Pecahkan dengan Solusi Akhirat
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Seorang ulama hidup dalam keadaan papa. Selepas shalat, dia pun berdoa. Saat berdoa, ada seseorang yang menghampiri dan berkata, "Mengapa engkau tidak meminta sesuatu pada Allah agar hidupmu berkecukupan?" Sang ulama terdiam. Diambilnya batu, lalu berdoa. Seketika itu pula batu berubah menjadi emas.
Emas itu diserahkan kepada orang tersebut. Orang itu menerimanya dengan sangat gembira dan berharap sang ulama tidak mengambilnya kembali. Orang itu berkata, "Mengapa tidak berdoa seperti ini terus." Sang ulama berkata, "Yang berharga di dunia ini adalah akhirat."
Beberapa orang tersesat di gurun pasir. Mereka kehausan dan kelaparan. Mereka terus berjalan dengan harapan mencari seseorang yang memiliki sesuatu. Bertemulah mereka pada seorang pemuda papa yang sedang memanggul kayu bakar di kepalanya. Mereka sangat kasihan dengan pemuda tersebut.
Mereka pun bercengkrama. Merasa dikasihani. Sang pemuda berdoa kepada Allah. Tiba-tiba seluruh kayu bakarnya berubah menjadi batangan emas. Mereka yang tersesat terperanjat. Sang pemuda pun berdoa agar batang emas dirubah kembali menjadi kayu bakar. Lalu sang pemuda pergi.
Seorang pemuda hendak berangkat haji. Sebelum berangkat terlebih dahulu menemuinya seorang ulama. Sang ulama bertanya, "Apa bekalmu?" Dijawab," Hanya kendi kosong." Sang ulama berkata, "Bila kelaparan dan kehausan, shalatlah dua rakaat, berdoalah dan taruhlah kendi di sampingmu." Hanya itu pesan sang ulama.
Sang pemuda dan rombongannya kehabisan bekal. Di tengah gurun pasir kehausan dan kelaparan. Di saat seperti itu, sang pemuda ingat akan pesan sang ulama. Sang pemuda shalat dua rakaat, menaruh kendi disampingnya, lalu berdoa. Seketika itu pula, kendi dipenuhi air. Makanan pun banyak disekitar kendi. Sang pemuda membagikannya ke seluruh rombongan. Hingga seluruh rombongan kenyang dan hilang dahaganya.
Mereka tak menginginkan dunia sehingga "persoalan" dunia pun jadi begitu mudah dipecahkan. Setiap persoalan utama memang akan sulit dipecahkan. Seperti itu karakternya. Maka pecahkan "persoalan dunia" dengan solusi akhirat bukan dengan solusi dunia.
0 komentar: