Konsep Dasar Wihdatul Wujud
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Seorang ulama berkisah awal perbaikan dirinya. Dia menemukan kertas yang bertuliskan Allah di atas tanah. Segera dia mengambilnya lalu mencuci dan diberi wewangian. Kertas itu disimpan lalu dibawa ke rumahnya. Tiba di rumah, dia pun tertidur. Apa yang terjadi selanjutnya?
Dalam mimpinya, ada yang mendatanginya sambil berkata, "Engkau telah memberi minyak wangi pada nama-Ku maka Aku wangikan namamu, sebagaimana engkau telah mensucikannya, maka Aku sucikan hatimu." Perjalanan hidup itu cerminan dari bagaimana interaksi kita kepada Allah.
"Jagalah Allah maka Allah akan menjagamu" itulah sabda Rasulullah saw. Allah berfirman, "Bila menolong agama Allah maka Allah akan menolongmu." Bila bersyukur kepada Allah, maka Allah akan menambahkan nikmatnya. Seluruh perjalanan hidup kita adalah buah dari akhlak kita kepada Allah.
Apa yang didakwahkan oleh seluruh Rasul dan Nabi? Mentauhidkan Allah. Menjadikan Allah sebagai Rabb, Illah dan Malik. Tidak menyekutukan-Nya. Bila ini tuntas, maka tak pernah ada persoalan apa pun dalam hidup ini. Dunia pun menjadi surga.
Menyelaraskan hidup dengan alam semesta. Menyelaraskan hidup bersama contoh Rasulullah saw. Menyelaraskan hidup bersama bimbingan dan pimpinan Allah. Inilah inti dari konsep wihdatul wujud. Sosok makhluk yang rindu dan ridha mengikuti perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Jiwa, raga, akal, dan nafsunya dileburkan mengikuti kehendak dan petunjuk Allah. Tak ada lagi kehendak, keinginan dan obsesi pribadi dirinya. Tak ada lagi langkahnya yang berseberangan dengan Rasulullah saw dan Allah. Tolak ukur dan panduan hidupnya adalah Rasulullah saw dan firman Allah. Itulah wihdatul wujud.
Persoalan hidup manusia hanyalah tauhid. Fokus hidupnya seharusnya hanya soal tauhid. Yang harus dibenahi dari diri kita seharusnya hanya tauhid. Membawa ketauhidan hingga kematian tiba, hanya inilah hakikat mengapa manusia dilahirkan di muka bumi.
0 komentar: