Tak Meyakini Penciptanya Sendiri?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Yang dimohonkan hanya dianugerahi cinta kepada Allah, mencintai mereka yang mencintai Allah dan dibimbing segala amal yang membawa cinta kepada Allah. Selain itu, ku titipkan semuanya pada Allah. Manusia tak bisa memberikan kemaslahatan dan kemudharatan.
Punya emas, dititipkan ke bank. Punya uang dititipkan ke bank dan menaruh saham. Punya surat berharga dititipkan ke bank. Pada manusia, kita percaya penuh, mengapa pada Allah tidak? Menitipkan pada manusia merasa tentram, mengapa tidak tentram saat menitipkan pada Allah?
Yakin dengan tumbuhan. Menanam pohon duren berbuah duren. Pohon tak pernah berdusta. Pohon tak pernah mengingkari janji. Mengapa pada Allah tidak meyakini? Padahal Allah merupakan Pencipta, Penjaga dan Pendidik Manusia dan tumbuhan.
Manusia bertindak dan berbuat karena memiliki keyakinan atas tindakan dan perbuatannya dapat mewujudkan obsesinya. Mengapa diri yang tak bisa mewujudkan kemaslahatan dan kemudharatan kecuali dengan ijin Allah, namun sangat yakin atas proses yang dijalaninya?
Tak meyakini janji Allah. Namun sangat meyakini janji makhluk-Nya. Tak mau mengikuti hukum-Nya, namun sangat mentaati hukum yang dibuat oleh makhluk-Nya. Meyakini kebaikan makhluk-Nya, namun tak percaya dengan kebaikan Penciptanya?
Banyak yang percaya dengan berita hasil jurnalistik dengan alasan terjaga dengan kode etik jurnalisme. Banyak yang percaya dengan berita hoax yang tak tahu sumbernya. Mengapa tidak percaya dengan kabar dari Allah tentang hidup setelah kematian, Hari Kiamat, Hari Pembalasan? Namun percaya dengan berita dari Manusia.
Manusia tak percaya dengan Dzat yang menciptakannya. Manusia tak meyakinkan dengan Dzat yang memberikan rezeki, memelihara dan mendidiknya. Manusia penentang paling keras terhadap Dzat yang telah memberinya hidup. Ada apa dengan manusia?
0 komentar: