Tanaman Subur dengan Sendirinya
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Ahad kemarin mengumpulkan abu bakaran sampah. Warnanya hitam. Berbentuk serpihan kecil. Agak basah karena terkena hujan. Berat sekali bila diangkat.
Karung bakaran sampah di taruh. Anehnya, bakaran sampah yang basah, airnya tidak ada yang menetas ke bawah. Kekuatan serpihan bakaran sampah sangat kuat menahan air. Tumbuhan dapat bertahan hidup bila kelembaban tanah terjaga, hal ini ada pada bakaran sampah yang bisa menahan air dalam waktu lama.
Mengapa dataran tinggi tidak perlu hujan banyak untuk menjaga kelembaban tanah? Embun di dataran tinggi bisa ditahan oleh humus. Embun terakumulasi di humus. Humus selalu basah untuk menjaga kelembaban tanah.
Kelembaban menjadi sarana terbaik untuk kehidupan jamur, makro dan mikroorganisme tanah. Jamur Mikoriza merupakan patner bagi akar tumbuhan dalam menyerap unsur hara tanah. Sebanyak apa pun pupuk yang disebar ke tanah, tanpa peran jamur mikoriza maka unsur hara tidak optimal diserap oleh akar tumbuhan.
Orientasi berkebun atau bertani bukanlah memupuki tanaman. Tetapi bagaimana menjaga kelembaban tanah dengan alami dengan daya tahan yang lama. Lalu media apa yang ada disekitar tanaman untuk menjaga kelembaban tanah tanpa harus bantuan hujan yang sering dan penyiraman air yang rutin.
Karakter unsur hara itu ada yang mengejar akar tanaman dan akar tanaman yang mengejar unsur hara. Namun lebih banyak unsur hara yang mengejar akar tanaman. Unsur hara itu lebih banyak yang berada di udara dibandingkan dengan yang ada di tanah. Pupuk terbaik itu air hujan bukan kreasi manusia.
Jadi titik terpenting dalam menanam tanaman yang subur bukanlah banyaknya pupuk, tetapi bagaimana membangun lingkungan kondusif agar tanaman optimal menyerap unsur hara yang ada di udara dan tanah? Sebab unsur hara itu melimpah dari air hujan, makro dan mikroorganisme tanah.
0 komentar: