Jiwa Penguasa dan Pejabat Publik
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Bila masih memandang bahwa kaya dan miskin itu berbeda. Bila masih melihat batu kerikil dan emas itu berbeda. Bila masih melihat kemuliaan itu pada kedudukan. Berarti belum layak menjadi penguasa dan pejabat publik.
Bila kekayaan semakin bertambah. Bila gaya hidup berubah semakin tinggi sejak menjadi penguasa dan pejabat publik. Bertanda belum siap menjadi penguasa dan pejabat publik. Bukankah Khalifatur Rasyidin, Umar bin Abdul Aziz dan Shalahuddin Al Ayubi justru bertambah miskin sejak menjadi penguasa dan pejabat publik?
Bila masih berhasrat pada dunia. Bila masih terpukau dengan perhiasan dunia. Bila masih bermegah-megahan dengan dunia, bertanda belum layak menjadi penguasa dan pejabat publik. Umar bin Khatab mendatangi rumah Abu Ubaidah bin Jarrah, panglima perang pembebas Masjidil Aqsha, ternyata di rumahnya tidak ada kekayaan sedikit pun.
Bila kebahagiaan masih memiliki syarat. Bila ketentraman masih memiliki syarat. Bila kesenangan masih memiliki syarat atas kepemilikan sesuatu dari dunia. Berarti belum memiliki syarat menjadi penguasa dan pejabat publik.
Bila orientasi hidup masih ingin mengumpulkan dan memiliki. Bila masih ada besitan hati untuk mengenggam dari sesuatu dari dunia ini. Bila masih ingin bersenang-senang dengan diri sendiri. Berarti belum layak untuk menjadi penguasa dan pejabat publik.
Bila penyebab kebahagiaan, kesenangan dan kesedihan masih berkaitan dengan diri sendiri, keluarga dan kerabat. Bila ukuran kesuksesan masih berkaitan dengan diri sendiri, dan sanjungan dan pujian berarti masih belum layak menjadi penguasa dan pejabat publik.
Penguasa dan pejabat publik adalah perantara antara Allah dengan yang dipimpinnya. Bila dihatinya masih banyak sesuatu selain Allah. Bila obsesinya masih banyak sesuatu selain Allah, bagaimana bisa menjadi perantara dengan Allah? Bagaimana bisa menyelesaikan persoalan yang dipimpinnya dengan rahmat Allah? Bagaimana bisa keberkahan terlimpah dari langit dan bumi?
0 komentar: