Mengolah Tanah, Mengendalikan Hama
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Pohon yang menjulang ke langit. Pohon yang mampu menghadapi terpaan hempasan kerasnya angin, adalah pohon yang akarnya menghujam ke dalam bumi. Kekuatannya ada di akar. Kekuatannya ada di dalam tanah. Inilah prinsip dasar kekuatan tumbuhan dari serangan hama.
Kekuatan tanaman ada pada akarnya. Ada pada apa yang tersimpan di dalam tanah. Antibodi tanaman dari serangan hama tergantung dari unsur hara yang ada di dalam tanah. Mengapa tumbuhan saat ini rentan diserang hama? Mengapa lebih banyak membutuhkan insektisida dan herbisida?
Dua orang kehujanan di saat yang sama. Mengapa ada yang sakit dan ada yang bugar? Dua orang yang sakit, sakitnya sama, keparahannya sama, diberi obat dengan dosis yang sama. Mengapa ada yang cepat sembuh dan tidak? Ada yang sakitnya sama, mengapa diberi dosis yang lebih sedikit, namun cepat sembuh? Prinsip ini bisa diterapkan dalam pengendalian hama tanaman.
Pola pertanian saat ini meninggalkan dan mengabaikan peran utama tanah. Tanah dimiskinkan. Tanah ditelantarkan. Kesuburannya mengandalkan dari "suntikan kimia industri" eksternal bukan dari tanah itu sendiri. Seolah-olah manusia paling paham tentang tanah.
Saat tanah "dimiskinkan", bagaimana tumbuhan mendapatkan kekuatan untuk menghadapi hama? Bagaimana tumbuhan bisa menghasilkan antibodi? Bagaimana tumbuhan bisa melindunginya? Bila semuanya didapat dari tanah, namun manusia justru memiskinkan tanah yang menjadi unsur kekuatannya. Sebuah paradoks dalam pertanian.
Menyehatkan tanah sebelum menyehatkan tumbuhan. Menyehatkan tanah sebelum pengendalian hama tanaman. Menyehatkan tanah dengan membaca kebesaran Allah melalui kehidupan di dalam tanah. Peliharalah kehidupan yang ada di dalam tanah. Itulah cara menyehatkan tanah.
Tanah itu dasar kehidupan. Dari tanah seluruh makhluk hidup di bumi dimulai. Mengolah tanah berarti memulai kehidupan, memulai kesejahteraan dan kemakmuran. Mengolah tanah berarti memulai langkah keindahan dan kesejukan mata memandang. Episode pertanian dan perkebunan dimulai.
0 komentar: