Mengkhawatirkan Keturunan?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Seorang keturunan sultan Khawarizmi terusir dari negerinya. Terlunta-lunta sebagai budak yang diperjualbelikan. Hingga seorang sultan di era bani Ayyub merekrutnya sebagai pengawal pribadi hingga menjadi panglima perang dan membangun kesultanan Mamluk. Dia merontokkan kekuatan Mongol yang pernah menjadi momok terkalahkan
Dzurriyah Rasulullah saw terusir dan terpinggirkan sejak era Bani Ummayah hingga Abbasiyah. Untuk menghindari konflik, mereka memencar ke berbagai negri, salah satunya Yaman. Dari Yaman dzurriyah Rasulullah saw menyebar hingga ke Nusantara. Nama mereka tetap harum. Namun kemana perginya dzurriyah Ummayah dan Abbasiyah?
Nabi Yusuf sangat belia saat diceburkan ke sumur. Perjalanan hidupnya dijalani sendirian tanpa topangan bapaknya Nabi Yaqub. Menjadi budak, difitnah dan dipenjara. Berbeda dengan saudaranya yang lain, dididik dan ditopang oleh orangtuanya. Namun Nabi Yusuf menjadi penguasa?
Bayi Musa "dibuang" oleh ibunya ke sungai. Pemuda Musa terusir dari Istana menuju Madyan. Sendirian sebatang kara, tak tahu apa yang akan diperbuatnya. Saat kembali menjadi sosok yang ditakuti oleh oligarki penguasa. Adakah yang ikut campur dengan perjalanan nabi Musa?
Siti Maryam, mengabdikan dirinya di Baitul Maqdis. Fokusnya hanya beribadah dan melayani. Saat Nabi Zakaria membawakan makanan dan minuman, ternyata dihadapan Siti Maryam sudah makanan. Para penduduk langit yang menyediakannya.
Adakah campur tangan manusia dalam perjalanan manusia? Peran manusia terhadap anak keturunannya hanya mendidik dan mendoakan, setelah itu pasrahkan dan bertawakal semuanya pada Allah.
Banyak kekhawatiran yang tak perlu dikhawatirkan. Banyak ketakutan yang tak perlu ditakutkan. Banyak keresahan yang tak perlu diresahkan. Hanya butuh tunaikan kewajiban, lalu bertawakal, memasrahkan dan menitipkan semuanya pada Allah.
0 komentar: