Ketimpangan Ekonomi dan Nabi Syuaib
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Nabi Luth terfokus pada dakwah perbaikan sistem sosial. Nabi Syuaib fokus pada perbaikan sistem ekonomi di negri Madyan. Perbaikannya, "Cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, jangan merugikan manusia terhadap hak-haknya, jangan membuat kejahatan dengan membuat kerusakan."
Nabi Ibrahim berdakwah bagaimana membangun generasi. Nabi Daud dan Sulaiman pada ranah hukum dan kekuasaan. Nabi Syuaib pengusung dakwah ekonomi bisnis praktis. Nabi Yusuf pada sistem keuangan negara. Setiap Nabi memiliki titik peran yang berbeda-beda. Bila disatukan, seluruhnya berpadu pada diri Rasulullah saw.
Apa tema besar dakwah bisnis praktis? Tindakan monopoli dan eksploitasi. Apa efeknya pada negara? Kelemahan negara. Negara hanya jadi pengekor dan penyokong hasrat nafsu para pengusaha. Semua produk hukum dan keputusan penguasa, anggaran negara dan kemiliteran untuk para pengusaha.
Zaman dahulu, konglomerat mendonasikan kepada penguasa untuk berperang dan memblokade ke wilayah lain. Bila peperangan berhasil, maka penguasaan ekonomi di wilayah baru menjadi genggamannya. Para konglomerat mencapai pada titik kerakusan dan kendali kuasa, sehingga sanggup mendorong negara untuk melakukan spekulasi invasi ke berbagai wilayah. Bagaimana kondisi sekarang?
Fenomena konglomerat membiayai partai politik, mendanai calon presiden, gubernur, bupati, anggota legislatif, para calon perwira di kepolisian dan militer, serta penentuan hakim merupakan praktek yang sejak dahulu telah terjadi. Selalu ada keterlibatan pengusaha menetapkan dan mempengaruhi pada penentuan pejabat di lembaga negara.
Tema dakwah, "Cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, tidak merugikan hak manusia dan tidak membuat kerusakan," merupakan tema yang menusuk dan pengusik para pengusaha dan penguasa, oleh sebab itulah para penentang dakwah Nabi Syuaib adalah para pemimpin kaumnya.
Azab pada kaum Nabi Syuaib, bermula dari hawa panas karena Allah menghentikan angin bertiup selama tujuh hari. Air, naungan dan berdiam di rumah tak berguna. Sudah tidak tahan lagi, rumah pun ditinggalkan menuju padang pasir. Saat melihat awan hitam yang disangka hujan, mereka berkumpul ternyata sambaran petir dan meteor. Seperti itulah azab dari ketimpangan di sektor ekonomi.
0 komentar: