Penderitaan Sesuai Fokus Kehidupannya
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Para Nabi dan Rasul tidak pernah mengadukan kesulitan dirinya sendiri. Hanya beberapa kisah yaitu pada Nabi Ibrahim dan Nabi Zakaria yang memohon mendapatkan keturunan. Itu pun untuk keberlangsungan dakwah perbaikan agar tidak berhenti di zamannya.
Penderitaan Nabi Ayub, sepertinya mengkisahkan kesulitan dalam sekala pribadi, namun Nabi Ayub sangat malu dan tidak mau mengadukan kesulitannya pada Allah. Sebab, penderitaan terbesar pada diri seorang hamba adalah bila terhijab dari Allah. Tercabutnya kemanisan iman dari dada.
Rasulullah saw tidak pernah menghiraukan kesulitan yang menimpanya. Rasulullah saw hanya mengadukan kelemahan, kekurangannya, kerendahannya. Di saat terpuruk yang dimohonkannya hanyalah ampunan dan keridhaan Allah. Apa pun tak pernah diperdulikan asal bukan murka dari Allah.
Bila hanya terfokus memikirkan dirinya, maka Allah menguji dengan hempasan kesulitan dirinya. Bila fokus perhatiannya harta kekayaan, maka akan diuji dengan gelombang liku-liku kekayaan. Mengapa manusia diterjang krisis ekonomi global? Karena manusia terfokus hanya urusan ekonomi. Semuanya dikonversikan ke laba rugi dan kekayaan.
Saat manusia terfokus pada kepuasan seks dan kelamin tanpa batas. Allah menurunkan penyakit kelamin yang tidak ada obatnya. Saat manusia terfokus pada nafsu kuliner tanpa batas, Allah menurunkan penyakit yang disebabkan oleh makan dan minum yang berlebihan.
Yang bernafsu dengan kekuasaan dan kehendaknya. Muncullah kediktatoran dan totaliter. Maka akan muncullah konflik, gerakan perlawanan dan kekacauan. Bagaimana agar terhindar dari semua hiruk-pikuk gelombang keresahan di dunia? Alihkan fokus hidup. Reformasi total fokus hidup.
Bagaimana agar hidup senantiasa ada penolong dan pelindungnya? Semua karya dan aktivitas dunia bukan untuk sematan pujian, kebanggaan dan kepemilikan, tetapi agar seluruhnya kembali kepada Allah. Saat fokus hidup adalah Allah, maka tak ada yang ditakuti sebab ada penolong dan pelindung di setiap helaan nafas, yaitu Allah.
0 komentar: