Disrupsi Bisnis dan Kekuasaan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Firaun menyebut dirinya tuhan. Rakyat Mesir menuhankannya. Apa yang tak dimilikinya? Sungai Nil berada dalam kekuasaannya. Hasil bumi Mesir dalam gengamannya. Mengapa tetap gelisah tentang kelahiran seorang bayi? Para intelektual, pasukan dan engginer menopang kekuasaannya, mengapa tetap was-was?
Para pembesar dan pemuka kaum, membanggakan harta, kekuasaan, pasukan dan anak keturunannya kepada para Nabi dan Rasul. Mengapa semuanya musnah? Qarun memamerkan kekayaannya yang kunci-kuncinya perbendaharaannya harus diangkut oleh rombongan manusia yang bertubuh kekar dan hewan pengangkut yang banyak. Akhirnya musnah seluruhnya.
Kerajaan, kekaisaran, negara yang pernah menjadi penguasa dan menggengam dunia, seluruhnya musnah, hanya tinggal jejaknya. Bila mengandalkan kekuatan sumber daya, kekuasaan, kekuatan, pasukan dan kekayaan, maka tidak akan bisa menentramkan dan mengokohkan hati manusia.
Kekuatan ruh dan jiwa tidak bisa ditopang oleh kekuatan yang ada di bumi. Kekuasaan dan kekayaan yang tak terbatas pun tidak akan bisa menentramkan hati dan jiwa. Ruh dan jiwa memiliki dunia dan bahasanya sendiri. Tak bisa diintervensi oleh apa pun dan siapapun.
Perubahan hidup menjadi mati. Perubahan kaya menjadi miskin. Perubahan penguasa menjadi rakyat jelata. Perubahan sehat menjadi sakit. Perubahan memiliki menjadi kehilangan, kadang hanya dalam hitungan detik saja. Tak bisa dikendalikan oleh manusia.
Disrupsi perubahan cepat dan mendadak tanpa disadari hingga hancur ke akar-akarnya, selalu ada dan menghantui disetiap zamannya. Para pembesar kaum, sombong, congkak, membangkang, mendurhakai para Nabi dan Rasul, seketika itu pula bergelimpangan menjadi debu, mayat dan hancur dalam hitungan cepat yang tak diduga sebelumnya.
Kehancuran seketika dengan fenomena disrupsi terus menghempaskan pemilik kekayaan dan kekuasaan setiap saat. Kuncinya, pahami arah takdir Allah. Pahami hukum alam semesta yang sudah digariskan Allah melalui lisan para Nabi dan Rasul. Sebab fenomena disrupsi terus terjadi.
0 komentar: