Bidang Garapan Sains
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Zikrullah dan sains sebuah keterpaduan. Agar sains tidak menghabiskan sumberdaya dan memboroskan infrastruktur untuk menemukan sesuatu yang tidak mungkin dicapai manusia. Atau bekerja keras namun tidak sedikit pun memberikan kemanfaatan dan kemudahan bagi manusia. Sains jangan sampai hanya ingin menuntaskan kepuasan manusia yang tak berujung tanpa sedikitpun kemanfaatannya.
Sains jangan hanya berujung pada sains. Umar bin Khatab menyetop pembahasan penggalian sebuah hukum syariat bila memang kasusnya tidak ada di dunia nyata. Menggali hukum syariat harus berujung pemecahan persoalan nyata manusia. Begitupun dalam sains.
Ada wilayah garapan manusia ada juga yang tidak. Yang menjadi wilayah garapan manusia, maka itulah wilayah kerja sains dan penggalian hukum syariat. Seperti hak penciptaan hanya milik Allah, pembahasan dzat Allah dan ruh merupakan wilayah-Nya Allah. Al-Qur'an mengarahkan sains ke wilayah yang produktif dalam menyelesaikan persoalan manusia.
Al-Qur'an menjelaskan bahwa karya manusia yang menentang Allah (kafir) akan sia-sia. Amalnya tidak diterima Allah. Amalnya tidak memberikan kemanfaatan tetapi justru kehancuran. Amalnya menyesatkan dirinya sendiri. Amalnya hanya beralih dari satu penasaran ke penasaran lainnya dari satu kebingungan ke kebingungan lainnya. Inilah titik akhir sains tanpa petunjuk dari Allah.
Mempelajari makhluk Allah adalah wilayahnya manusia. Semua yang berkaitan dengan makhluk merupakan wilayah sains. Namun persoalan penciptaan dan bagaimana tercipta keragaman karakter makhluk. Wilayah penciptaan adalah hak Allah. Manusia hanya memanfaatkan alam semesta bagi kemudahan hidupnya. Inilah wilayah sains.
Sains muncul karena manusia diberi akal. Sains muncul karena Allah mengistimewakan manusia. Sains dihadirkan agar seluruh kemudahan di jagat raya di serap sehingga manusia bisa optimal dan fokus dalam beribadah dan mengelola kehidupan. Sekarang, mengapa sains berubah perannya menjadi wahyu?
Sains tidak bisa menunjukkan salah dan benar karena bersifat relatif. Sains hanya buah pengalaman dan fakta empiris yang berulang selama periode pengamatan. Lalu dibuatkan pola atau model yang mudah dipahami. Bukankah fakta empiris bisa berubah dengan perubahan situasi dan kondisi? Aksi reaksi. Manusia hanya mengamati reaksi dari obyek yang diamati. Lalu diambil kemanfaatannya. Itulah wilayah sains.
0 komentar: