Bayangan Pohon dalam Manajemen Pertanian
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Mengelola ragam tanaman dalam satu bidang tanah yang sempit tidak saja harus memperhatikan karakter akar tetapi juga kanopi (kerindangan) tumbuhan dan respon tumbuhan terhadap kekuatan cahaya matahari.
Perhatikan hutan, ada tumbuhan yang tetap subur di bawah pepohonan tetapi ada juga yang tidak. Fenomena keragaman tumbuhan hutan menjadi pelajaran mengelola keragaman pengelolaan pertanian dan perkebunan.
Perhatikan bayangan pohon. Perhatikan bayangan daun dan ranting saat siang. Inilah dasar manajemen pengelolaan ragam tanaman yang termudah. Bayangan pohon yang lebih tinggi tidak boleh terus menerus menutupi pohon yang lebih pendek. Bila menutupi terus menerus harus ada yang dibuang karena menganggu pertumbuhan pohon yang lebih rendah.
Perhatikan respon tanaman yang pendek terhadap sinar matahari, ada yang membutuhkan 100 persen ada pula yang hanya butuh 30 persen. Bila tanaman yang rendah sebagai penunjang hasil, perhitungan ukuran cahayanya, berapa hasilnya yang tidak mengecewakan.
Bayangkan itu senantiasa bersujud kepada Allah. Dahulu, bayangan itu dijadikan petani untuk menunjukkan waktu, terutama waktu shalat. Bayangan pohon menjadi sarana manajemen gulma, tempat beristirahat, juga tata letak tanaman dan gundukan tanah.
Bayangan pohon pun dimanfaatkan untuk mengamankan bibit yang disemai, melindungi tanaman yang baru tumbuh, menjaga kelembaban tanah di saat kemarau. Bayangan pohon yang selalu bertentangan dengan arah matahari dapat dijadikan banyak petunjuk dalam manajemen pertanian dan perkebunan.
Semua tanaman membutuhkan sinar matahari dengan intensitas yang berbeda-beda. Inilah salah satu dasar manajemen kesuburan, hasil panen juga keragaman tanaman yang dikelola dalam satu bidang tanah sehingga tanah menjadi optimal.
0 komentar: