Fokus Pada Tugasnya
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Bagaimana para Nabi menyelesaikan persoalannya? Bagaimana para pembangkang menyelesaikan persoalannya? Para Nabi mengikuti wahyu, kebenaran, bermunajat kepada Allah. Para pembangkang mengandalkan kelicikan, sumber daya dan membangun kemegahan yang menyilaukan.
Para pembangkang menggunakan logika, apakah akan ada kebangkitan kembali setelah manusia menjadi tulang belulang? Mengapa Allah mengutus manusia biasa yang makan, minum, berjalan di pasar seperti manusia pada umumnya? Mengapa tidak mengutus manusia terhormat dan berharta? Firaun membangun gedung yang menjulang ke langit, memperbesar angkatan perang dan membangun opini, bahwa dia yang menguasai sungai Nil, agar rakyat Mesir seluruhnya menjadi pendukungnya.
Para pembangkang tidak dihancurkan oleh para Nabi dan Rasul, sebab para Nabi dan Rasul tidak bisa menciptakan kemudharatan dan kemaslahatan. Para Nabi dan Rasul hanya berpegang teguh pada wahyu, mengikuti arahan Allah dan berdoa saja. Allah yang menghancurkan para pembangkang dengan tipu daya-Nya.
Apa pun yang dilakukan oleh para pembangkang akhirnya hanya satu yaitu kehancuran. Bergerak dari cahaya menuju kegelapan. Tidak menyadari kehancuran dan keburukannya sendiri. Menganggap keburukan sebuah kebaikan yang akan mengokohkannya. Itulah kebodohan yang dianggap sebuah kejeniusan.
Para Nabi dan Rasul terus bergerak tanpa sedikitpun dihantui oleh hiruk pikuk strategi kelicikan para pembangkang. Terus menyeru. Terus menyampaikan. Terus memperbaiki. Terus membangun generasi. Terus menyiapkan sarananya. Biarkan Tangan Allah yang menentukan takdir-Nya bagi para pembangkang.
Perhatikan Namrudz dan Firaun? Perhatikan kaum Ad, Tsamud, Luth, Bani Israel dan para pembangkang lainnya? Apakah para Nabi dan Rasul yang menghancurkannya? Dalam Al-Qur'an difirmankan bahwa Allah sendiri yang akan membuat perhitungan pada mereka. Bagi kedurhakaan Bani Israel, Allah akan mengirimkan hamba-hamba-Nya yang perkasa untuk mengusirnya. Ini jaminan dari Allah.
Para Nabi dan Rasul selalu dalam ketentraman. Bukankah bila beristiqamah Allah akan menurunkan malaikat untuk menentramkan? "Jangan khawatir dan takut!" Surga Allah luas. Ampunan Allah luas. Rahmat-Nya luas. Bila tidak tentram dalam keistiqamahan berarti ada orientasi obsesi hidup yang masih menyimpang.
0 komentar: