilah jebakan berfikir. Bila terfokus pada dunia, semuanya akan bercabang dan semerawut.
Untuk fokus banyak hal yang harus dikorbankan. Meninggalkan yang membersamainya padahal sudah mendarah daging. Menanggalkan atribut dan yang dibanggakan. Melepaskan baju kebesaran yang telah disematkan. Memilih jalur sunyi tanpa seorang pun peduli.
Fokus hanya satu tujuan. Satu langkah. Satu harapan. Fokus pada yang paling berharga dan bermakna, bukan gegap gempitanya tepuk tangan manusia.
0 komentar: