Jalan Dakwah Itu Bernama Membuka dan Mengelola Lahan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Jalan dakwah itu bernama membuka dan mengelola lahan? Inikah jalan final dakwah ku? Inikah penghentian akhir perjalanan ini? Terus mengikuti goresan takdir yang spesial bagi para hamba-Nya. Terus mengikuti teka teki Allah. Allah Maha Mengetahui tempat tinggal, makan dan wafatnya.
Hanya mengikuti titah orang tua. Walaupun jalan ke depan sepertinya berliku-liku. Namun hanya Allah Yang Maha Tahu. Biarlah akhir hidup ini ku wakafkan untuk mengikuti titah orang tua. Membuang ego. Membuang ragam prediksi tantangan yang menghadang. Ditapaki jalan itu semoga meraih rahmat-Nya. Sebab orang tua pintu surga yang terus terbuka di dunia.
Semakin hari menepi dan menyepi. Menjauhi keramaian mendekati kaki Gunung Halimun dan Salak yang membentang dari kabupaten Bogor, Sukabumi dan Lebak. Riuh rendah dengan binatang kebun. Teduh dan gelap di bawah lindungan dedaunan. Mungkin ini perlindungan Allah di huru hara Akhir Zaman?
Menerabas ilalang. Menerobos jalan yang belum pernah ada. Siang bagaikan pagi dan sore. Matahari bersembunyi di balik daun pepohonan yang rindang. Nyamuk-nyamuk menemani walaupun di siang bolong. Seperti kisah pembukaan lahan untuk sebuah ibu kota kerajaan di masa silam.
Suasana lahannya, bagai kisah Novel karya MH Mindarja sepertinya sedang dijalani. Kisah yang berlatarbelakang Tumapel, kerajaan Kediri dan Singasari yang berkisah keris Mpu Gandring. Juga, kisah seorang senopati yang berlatarbelakang kesultanan Demak yang sedang mencari pusaka kerajaan Kiyai Naga Sasra dan Sabuk Inten yang hilang. Atau kisah Bende Mataram, sepenggal kisah perlawanan Mataram kepada Belanda.
Membuka lahan dan mengelola lahan. Jalan dakwah yang penuh kesunyian, kesenyapan, keheningan dan ketentraman. Perjalanan dakwah yang hanya ditemani oleh parang, cangkul, garpu, tanah, tanaman, pupuk dan beberapa teman petani. Tak ada teknologi canggih. Juga, tak ada yang peduli.
Jalan dakwah itu bernama membuka dan mengelola lahan. Hanya bermodalkan keyakinan dan kesederhanaan. Bermodalkan bahwa akan datang generasi penerusnya yang bergelut dengan tanah dan peralatan pertanian.
0 komentar: