Hakikat Sains
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Sains itu pada dasarnya mempelajari takdir Allah pada setiap ciptaan-Nya. Setiap ciptaan-Nya diteliti dan dipahami karakternya, perannya, prilakunya, perannya, pertumbuhannya hingga apa yang bisa dicontek untuk kemudahan bagi manusia. Yang utama dari sains adalah menemukan tanda-tanda kebesaran Allah dari setiap pernak pernik yang ada di jagat raya.
Sains diawali dari mengamati, mengumpulkan fakta yang diperoleh melalui panca indra, lalu dibangun database fakta. Bagaimana respon realitas yang diamati dari beragam kondisi yang diujikan? Respon realitas obyek yang diuji dijadikan fakta data. Walaupun bisa jadi semuanya belum fakta yang valid, karena ragam keterbatasan infrastruktur pengujian dan hipotesa yang ada dibenak manusia.
Kesamaan respon objek yang diuji dianggap fakta yang benar. Keteraturan pola yang diuji dianggap fakta yang valid. Hanya seperti itu pola dasar sains. Setelah itu, bagaimana pola yang ada pada alam semesta dimanfaatkan manusia untuk memudahkan dan memecahkan kesulitan rutinitas harian manusia? Ilmu pengetahuan dan teknologi berhenti di titik ini.
Membaca dan menemukan kehendak Allah yang tersebar di jagat raya melalui ciptaan-Nya. Menduplikasi kehendak Allah. Memanfaatkan kehendak Allah. Hanya seperti itu pekerjaan harian para ilmuwan sains. Sedangkan ulama adalah membaca, menemukan, menduplikasi, dan memanfaatkan kehendak Allah yang ada pada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Ulama dan Ilmuwan sains pada dasarnya sama yang berbeda hanya pada bidang garapan ayat kauliah dan kauniyah saja.
Ayat kauniah (alam semesta) dan ayat kauliah (Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw) memiliki pola yang sama. Bila memahami ayat alam semesta akan mudah memahami Al-Qur'an. Bila memahami ayat Al-Qur'an akan lebih mudah memahami ayat alam semesta. Keduanya berpadu karena semuanya dari Allah sang Pencipta. Paradigma sains dijelaskan detail dalam Al-Qur'an.
Hukum jatuh, bangun dan keberlanjutan peradaban sebuah bangsa di semua bidang kehidupan dijelaskan Al-Qur'an dengan perumpamaan sebuah pohon. Infrastruktur Industrialisasi diumpamakan dengan ragam penjelasan gejolaknya api neraka. Ragam teknologi informasi dijelaskan dengan perumpamaan dialog antar penghuni surga-neraka dan fakta-fakta yang diungkapkan pada pengadilan di padang mahsyar.
Yang paham Al-Qur'an secara otomatis menjadi ilmuwan sains, hanya tinggal menggali fakta empiris (takdir Allah) yang ada di alam semesta. Yang paham sains akan menemukan kekaguman pada Al-Qur'an karena Al-Qur'an sudah menyebut capaian tertinggi ilmu dan teknologi sebelum manusia sadar bisa mendapatkannya.
0 komentar: